KEMATIAN











Kematian merupakan suatu proses yang pasti akan dilalui setiap makhluk hidup. Tapi kapan kematian itu akan dilalui, hanya ALLAH SWT saja yang maha mengetahuinya. Yang jelas, kematian yang dirasakan seseorang tidak sama dengan orang lain. Waktu dan penyebabnya sangat beragam, apalagi keadaan manusia setelah kematian juga bermacam-macam. Begitulah ALLAH SWT berkehendak. Semua yang menimpa manusia di saat-saat kematian, sangat tergantung dari bagaimana manusia tatkala menjalani kehidupannya di dunia.

Bagi orang yang mengalami sakaratul maut, sebelum ruhnya sampai di tenggorokan, ALLAH SWT berkenan membukakan baginya alam malakut (alamnya para malaikat). Jika seandainya lidah orang yang sedang sakaratul maut mampu berucap, niscaya ia akan berbicara tentang keberadaan para malaikat. Tetapi kebanyakan keinginan bicara dari apa yg dilihatnya pada saat itu, hanya ia simpan dalam dirinya sendiri. Lidah terasa kaku sehingga terasa sulit untuk mengucapkannya.

Malaikat tersebut menarik ruh dari ruas dan ujung jari sehingga ruh akan telepas dari jasad laksana hilangnya kotoran mata karena sentuhan air. Orang yang durhaka, ruhnya akan terlepas laksana panggangan yang ditarik dari benang wol yang basah. Orang tersebut menyangka kalu perutnya penuh dengan duri, seakan-akan jiwanya dikeluarkan lubang jarum, sehingga terasa sesak dan seakan-akan langit bersatu dengan bumi sedangkan ia berada di antara keduanya.


Nabi Muhammad saw., pernah bersabda,


Sungguh sakaratul maut itu lebih dahsyat dari tebasan 300 pedang. 


Maka ketika sedang terjadi proses sakaratul maut, keringat bercucuran membasahi tubuh, matanya mendelik, puncak hidungnya terasa memanjang, tulang-tulang iganya terangkat, jasadnya menegang dan warna kulitnya menguning.


Pernah ketika istri Rasulullah saw., Aisyah memeriksa Rasulullah di saat sakaratnya, sedangkan Nabi pada saat itu sedang berbaring di kamarnya. Berlinang airmata Aisya sambil berkata, “Diriku tebusan sesuatu yang menyedihkanmu dari ketakutan dan kesakitan. Engkau tidak pernah tersentuh jin sebelum inidan tidak ada rasa takut di wajahmu. Mengapa kini aku melihat sesuatu seperti celupan yang terendam. Jika orang mati memancarkan cahaya, maka cahaya-cahaya wajahmu kini pun telah memancar.”


Jika ruh seseorang sudah sampai ke hati, lidah orang tesebut akan terkunci, tidak dapat berbicara dan ia tidak dapat berucap ketika ruhnya telah terkumpul di dadanya. Sungguh keadaan yang tidak akan bisa dirasakan sebelum menjalaninya sendiri. Mengapa hal ini bisa terjadi?


Hal ini bisa terjadi karena dua hal. Pertama, kejadian ini merupakan kejadian yang sangat besar sehingga dadanya telah sempit sebab ruh terkumpul di situ. Kedua, karena rahasia yang terkandung di dalam gerakan suara yang keluar dari lisan berasal dari hawa panas tubuh. Namun ketika hawa panas dalam tubuh menghilang, maka ia tidak dapat berbicara lagi. Keadaan tubuh pada saat sakaratul maut hanya akan mengalami dua keadaan, yaitu menegang dan keadaan dingin, karena ia telah kehilangan hawa panas tubuh. Pada akhirnya, keadaan pada sat itulah yang menyebabkan mengapa keadaan orang yg meninggal berbeda-beda.


Ketika meninggal, keadaan yang dialami manusia sangat beragam. Ada yang meninggal dalam keadaan tersenyum, terasa cepat tanpa menimbulkan rasa sakit. Terkadang ada pula yang meninggal dalam keadaan yang menyedihkan, sehingga membuat orang yg melihatnya merasa iba dan ketakutan. Sulit atau mudahnya ruh keluar dari jasad, tergantung dari amal yang dilakukan manusia ketika hidup di dunia.


Apabila orang yang mati sedang air ludahnya terus mengalir, mengerut dua bibirnya, menghitam wajahnya dan menguning dua matanya, maka itulah tanda-tanda bahwa ia orang yang sengsara, karena pada saat itu terlihat baginya hakikat kesengsaraan di akhirat nanti. Namun bila si mayit mengering mulutnya dan seakan-akan dia sedang tertawa, wajahnya berseri, matanya terkatup, maka tanda-tanda bahwa ia orang yang akan mendapatkan kesenangan di akhirat, karena pada saat itu ia telah melihat hakikat kemuliaan dirinya.


Para ahli ilmu kalam berpendapat bahwa hidup itu bukanlah ruh. Artinya, hidup itu gabungan antara jasad dan ruh. Jika ruh yang sedang dicabut sampai di tenggorokan, maka pada saat itulah akan muncul godaan dari iblis. Pada saat itu iblis mengutus pembantunya menggoda manusia yang sedang sakaratul maut. Mereka datang dengan rupa orang-orang yang dicintai yang biasa menasehatinya di dunia, seperti rupa ayahnya, ibunya, saudaranya maupun teman karibnya.


Saat itu iblis menyebut aqidah semua agama. Ketika itu, ALLAH SWT hanya akan menyimpangkan hati seseorang yang diinginkannya. Tetapi jika ALLAH SWT menginginkan si hamba mendapat hidayah dan ketetapan hati, maka pada saat manusia menjalani sakaratul maut, ALLAH SWT akan mengutus padanya malaikat Jibril untuk mengusir iblis darinya dan menjaganya dari aqidah yang rusak serta mendampinginya untuk kemudian bisa wafat dalam keadaan fitrah Islam.


Ketika ruh sudah di ambang pintu keluar dari jasad, semua panca indera manusia tidak akan dapat berfungsi lagi, kecuali indera pendengaran. Ketika ruh terlepas dari hati, ia akan merusak pandangan mata. Sedangkan pendengarannya belum hilang hingga ruh terlepas dari jasad. Karena itu Rasulullah saw. bersabda,


Talkinkanlah orang yang akan mati dari kalian dengan dua kalimat syahadat, yaitu tiada Tuhan selain ALLAH dan Muhammad adalah utusan ALLAH.


Anjuran untuk men-talkin-kan pada saat sakaratul maut (membantu mengarahkan menyebut dua kalimat syahadat) sangat membantu si mayit dalam sakaratnya. Meskipun semua panca inderanya sudah tidak dapat berfungsi lagi, tetapi pendengarannya masih berfungsi, sehingga ia akan dapat mendengar suara orang-orang yang berada di sekelilingnya. Dengan bantuan talkin tersebut, bisa saja si mayit akan selalu teringat kepada ALLAH SWT, sehingga ia menolak semua ajakan iblis yang mencoba untuk menjerumuskannya pada saat sakaratul maut. Tetapi hanya ALLAH SWT saja yang Maha Mengetahui dan Maha Berkehendak tentang keadaan manusia ketika sekaratnya.


Begitulah hakikat dari kematian yang akan menimpa setiap makhluk ciptaan ALLAH SWT. Begitu dahsyatnya kematian itu terjadi, sehingga mau tidak mau kita harus selalu mendekatkan diri kepada ALLAH SWT serta memperbanyak amal kebaikan.


Kematian adalah peringatan ALLAH SWT kepada makhluk-NYA agar selalu dapat mengambil pelajaran darinya. Hanya kepada ALLAH lah kita menyembah dan hanya kepada ALLAH pula lah kita memohon pertolongan. Semoga ALLAH SWT berkenan memudahkan kematian kita dan mengaruniakan kepada kita khusnul khotimah, amin.
 — with Abdun Nasir and 19 others.

Comments

Popular posts from this blog