Mengenal Ibadah Haji dan Umrah

 

 

Saat Tiba di Miqat

Dzulhulaifah (sekarang disebut Abyar Ali) yang merupakan miqat penduduk Madinah dan negeri-negeri yang searah dengannya

Miqat untuk seluruh penduduk dunia sesuai dengan arahnya

Ada beberapa perkara yang dikerjakan pada saat tiba di miqat, yaitu :

1. Mandi.

2. Memakai wewangian.

3. Memakai pakaian ihram bagi laki-laki yaitu dua lembar kain yang digunakan untuk menutupi bagian bawah (izaar) dan bagian atas tubuh (ridaa').

Adapun wanita, berihram dengan tetap mengenakan pakaian yang menutup seluruh tubuhnya dan tidak mengenakan niqab (cadar), burqu' (purdah) atau kaos tangan.

4. Berniat dalam hati dan mengucapkan :

اللهم لبيك عمرة

“Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu untuk berumrah”; dan dilanjutkan dengan membaca talbiyah :

لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، إن الحمد و النعمة لك و الملك، لا شريك لك

“Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah; aku penuhi panggilanmu… Aku penuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu… Sesungguhnya segala pujian dan kenikmatan adalah milik-Mu dan (demikian juga) kerajaan; tidak ada sekutu bagi-Mu”.



>> Disunnahkan memperbanyak bacaan talbiyah selama dalam perjalanan dari miqat menuju ke kota Makkah al Mukarramah.




Saat tiba di Makkah dan sebelum Memasuki Baitullah al Haram



1. Disunnahkan untuk mandi sebelum memasuki Makkah jika memungkinkan.

2. Saat memasuki al Masjid al Haram, Anda mendahulukan kaki kanan dan mengucapkan :

بسم الله و الصلاة و السلام على رسول الله، اللهم افتح لي أبواب رحمتك

“Dengan nama Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah; ya Allah, bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu”.

3. Anda berhenti bertalbiyah saat tiba di Ka’bah sebelum masuk kepada thawaf.



4. Ber-idhthiba’ saat melakukan thawaf bagi kaum laki-laki, yaitu dengan menjadikan bagian tengah kain di bawah ketiak kanan dan meletakkan kedua ujung kain dilingkarkan diatas pundak kiri. Dengan demikian, bahu kanan terlihat dan ini hanya dilakukan saat thawaf saja, tidak dilakukan sebelum atau sesudahnya sebagaimana yang banyak dilakukan oleh jamaah haji.






Mencium al Hajar al Aswad



Saat akan memulai thawaf, disunnahkan terlebih dahulu menuju ke al Hajar al Aswad; menyentuhnya dengan tangan Anda dan menciumnya sambil mengucapkan : “Bismillaahi, Allaahu akbar”.

Atau, jika tidak mungkin melakukannya karena kepadatan dan sebagainya, Anda cukup berisyarat kepadanya dengan tangan kanan sambil mengucapkan “Bismillaahi, Allaahu akbar”.

No. 1 adalah al Hajar al Aswad dan no. 9 adalah Rukun Yamani

>> Setiap kali Anda berpapasan sejajar dengan al Hajar al Aswad pada saat thawaf, sentuhlah dia dengan tangan dan ciumlah atau cukup dengan berisyarat sambil mengucapkan “Bismillaahi, Allaahu akbar”.




Thawaf

Thawaf yaitu berkeliling dari al Hajar al Aswad hingga kembali lagi ke al Hajar al Aswad sebanyak tujuh putaran.



1. Berlari-lari kecil dengan saling mendekatkan langkah kaki pada tiga putaran pertama dalam thawaf.

2. Setelah itu berjalan biasa pada putaran thawaf yang tersisa sambil berdzikir kepada Allah, berdoa atau membaca al Quran.

3. Menyentuh/ mengusap ar Rukn al Yamaani dengan tangan kanan sambil mengucapkan : “Bismillaahi, Allahu akbar”. Kalau tidak memungkinkan bagi Anda untuk memegangnya, maka Anda tetap berlalu tanpa harus melakukan apa-apa saat melewati rukun tersebut.





4. Saat berjalan antara ar Rukn al Yamaani dan al Hajar al Aswad, Anda membaca doa :

ربنا آتنا فى الدنيا حسنة و فى الآخرة حسنة و قنا عذاب النار






Menuju Maqam Ibrahim

1. Jika Anda telah selesai dari thawaf, maka berjalanlah menuju ke Maqam Ibrahim sambil membaca :

و اتخذوا من مقام إبراهيم مصلى

“Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim sebagai tempat shalat”.

2. Kemudian shalatlah dua rakaat di belakang Maqam jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan, Anda bisa shalat di bagian mana saja dari Masjid. Disunnahkan membaca surat “al Kaafiruun” pada rakaat pertama dan surat “al Ikhlas” pada rakaat kedua.



>> Setelah itu, Anda kembali ke al Hajar al Aswad dan mengusapnya jika memungkinkan.




Sa’i antara Shafa dan Marwah

Kemudian Anda menuju ke bukit Shafa.



1. Jika telah dekat dengan Shafa, bacalah firman Allah Ta’ala :

إن الصفا و المروة من شعائر الله، فمن حج البيت أو اعتمر فلا جناح عليه أن يطوف بهما، فمن تطوع خيرا فهو خير له، فإن الله شاكر عليم

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebaikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al Baqarah ayat 158); dan mengucapkan :

نبدأ بما بدأ الله به

“Kami memulai dengan apa yang telah dimulai oleh Allah”.

2. Kemudian naik ke Shafa, menghadap kiblat dan mengucapkan :

الله أكبر الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك و له الحمد، يحيي و يميت و هو على كل شيئ قدير، لا إله إلا الله، أنجز وعده، و نصر عبده، و هزم الأحزاب وحده

“Allahu akbar (3x), tiada ilaah (yang hak) selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya segala pujian. Yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Tiada ilaah selain Allah. Yang telah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan pasukan Ahzab dengan sendiri-Nya”.

Zikir ini disunnahkan diulangi tiga kali dan kemudian berdoa apa saja yang diinginkan.

3. Melakukan sa’i sebanyak tujuh putaran. Dari Shafa menuju Marwah satu putaran, dan dari Marwah menuju Shafa satu putaran. Disunnahkan memperbanyak doa dan zikir saat melakukan sa’i.



4. Saat melintas diantara dua tanda hijau, disunnahkan untuk berlari kencang bagi laki-laki karena itulah dahulu dasar lembah diantara kedua bukit tersebut. Dan hal ini berulang setiap melintas pada saat sa’i baik dari Shafa ke Marwah atau sebaliknya dan hanya berlaku untuk kaum laki-laki saja.





5. Saat tiba di Marwah, Anda naik ke atasnya, menghadap kiblat dan mengucapkan zikir sebagaimana yang dibaca saat berada di atas Shafa dan berdoa apa saja yang disukai.




Tahallul dari Umrah

Selesai sa’i, laki-laki menggunduli seluruh rambutnya (al Halq) atau memotong pendek seluruh bagian rambut di kepalanya (at Taqshir). Menggunduli kepala lebih afdhal dalam pahala kecuali jika waktu haji sudah sangat dekat, maka memendekkan rambut lebih utama dan menyisakan sebagian rambutnya untuk ibadah haji.

Adapun perempuan, diperintahkan untuk mengumpulkan seluruh rambutnya dan memotong ujung rambutnya sekedar ruas ujung jari.



Dengan demikian, selesailah manasik umrah dan dihalalkan kembali segala perkara yang telah diharamkan saat sedang berihram.

Pada bagian pertama, kami telah menjelaskan tata cara umrah. Kesempatan kali ini, kami akan membahas secara ringkas tentang tata cara haji. Perlu diketahui bahwa apa yang kami jelaskan dalam catatan ini adalah jenis haji tamattu' yang diamalkan oleh jamaah haji Indonesia dan umumnya kaum muslimin di seluruh dunia. Semoga bermanfaat, dan kita mulai perjalanan haji kita dari Hari Tarwiyah, yaitu tanggal 8 Dzulhijjah ;


Hari ke 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah)

1. Disunnahkan untuk mandi.

2. Memakai wewangian.

3. Mengenakan pakaian ihram, yaitu dua lembar pakaian yang ditutupkan pada bagian atas tubuh (ridaa’) dan bagian bawahnya (izaar).




4. Kemudian Anda berniat dalam hati untuk menunaikan haji dan mengucapkan :
لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، إن الحمد و النعمة لك و الملك لا شريك لك




Disunnahkan memperbanyak talbiyah dan segera menuju ke Mina.

>> Saat berada di Mina, Anda dan seluruh jamaah haji melaksanakan shalat Dzhuhur pada waktunya dengan qashar (2 rakaat), shalat Ashar pada waktunya dengan qashar, shalat Maghrib 3 rakaat pada waktunya di malam ke 9 Dzulhijjah, shalat Isya’ pada waktunya dengan qashar di malam yang sama dan shalat Shubuh 2 rakaat pada waktunya di hari ke 9 Dzulhijjah.




Catatan : Sunnah ini ternyata telah diabaikan oleh penanggung jawab haji Indonesia. Karenanya, Anda akan dapatkan tenda-tenda jamaah haji Indonesia di Mina kosong dari jamaah pada hari Tarwiyah.
Benar bahwa hukumnya sunnah menurut jumhur ulama, tapi apakah pantas kita meninggalkan sebuah sunnah yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hajinya? Sementara beliau telah bersabda :

خذوا خني مناسككم

Ambillah dariku manasik-manasik kalian!”. (HR. Muslim)



> Hari ke 9 Dzulhijjah (Hari Arafah)

1. Setelah terbitnya matahari, Anda menuju ke Arafah dengan memperbanyak talbiyah.

لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، إن الحمد و النعمة لك و الملك لا شريك لك

2. Anda melakukan shalat Dzuhur dan Ashar dengan mengqashar dan menjama’ sekaligus di waktu Dzuhur dengan satu adzan dan dua iqamah.




3. Wuquf di Arafah sampai terbenamnya matahari hukumnya wajib bagi orang yang melakukannya di siang hari.

4. Sangat dianjurkan pada hari Arafah untuk memperbanyak dzikir dan doa dengan menghadap kiblat sampai terbenamnya matahari.




Disunnahkan juga memperbanyak ucapan :

لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك و له الحمد يحيي و يميت و هو على كل شيئ قدير

5. Setelah matahari terbenam pada hari itu, Anda bertolak menuju ke Muzdalifah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa sambil tetap memperbanyak talbiyah.

لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، إن الحمد و النعمة لك و الملك لا شريك لك





> Tiba di Muzdalifah (Hari ke 9, di malam ke 10)

1. Yang pertama kali Anda lakukan saat tiba di Muzdalifah adalah shalat Maghrib 3 rakaat dan Isya’ 2 rakaat secara jama’ dengan satu adzan dan dua iqamah.

2. Kemudian Anda mabit (bermalam) sepanjang malam tersebut, dan dibolehkan bagi orang-orang lemah untuk bertolak lebih dahulu meninggalkan Muzdalifah di akhir malam.

3. Mabit di Muzdalifah hukumnya wajib.




4. Pada saat fajar, Anda melaksanakan shalat Shubuh di awal waktu.

5. Setelah itu, memperbanyak dzikir, takbir dan doa sambil menghadap kiblat di Al Masy’ar al Haram jika memungkinkan atau di tempat mana saja di Muzdalifah hingga langit terang sebelum terbitnya matahari.





> Hari ke 10 Dzulhijjah (Yaum/ hari an Nahr, yaitu hari Idul Adha)

1. Anda bertolak dari Muzdalifah menuju Mina saat hari sudah terang sebelum matahari terbit sambil tetap memperbanyak talbiyah.

لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شريك لك لبيك، إن الحمد و النعمة لك و الملك لا شريك لك

2. Kemudian melempar Jumrah al Aqabah di Mina (atau tepatnya perbatasan Mina dan Makkah) setelah terbitnya matahari dan menghentikan talbiyah.






3. Setelahnya adalah menyembelih hewan qurban sambil membaca :

بسم الله و الله أكبر، اللهم هذا منك و لك، اللهم تقبل مني

“Dengan nama Allah, Allah Maha Besar.. Ya Allah, ini dari-Mu dan untuk-Mu.. Ya Allah, terimalah dariku”




4. Amalan lain yang dilakukan pada hari ini adalah mencukur habis rambut (al halq) bagi laki-laki atau memendekkan seluruhnya (at taqshir), dan mencukur habis rambut (al halq) lebih afdhal dan lebih besar pahalanya.

Wanita memotong ujung rambutnya sebagaimana yang telah dijelaskan dalam pembahasan tentang umrah.




5. Setelah melempar Jumrah al Aqabah dan mencukur rambut, maka orang yang berhaji telah melakukan tahallul awal (tahallul yang pertama). Yaitu telah halal baginya melakukan segala hal yang terlarang saat melakukan ihram kecuali menggauli istri. Karenanya, dia sudah boleh berpakaian, memakai wewangian dan lain-lain yang selain menggauli istrinya.

6. Kemudian Anda boleh pergi ke Makkah untuk melakukan Thawaf Ifadhah dan melakukannya sama seperti saat thawaf umrah. Hanya saja, tidak disunnahkan berlari-lari kecil pada thawaf Ifadhah. Cukup dengan berjalan biasa.




7. Setelah thawaf, Anda minum air Zam-zam.

8. Kemudian melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah. Tata caranya sama dengan sa’i yang dilakukan saat umrah.




Dengan amalan Thawaf Ifadhah tersebut, maka terjadilah tahallul tsani (tahallul kedua) dan dihalalkan segala sesuatu yang diharamkan saat ihram termasuk menggauli istri.

>> Catatan : Thawaf Ifadhah dan sa’i ini boleh ditunda ke hari-hari Tasyriq, walaupun yang afdhal dilakukan pada hari an Nahr sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.


> Hari ke 11, 12 dan 13 Dzulhijjah (Hari-hari Tasyriq)

Amalan yang dilakukan pada hari-hari ini adalah mabit (bermalam) di Mina dan melempar tiga Jamrah.




1. Anda melempar tiga Jamarat setelah tergelincirnya matahari di waktu Dzhuhur pada hari ke 11, 12 Dzulhijjah bagi seluruh jamaah haji dan hari ke 13 Dzulhijjah bagi yang tidak bersegera keluar dari Mina pada hari sebelumnya dan tetap tinggal pada hari tersebut.




2. Ukuran batu atau kerikil yang digunakan adalah seperti yang terlihat pada gambar. Tidak besar dan tidak juga terlalu kecil; dan kita dilarang untuk bersikap ghuluw (ekstrim) dalam masalah batu ini.




3. Anda memulai dengan melontar jamrah pertama (Jamrah ash Shugra, yang dekat ke arah Masjid al Khaif); melontar dengan tujuh buah batu kecil dan bertakbir setiap kali melontar satu buah batu.

4. Setelah itu Anda menghadap kiblat, menjadikan Jamrah di sebelah kiri Anda (jika memungkinkan, hukumnya sunnah saja) dan memperbanyak doa.




5. Kemudian Anda melontar jamrah kedua (yaitu Jamrah al Wustha) dengan tujuh buah batu dan bertakbir pada setiap lontaran.

6. Setelah itu Anda menghadap kiblat, menjadikan jamrah di sebelah kanan Anda dan memperbanyak doa.

7. Yang terakhir, Anda melontar Jamrah al Aqabah dengan tujuh buah batu, dan setelahnya Anda pergi dan tidak perlu berhenti untuk berdoa.



> Thawaf Wada’

Setelah menyelesaikan seluruh manasik haji yang disebutkan diatas, masih tersisa satu amalan yang mesti dilakukan saat akan meninggalkan kota Makkah, yaitu melakukan Thawaf Wada’ atau thawaf perpisahan.

Tata caranya sama dengan yang dilakukan pada Thawaf Ifadhah, tanpa ada lari-lari kecil dan sudah berpakaian biasa sebagaimana yang kita kenakan sehari-hari.




Dengan ini, selesailah seluruh ritual manasik umrah dan haji. Semoga Allah menerima ibadah haji saudara-saudara kita yang telah dan akan menunaikannya, dan semoga Dia berkenan memberikan kesempatan kepada Anda yang belum berkesempatan untuk menunaikannya. Amin.

و صلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه و سلم

Comments

Popular posts from this blog