SHALAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD SAW
A’uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Wash-shalaatu was-salaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin, Sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa Shahbihi ajma’iin.
"Sesungguhnya
Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya.." (QS. 33: 56)
Arti Shalawat
SHALAWAT bentuk jamak dari kata salla atau salat yang berarti: doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah.
Arti
bershalawat dapat dilihat dari pelakunya. Jika shalawat itu datangnya
dari Allah Swt. berarti memberi rahmat kepada makhluk. Shalawat dari
malaikat berarti memberikan ampunan. Sedangkan shalawat dari orang-orang
mukmin berarti suatu doa agar Allah Swt. memberi rahmat dan
kesejahteraan kepada Nabi Muhammad Saw. dan keluarganya.
Shalawat
juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak atau
kepentingan bersama. Sedangkan shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan
hamba atas ketundukannya kepada Allah Swt., serta mengharapkan pahala
dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad Saw., bahwa orang
yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik
shalawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan (ucapan).
Hukum Bershalawat
Para
ulama berbeda pendapat tentang perintah yang dikandung oleh ayat
"Shalluu 'Alayhi wa Sallimuu Tasliimaan (bershalawatlah kamu untuknya
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya)," apakah untuk sunnat
apakah untuk wajib.
Kemudian
apakah shalawat itu fardlu 'ain ataukah fardlu kifayah. Kemudian apakah
membaca shalawat itu setiap kita mendengar orang menyebut namanya
ataukah tidak.
Asy-Syafi'i
berpendapat bahwa bershalawat di dalam duduk akhir di dalam sembahyang,
hukumnya fardlu. Jumhur ulama berpendapat bahwa shalawat itu adalah
sunnat.
Kata
Al-Syakhawi : "Pendapat yang kami pegangi ialah wajibnya kita membaca
shalawat dalam duduk yang akhir dan cukup sekali saja dibacakan di dalam
suatu majelis yang di dalam majelis itu berulang kali disebutkan nama
Rasul.
Al-Hafizh
Ibn Hajar Al-Asqalani telah menjelaskan tentang madzhab-madzhab atau
pendapat-pendapat ulama mengenai hukum bershalawat dalam kitabnya "Fath
al-Bari", sebagaimana di bawah ini.
Para ulama yang kenamaan, mempunyai sepuluh macam madzhab (pendirian) dalam masalah bershalawat kepada Nabi Saw.:
Pertama,
madzhab Ibnu Jarir Al-Thabari. Beliau berpendapat, bahwa bershalawat
kepada Nabi, adalah suatu pekerjaan yang disukai saja.
Kedua,
madzhab Ibnu Qashshar. Beliau berpen-dapat, bahwa bershalawat kepada
Nabi suatu ibadat yang diwajibkan. Hanya tidak ditentukan qadar
banyaknya. Jadi apabila seseorang telah bershalawat, biarpun sekali
saja. Terlepaslah ia dari kewajiban.
Ketiga,
madzhab Abû Bakar Al-Razi dan Ibnu Hazmin. Beliau-beliau ini
berpendapat, bahwa bershalawat itu wajib dalam seumur hidup hanya
sekali. Baik dilakukan dalam sembahyang, maupun di luarnya. Sama
hukumnya dengan mengucapkan kalimat tauhid. Selain dari ucapan yang
sekali itu hukumnya sunnat.
Keempat,
madzhab Al-Imâm Al-Syafi'i. Imam yang besar ini berpendapat, bahwa
shalawat itu wajib dibacakan dalam tasyahhud yang akhir, yaitu antara
tasyahhud dengan salam.
Kelima,
madzhab Al-Imâm Asy-Sya'bi dan Ishaq. Beliau-beliau ini berpendapat,
bahwa shalawat itu wajib hukumnya dalam kedua tasyahud, awal dan akhir.
Keenam,
madzhab Abu Ja'far Al-Baqir. Beliau ini berpendapat, bahwa shalawat itu
wajib dibaca di dalam sembahyang. Cuma beliau tidak menentukan
tempatnya. Jadi, boleh di dalam tasyahhud awal dan boleh pula di dalam
tasyahhud akhir.
Ketujuh,
madzhab Abû Bakar Ibnu Bakir. Beliau ini berpendapat, bahwa shalawat
itu wajib kita membacanya walaupun tidak ditentukan bilangannya.
Kedelapan, madzhab Al-Thahawi dan segolongan ulama Hanafiyah. Al-Thahawi berpendapat bershalawat itu diwajibkan pada tiap-tiap kita mendengar orang menyebut nama Muhammad. Paham ini di ikuti oleh Al-Hulaimî dan oleh segolongan ulama Syafi'iyyah.
Kesembilan,
madzhab Al-Zamakhsyari. Al-Zamakhsyari berpendapat, bahwa shalawat itu
dimustikan pada tiap-tiap majelis. Apabila kita duduk dalam suatu
majelis, wajiblah atas kita membaca Shalawat kepada Nabi, satu kali.
Kesepuluh,
madzhab yang dihikayatkan oleh Al-Zamkhsyari dari sebagian ulama
Madzhab ini berpendapat bahwa bershalawat itu diwajibkan pada tiap-tiap
kita berdoa.
Untuk
mengetahui manakah paham yang harus dipegang dalam soal ini, baiklah
kita perhatikan apa yang telah diuraikan oleh Al-Imam Ibn Al-Qayyim
dalam kitabnya Jalaul Afham, katanya :
"Telah bermufakat semua ulama Islam atas wajib bershalawat kepada Nabi, walaupun mereka berselisih tentang wajibnya di dalam sembahyang. Segolongan ulama tidak mewajibkan bershalawat di dalam sembahyang. Di antaranya ialah, Al-Thahawi, Al-Qadhi al-'Iyad dan Al-Khaththabi. Demikianlah pendapat para fuqaha selain dari Al-Syafi'i."
"Telah bermufakat semua ulama Islam atas wajib bershalawat kepada Nabi, walaupun mereka berselisih tentang wajibnya di dalam sembahyang. Segolongan ulama tidak mewajibkan bershalawat di dalam sembahyang. Di antaranya ialah, Al-Thahawi, Al-Qadhi al-'Iyad dan Al-Khaththabi. Demikianlah pendapat para fuqaha selain dari Al-Syafi'i."
Dengan uraian yang panjang Al-Imam Ibn Al-Qayyim membantah paham yang tidak mewajibkan shalawat kepada Nabi SAW. di dalam sembahyang dan menguatkan paham Al-Syafi'i yang mewajibkannya.
Al-Imam
Ibn Al-Qayyim berkata: "Tidaklah jauh dari kebenaran apabila kita
menetapkan bahwa shalawat kepada Nabi itu wajib juga dalam tasyahhud
yang pertama. Cuma hendaklah shalawat dalam tasyahhud yang pertama,
diringkaskan. Yakni dibaca yang pendek.
Maka
apabila kita renungkan faham-faham yang telah tersebut itu, nyatalah
bahwa bershalawat kepada Nabi itu disuruh, dituntut, istimewa dalam
sembahyang dan ketika mendengar orang menyebut nama Nabi Muhammad Saw.
Berkata
Al-Faqih Ibn Hajar Al-Haitami dalam Al-Zawajir: "Tidak bershalawat
kepada Nabi Muhammad Saw. ketika orang menyebut namanya, adalah
merupakan dosa besar yang keenampuluh."
"Apakah
tidak lebih baik saya khabarkan kepadamu tentang orang yang dipandang
sebagai manusia yang sekikir-kikirnya? Menjawab sahabat : Baik benar, ya
Rasulullah. Maka Nabi-pun bersabda : Orang yang disebut namaku
dihadapannya, maka ia tidak bershalawat kepadaku, itulah manusia yang
sekikir-kikirnya." (HR. At-Tirmidzi dari 'Ali).
"Kaum
mana saja yang duduk dalam suatu majelis dan melamakan duduknya dalam
majelis itu, kemudian mereka bubar dengan tidak menyebut nama Allah dan
tidak bershalawat kepada Nabi, niscaya mereka menghadapi kekurangan dari
Allah. Jika Allah meng-hendaki, Allah akan mengadzab mereka dan jika
Allah menghendaki, Allah akan memberi ampunan kepada mereka. " (HR
At-Tirmidzi).
Suatu hari Rasulullah SAW, datang dengan wajah tampak berseri-seri, dan bersabda:
"Malaikat Jibril datang kepadaku sambil berkata, "Sangat menyenangkan untuk engkau ketahui wahai Muhammad, bahwa untuk satu shalawat dari seseorang umatmu akan kuimbangi dengan sepuluh doa baginya. Dan sepuluh salam bagiku akan kubalas dengan sepuluh salam baginya." (HR.an-Nasa'i)
"Malaikat Jibril datang kepadaku sambil berkata, "Sangat menyenangkan untuk engkau ketahui wahai Muhammad, bahwa untuk satu shalawat dari seseorang umatmu akan kuimbangi dengan sepuluh doa baginya. Dan sepuluh salam bagiku akan kubalas dengan sepuluh salam baginya." (HR.an-Nasa'i)
Sabda
Rasulullah SAW: "Kalau orang bershalawat kepadaku, maka malaikat juga
akan mendoakan keselamatan yang sama baginya, untuk itu hendaknya
dilakukan, meski sedikit atau banyak." (HR. Ibnu Majah dan Thabrani).
Sabda Nabi SAW, "Manusia yang paling utama bagiku adalah yang paling banyak shalawatnya." (HR. At-Tirmidzi)
Sabdanya,
"Paling bakhilnya manusia, ketika ia mendengar namaku disebut, ia tidak
mengucapkan shalawat bagiku." (HR. At-Tirmidzi).
"Perbanyaklah shalawat bagiku di hari Jum'at" (HR. Abu Dawud).
Sabdanya,
"Sesungguhnya di bumi ada malaikat yang berkeliling dengan tujuan
menyampaikan shalawat umatku kepadaku." (HR. An-Nasa'i)
Sabdanya,
"Tak seorang pun yang bershalawat kepadaku melainkan Allah
mengembalikan ke ruhku, sehingga aku menjawab salam kepadanya." (HR. Abu
Dawud).
Tentu,
tidak sederhana, menyelami keagungan Shalawat Nabi. Karena setiap kata
dan huruf dalam shalawat yang kita ucapkan mengandung atmosfir
ruhaniyang sangat dahsyat. Kedahsyatan itu, tentu, karena posisi Nabi
Muhammad SAW, sebagai hamba Allah, Nabiyullah, Rasulullah, Kekasih Allah
dan Cahaya Allah.
Dan
semesta raya ini diciptakan dari Nur Muhammad, sehingga setiap detak
huruf dalam Shalawat pasti mengandung elemen metafisik yang luar
biasa.Mengapa kita musti membaca Shalawat dan Salam kepada Nabi,
sedangkan Nabi adalah manusia paripurna, sudah diampuni dosa-dosanya
yang terdahulu maupun yang akan datang?
Beberapa
alasan berikut ini sangat mendukung perintah Allah SWT. Nabi Muhammad
SAW adalah sentral semesta fisik dan metafisik, karena itu seluruh
elemen lahir dan batin makhluk ini merupakan refleksi dari cahayanya
yang agung. Bershalawat dan bersalam yang berarti mendoakan beliau,
adalah bentuk lain dari proses kita menuju jati diri kehambaan yang
hakiki di hadapan Allah, melalui "titik pusat gravitasi" ruhani, yaitu
Muhammad Rasulullah SAW.
Nabi
Muhammad SAW, adalah manusia paripurna. Segala doa dan upaya untuk
mencintainya, berarti kembali kepada orang yang mendoakan, tanpa
reserve.Ibarat gelas yang sudah penuh air, jika kita tuangkan air pada
gelas tersebut, pasti tumpah. Tumpahan itulah kembali pada diri kita,
limpahan Rahmat dan Anugerah-Nya melalui gelas piala Kekasih-Nya,
Muhammad SAW.
Shalawat
Nabi mengandung syafa'at dunia dan akhirat. Semata karena filosofi
Kecintaan Ilahi kepada Kekasih-Nya itu, meruntuhkan Amarah-Nya.
Sebagaimana dalam hadits Qudsi, "Sesungguhnya Rahmat-Ku, mengalahkan Murka-Ku."
Siksaan Allah tidak akan turun pada ahli Shalawat Nabi, karena kandungan kebajikannya yang begitu par-exellent.Shalawat Nabi, menjadi tawasul bagi perjalanan ruhani umat Islam. Getaran bibir dan detak jantung akan senantiasa membubung ke alam Samawat (alamruhani), ketika nama Muhammad SAW disebutnya. Karena itu, mereka yang hendak menuju kepada Allah (wushul) peran Shalawat sebagai pendampingnya, karena keparipurnaan Nabi itu menjadi jaminan bagi siapa pun yang hendak bertemu dengan Yang Maha Paripurna.
Sebagaimana dalam hadits Qudsi, "Sesungguhnya Rahmat-Ku, mengalahkan Murka-Ku."
Siksaan Allah tidak akan turun pada ahli Shalawat Nabi, karena kandungan kebajikannya yang begitu par-exellent.Shalawat Nabi, menjadi tawasul bagi perjalanan ruhani umat Islam. Getaran bibir dan detak jantung akan senantiasa membubung ke alam Samawat (alamruhani), ketika nama Muhammad SAW disebutnya. Karena itu, mereka yang hendak menuju kepada Allah (wushul) peran Shalawat sebagai pendampingnya, karena keparipurnaan Nabi itu menjadi jaminan bagi siapa pun yang hendak bertemu dengan Yang Maha Paripurna.
Muhammad,
sebagai nama dan predikat, bukan sekadar lambang dari sifat-sifat
terpuji, tetapi mengandung fakta tersembunyi yang universal, yang ada
dalamJiwa Muhammad SAW. Dan dialah sentral satelit ruhani yang
menghubungkan hamba-hamba Allah dengan Allah. Karena sebuah penghargaan
Cinta yang agung, tidak akan memiliki nilai Cinta yang hakiki manakala,
estetika di balik Cinta itu, hilang begitu saja. Estetika Cinta Ilahi,
justru tercermin dalam Keagungan-Nya, dan Keagungan itu ada di balik
desah doa yang disampaikan hamba-hamba-Nya buat Kekasih-Nya.
Para
sufi memberikan pengajaran sistematis kepada umat melalui Shalawat Nabi
itu sendiri. Dan Shalawat Nabi yang berjumlah ratusan macam itu, lebih
banyak justru dari ajaran Nabi sendiri. Model Shalawat yang diwiridkan
para pengikut tarekat, juga memiliki sanad yang sampai kepada Nabi SAW.
Oleh sebab itu, Shalawat adalah cermin Nabi Muhammad SAW yang memantul
melalui jutaan bahkan milyaran hamba-hamba Allah bahkan bilyunan para
malaikat-Nya.
DIBAWAH INI ADALAH BEBERAPA MACAM SHOLAWAT DAN FADHILAHNYA
SHOLAWAT PENYEMBUHAN PENYAKIT
Allahumma
sholli 'alaa sayyidina muhammadin thibbil quluubi wa dawaa ihaa wa
'aafiyati al abdaani wa syifaa ihaa wa nuuril abshoori wa dhiyaa ihaa
wa 'alaa alihi wa shohbihi wa baarik wa sallim
Artinya :
Ya Allah, berilah rahmat ke atas penghulu kami, nabi Muhammad S.A.W. yang dengan berkat baginda, engkau menyembuhkan hati, menjadi penawar dan menyehatkan tubuh juga memberi kesembuhan penyakit serta mengaruniai cahaya penglihatan dan kurniakanlah juga rahmat keberkatan dan kesejahteraan keatas keluarga dan sahabat baginda.
Penyembuhan
terhadap penyakit ada di tangan para awliya Allah dan mereka dapat
menyembuhkan penyakit apa saja, karena Allah SWT memberikan rahasia
kepada Nabi SAW untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Dengan selawat
penyakit apapun dapat disembuhkan. Dengan mengucapkan: Allahumma shalli
`ala Sayyidina Muhammad, tibil quluubi wal dawaa’ihaa wal `afiyyat
al-abdaani wa syifa iha. (ya Allah semoga Engkau menganugerahkan selawat
kepada Sayyidina Muhammad SAW, sembuhkan hatiku dengan obatnya dan
sehatkan badanku dengan obatnya.dikenal dengan shalawat tibbil qulub)
Nabi
SAW adalah sumber dan inti dari proses penyembuhan, shalawat kepada Nabi
SAW adalah penyembuhan. Tulislah shalawat itu dan ia akan menjadi
penyembuh bagi segala macam penyakit.
Jangan
khawatir, dengan kecintaan terhadap Sayyidina Muhammad SAW, Allah SWT
akan menyembuhkan setiap orang yang sakit, dan dengan istaghfirullah
Allah SWT menyembuhkan semua orang yang sakit.
1
3
4
5
Dan
Iman atau keyakinan adalah sangat penting. Iman akan selalu menyembuhkan
kalian. `Itiqaad (yakin) dengan apa yang diberikan oleh Syekh kepada
kalian atau apa yang dikatakan oleh Nabi SAW mengenai pengobatan
tradisional ala Nabi karena Allah SWT akan memberikan kesembuhan itu dan
tubuh kalian akan mengeluarkan hormon sesuai dengan apa yang kalian
fokuskan dan kalian akan sehat kembali.
[Penjelasan dari Syeikh Muhammad Hisyam Kabbani (dari buku Reflecting of The Souls: Ramadan Suhba 2006)]
SHOLAWAT CAHAYA KIAMAT
Artinya:
"Ya
Allah limpahkanlah shalawat atas junjunan kami, Muhammad samudera
cahaya-Mu, tambang rahasia-Mu, singgasana kerajaan-Mu, imam hadrat-Mu,
bingkai kerajaan-Mu, perbendaharaan rahmat-Mu, dan jalan syariat-Mu,yang
mendapat kelezatan dengan tauhid-Mu, insan yang menjadi sebab segala
yang maujud, penghulu para makhluk-Mu, yang memperoleh pancaran sinar
cahaya-Mu- dengan shalawat yang kekal sekekal diri-Mu, yang tetap
sebagaimana tetap-Mu, dan yang tidak ada akhir di balik ilmu-Mu; juga
dengan shalawat, yang meridhakan-Mu dan meridhakannya serta meridhakan
kami dengannya, duhai Tuhan semesta alam."
Penjelasan :
Shalawat
ini dinamakan shalawat 'Cahaya Kiamat'. Shalawat ini disebut demikian
karena banyaknya cahaya yang akan diperoleh oleh orang yang membacanya
pada Hari Kiamat kelak."
Sayyid
Ahmad Al-Shâwî dan yang lainnya mengatakan, shalawat ini saya dapatkan
tertulis di atas sebongkah batu dengan tulisan qudrati.
Di
dalam syarah atas kitab Dalâ'il disebutkan, sebagian pemuka para wali
mengatakan, bahwa shalawat ini berbanding dengan 14.000 shalawat
lainnya.
SHOLAWAT NUURIDZATI
Allaahumma
shalli wasallim wa baarik 'alaa sayyidinaa Muhammadinin nuuridz dzaatii
wassirrissaarii fii saairil asmaai wash shifaati wa'alaa aalihi washah
bihii wasallim
Artinya :
Ya
Allah berikanlah rahmat keselamatan dan berkah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW merupakan cahaya Dzat (Allah) dan merupakan raasia
yang mengalir pada seluruh nama dan sifat dan berikanlah pula salam
sejahtera, barokah atas keluarganya dan para sahabatnya.
Fadhilah :
Lafadz
sholawat Nuridzzati disusun oleh Imam Syadzali, kata beliau satu
sholawat nilainya sama dengan 100.000 sholawat. Gunanya ialah untuk
menghilangkan segala macam kesusahan, untuk membuka pintu rizqi dan
memudahkannya. Dibaca paling sedikit 3 x setelah shalat fardlu.
SHOLAWAT NARIYAH
Allohumma
sholli ’sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaamman ‘ala sayyidina
Muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa
tuqdho bihil hawaaiju wa tunalu bihir roghooibu wa husnul khowaatimu wa
yustasqol ghomamu biwajhihil kariem wa ‘ala aalihi wa shohbihi fie kulli
lamhatin wa nafasim bi’adadi kulli ma’lummin lak”
Artinya
:Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam
kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang
dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan
dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang
didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang
mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta
para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan
semua yang diketahui oleh Engkau.
Penjelasan
Sholawat
Tafrijiyyah (sholawat memohon kelepasan dari kesusahan dan bencana)
adalah antara sholawat yang terkenal diamalkan oleh para ulama kita.
Sholawat ini juga dikenali sebagai Sholawat at-Tafrijiyyah
al-Qurthubiyyah (dinisbahkan kepada Imam al-Qurthubi), dan ada juga
ulama yang menisbahkannya kepada Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin bin Imam
al-Husain.
Dalam
kitab Khozinatul Asror (hlm. 179) dijelaskan, “Salah satu shalawat yang
mustajab ialah Shalawat Tafrijiyah Qurthubiyah, yang disebut orang
Maroko dengan Shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam)
mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak yang tidak
disukai mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat
nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan
cepat (bi 'idznillah).”
“Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam diyakini sebagai kunci gudang yang mumpuni.
Imam Dainuri memberikan komentarnya: Barangsiapa membaca shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus, di samping mendapatkan pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.”
Imam Dainuri memberikan komentarnya: Barangsiapa membaca shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rizekinya tidak akan putus, di samping mendapatkan pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.”
Sholawat
an-Naariyah menjadi amalan apabila ingin melaksanakan sesuatu hajat
atau menolak sesuatu bencana, mereka akan berkumpul dan membaca sholawat
ini 4444 kali lalu terkabul hajat mereka dan tertolak segala malapetaka
secepat api yang menyambar atau membakar. Ianya juga dikenali sebagai
Miftahul Kanzil Muhiith li naili muraadil ‘abiid (kunci perbendaharaan
yang meliputi untuk menyampaikan harapan si hamba).
Sholawat
ini mempunyai keistimewaannya karena selain sholawat,merupakan tawassul
kepada Allah dengan Junjungan Nabi s.a.w. di mana kita menyebut nama
dan dhamir Junjungan s.a.w. sebanyak 8 kali.Menurut Imam al-Qurthubi
barangsiapa yang melazimkan akan sholawat ini setiap hari 41 kali atau
100 kali atau lebih, nescaya Allah melepaskan kedukaan, kebimbangan dan
kesusahannya, menyingkap penderitaan dan segala bahaya, memudahkan
segala urusannya, menerangi sirnya, meninggikan kedudukannya,
memperbaikkan keadaannya, meluaskan rezekinya, membuka baginya segala
pintu kebajikan, kata-katanya dituruti, diamankan dari bencana setiap
waktu dan dari kelaparan serta kefakiran, dicintai oleh segala manusia,
dimakbulkan permintaannya. Akan tetapi untuk mencapai segala ini,
seseorang itu hendaklah mengamalkan sholawat ini dengan mudaawamah
(istiqomah).
Imam
as-Sanusi berkata bahwa barangsiapa yang melazimkan membacanya 11 kali
setiap hari, maka seakan-akan rezekinya turun langsung dari langit dan
dikeluarkan oleh bumi.
Imam
ad-Dainuri berkata bahawa sesiapa yang membaca shalawat ini dan
menjadikannya wirid setiap selepas sholat 11 kali, niscaya tidak teputus
rezekinya, tercapai martabat yang tinggi dan kekuasaan yang mencukupi.
-Siapa yang mendawamkannya selepas sholat Subuh setiap hari 41 kali, tercapai maksudnya.
-Siapa
yang mendawamkannya 100 kali setiap hari, akan berhasil kehendaknya dan
memperoleh kehormatan/kemuliaan melebihi kehendaknya.
-Siapa
yang mendawamkannya setiap hari menurut bilangan para rasul (313 kali)
untuk menyingkap segala rahasia, maka dia akan menyaksikan segala apa
yang dikehendakinya.
-Siapa
yang mendawamkannya 1000 kali sehari, maka baginya segala yang tidak
dapat hendak diterang dengan kata-kata, tidak pernah dilihat mata, tidak
pernah didengar dan tidak pernah terbetik di hati manusia.
Hadits
riwayat Ibnu Mundah dari Jabir mengatakan: Rasulullah SAW bersabda:
Siapa membaca shalawat kepadaku sehari 100 kali (dalam riwayat lain):
Siapa membaca shalawal kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100
kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia. Dan hadits
Rasulullah yang mengatakan; Perbanyaklah shahawat kepadaku karena dapat
memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan. Demikian seperti
tertuang dalam kitab an-Nuzhah yang dikutib juga dalam Khozinatul Asror.
Diriwayatkan
juga Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan
dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan
shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits, beliau bersabda:
"Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal -amal kalian disampaikan kepadaku, jika saya tahu amal itu baik, aku memujii Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah."
(Hadits riwayat al-Hafizh Ismail al Qadhi, dalam bab Shalawat ‘ala an-Naby. Imam Haitami menyebutkan dalam kitab Majma’ az-Zawaid, ia menganggap shahih).
"Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal -amal kalian disampaikan kepadaku, jika saya tahu amal itu baik, aku memujii Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah."
(Hadits riwayat al-Hafizh Ismail al Qadhi, dalam bab Shalawat ‘ala an-Naby. Imam Haitami menyebutkan dalam kitab Majma’ az-Zawaid, ia menganggap shahih).
Hal
ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya di alam barzakh.
Istighfar adalah doa, dan doa untuk umatnya pasti bermanfaat. Ada lagi
hadits lain:
Rasulullah bersabda: "Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu."
(HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).
Rasulullah bersabda: "Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu."
(HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).
http://dakwahislamdankebathinan.blogspot.com/2011/05/sholawat-untuk-mengobati-penyakit.html
Comments
Post a Comment