Jangan Bertawakkal Pada Matamu,Tapi Pada Allah..


Di Mesir ada seorang pemuda bernama Abbas Assisi. Suatu hari ia bersilaturahim dengan Syaikh Hasan Al Banna pendiri organisasi Ikhwanul Muslimin, keduanya kemudian bercakap-cakap dan Syaikh Al Banna menanyakan apa rencana Abbas Assisi selanjutnya. Asisi yang baru menyelesaikan pendidikan menengahnya menjelaskan apa yang menjadi rencananya.
Lalu Al Banna berkata: ”mengapa kamu tidak mencoba untuk masuk kemiliteran (menjadi tentara)?"

“Saya punya masalah dengan mata saya” jawab Asisi, ”saya takut tak bisa lulus dalam ujian menembak”

“Tak apa,bertawakallah pada Allah”kata Syaikh Al Banna.

“Bagaimana saya akan bertawakal kepada Allah, sementara saya mengetahui ada masalah dengan mata saya?

“Justru itu”jawab Al Banna” Bertawakkalah kepada Allah, kalau matamu sehat, boleh jadi kamu akan bertawakal kepada matamu”.

Abbas Asisi mengikuti saran Al Banna, ia masuk kemiliteran, saat mengikuti ujian menembak, hatinya kembali diliputi keraguan,tapi ia ingat pesan gurunya itu, maka ia berusaha maksimal dan menyerahkan kepada Allah saja, ternyata ia lulus sebagai peserta terbaik dalam ujian menembak itu.

Saudaraku... Ada pelajaran penting dari cerita ini, Syaikh Al Banna mengingatkan Abbas Asisi, Jika matanya sehat boleh jadi ia akan bertawakal pada matanya bukan kepada Allah.

Inilah yang sering terjadi pada kebanyakan manusia... Ketika ia dalam kondisi baik dan mampu,sering tanpa sadar merasa bahwa apa yang diperolehnya sekarang yang membuat dirinya berhasil,adalah berdasarkan buah dari kemampuan dirinya,

Ia menjadi sombong seperti Qarun yang mengklaim kekayaanya adalah hasil dari kepandaian dan kemampuannya sendiri tanpa ada campur tangan Allah.

Padahal mudah bagi Allah menghancurkan seseorang semudah Allah memuliakan Sesorang.

Dan ketika kita ditimpa kegagalan, kita menjadi mudah putus asa, kita mengeluh pada Allah, bahwa semuanya sudah kita penuhi, tapi mengapa juga masih mengalami kegagalan. Kita lupa bahwa Allahlah yang menentukan segala sesuatu,dan bisa jadi ketentuan Allah berbeda dengan keinginan kita, apa yang ditetapkan Allahlah yang bakal terjadi.

Nasihat Syaikh Al Banna,juga menyadarkan kita,bila kita mempunyai kemampuan terbatas atau tubuh yang tidak sempurna, tidak menjadi halangan buat kita untuk terus berusaha mencapai apa yang kita cita-citakan. Kita tetap terus berusaha dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.bertawakallah kepada Allah dalam beramal, maka jiwa kita akan tenang.

Bertawakallah kepada Allah, boleh jadi kita akan terkejut dan tersenyum melihat hasilnya, Kalau Allah berkehendak, apa yang kita rencanakan bisa saja berhasil,walaupun mungkin kelihatan mustahil.

إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ ما بِقَومٍ حَتّىٰ يُغَيِّروا ما بِأَنفُسِهِم


“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11

.::.
Tulisan-tulisan Almarhum Syaikh Abbas Assisi (1339 - 1425 H) antara lain: tulisan-tulisannya, ath-Thariq ila al-Qulub (Jalan Menuju Hati), Da'wah ilallahi Hubb, al-Hubb fillah Risalah, adz-Dzauq Suluk ar-Ruh dan lain-lain.

Comments

Popular posts from this blog