Tafsir Ibnu Katsir Surah An-Naml (1)
Tafsir Al-Qur’an Surah An-Naml (Semut)
Surah Makkiyyah; surah ke 27: 93 ayat
Surah Makkiyyah; surah ke 27: 93 ayat
bismillaHir rahmaanir rahiim
(“Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang”)
“1. Thaa Siin[1090] (Surat) ini adalah ayat-ayat Al Quran, dan
(ayat-ayat) kitab yang menjelaskan, 2. untuk menjadi petunjuk dan berita
gembira untuk orang-orang yang beriman, 3. (yaitu) orang-orang yang
mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya
negeri akhirat. 4. Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada
negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan
mereka, Maka mereka bergelimang (dalam kesesatan). 5. mereka Itulah
orang-orang yang mendapat (di dunia) azab yang buruk dan mereka di
akhirat adalah orang-orang yang paling merugi. 6. dan Sesungguhnya kamu
benar-benar diberi Al qur’an dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi
Maha mengetahui.” (an-Naml: 1-6)
[1090] Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian
dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif
laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang
menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk
ayat-ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya. golongan
yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada
pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik
perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk
mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa
Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya
bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w.
semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.
Firman Allah: tilka aayaatu; yaitu inilah ayat-ayat: alqur-aani wa
kitaabim mubiin (“Al-Qur’an dan Kitab yang menjelaskan.”) yaitu jelas
dan tegas. Hudaw wa busyraa lil mu’miniin (“Untuk menjadi petunjuk dan
berita gembira untuk orang-orang yang beriman.”) yaitu petunjuk dan
berita gembira hanya tercapai dari al-Qur’an, yakni bagi orang yang
mengimani, mengikuti dan membenarkannya serta mengamalkan isi
kandungannya, mendirikan shalat wajib, membayar zakat yang fardlu dan
meyakini hari akhirat, hari kebangkitan setelah kematian, balasan
berbagai amal perbuatan yang baik dan yang buruk serta surga dan neraka,
sebagaimana firman Allah yang artinya: “Katakanlah: ‘Al-Qur’an itu
adalah penyejuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan
orang-orang yang tidak beriman, pada telinga mereka ada sumbatan.” Dan
seterusnya (Fushshilat: 44).
Untuk itu disini Allah berfirman: innalladziina laa yu’minuuna bil
aakhirati (“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman dengan negeri
akhirat.”) yakni mereka mendustakannya dan menganggap mustahil
terjadinya, zayyannaa laHum a’maalaHum faHum ya’maHuun (“Kami jadikan
mereka memandang indah perbuatan mereka, maka mereka bergelimang.”)
yakni mereka memandang baik apa yang mereka lakukan serta Kami biarkan
mereka berada dalam penyimpangan dan bergelimang dalam kesesatan. Itu
semua merupakan balasan atas kedustaan mereka terhadap akhirat,
sebagaimana firman Allah yang artinya: “Dan [begitu pula] Kami
memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah
beriman kepadanya [al-Qur’an] pada permulaannya.” Dan seterusnya
(al-An’am: 110). Ulaa-ikal ladziina laHum suu-ul ‘adzaab (“Mereka itulah
orang-orang yang mendapat adzab yang buruk.”) di dunia dan di akhirat.
Wa Hum fil aakhirati Humul akhsaruun (“Dan mereka di akhirat adalah orang-orang yang paling merugi.”) yaitu tidak ada yang lebih rugi dari diri mereka sendiri dan harta-harta mereka di antara manusia yang ada di padang mahsyar kelak.
Firman Allah: wa innaka latulaqqal qur-aana mil ladun hakiimin ‘aliim
(“Dan sesungguhnya engkau benar-benar diberi al-Qur’an dari sisi
[Allah] Yang Mahabijaksana dan Mahamengetahui.”) yakni, wa innaka (“dan
sesungguhnya engkau.”) hai Muhammad, latulaqqa (“benar-benar diberi.”)
yaitu mendapat:
Alqur-aana mil ladun hakiimin ‘aliim (“al-Qur’an dari sisi [Allah] Yang Mahabijaksana dan Mahamengetahui.”) yaitu dari sisi Allah Yang Mahabijaksana lagi Mahamengetahui, yakni Mahabijaksana dalam perintah dan larangan-Nya serta Mahamengetahui seluruh perkara, baik yang besar maupun yang kecil. Berita-berita-Nya adalah kejujuran murni dan hukum-Nya adalah keadilan yang sempurna. Sebagaimana Allah berfirman: wa tammat kalimatu rabbika shidqaw wa ‘adlan (“Telah sempurna kalimat Rabbmu [al-Qur’an] sebagai kalimat yang benar dan adil.”)(al-An’am: 115)
Comments
Post a Comment