Dunia adalah Bangkai, dan yang Mengejarnya adalah Anjing


Ilmu agama ini tidak dapat diraih puncaknya dan tidak dapat dipetik buahnya oleh orang-orang jahil. Karena ia telah terkontaminasi dengan perangai-perangai yang buruk yang buruk.

Saudara-saudaraku sekalian, coba simak firman Allah yang senantiasa dibaca siang dan malam tentang keadaan mereka. Mudah-mudahan bisa menambah kekhusyu’an kita:

وَاتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَاَ الَّذِىۡۤ اٰتَيۡنٰهُ اٰيٰتِنَا فَانْسَلَخَ مِنۡهَا فَاَتۡبَعَهُ الشَّيۡطٰنُ فَكَانَ مِنَ الۡغٰوِيۡنَ‏ ﴿7:175﴾ وَلَوۡ شِئۡنَا لَرَفَعۡنٰهُ بِهَا وَلٰـكِنَّهٗۤ اَخۡلَدَ اِلَى الۡاَرۡضِ وَاتَّبَعَ هَوٰٮهُ ۚ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ الۡـكَلۡبِ ۚ اِنۡ تَحۡمِلۡ عَلَيۡهِ يَلۡهَثۡ اَوۡ تَتۡرُكۡهُ يَلۡهَث ؕ ذٰ لِكَ مَثَلُ الۡقَوۡمِ الَّذِيۡنَ كَذَّبُوۡا بِاٰيٰتِنَا ۚ فَاقۡصُصِ الۡقَصَصَ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُوۡنَ‏ ﴿7:176
“Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk golongan orang-orang sesat. Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derjat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dia akan menjulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia tetap menjulurkan lidahnya. Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Sangat buruk perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan mereka itu telah berbuat zhalim kepada dirinya sendiri.” (Q.S. Al-A’raaf: 175-177)

Allah telah menurunkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, telah mencurahkan karunia-Nya kepada mereka dan menganugerahi mereka ilmu serta memberikan kesempatan yang luas untuk meninggikan derajatnya dari rendahnya dunia dan untuk berhubungan dengan pencipta langit serta menempuh jalur hidayah, akan tetapi menusia lebih suka melepaskan diri! Ia melepaskan diri dari ayat-ayat-Nya, menanggalkan pakaian wahyu yang diberikan padanya. Ia lebih suka menyimpang dari hidayah lalu lebih memilih mengikuti hawa nafsu. Lebih suka berkubang dalam lumpur.

Ini adalah perengungan yang dapat dipetik dari perumpamaan dalam bentuk berita. Sebab hal seperti ini acapkali terjadi. Betapa sering kejadian seperti itu dalam kehidupan manusia! Berapa banyak orang yang telah dianugerahi keutamaan tersebut dan diberi kesempatan emas itu namun tidak mendapat petunjuk?! Mereka justru memanfaatkan ilmu sebagai wasilah untuk menyelewengkan kalimat dari maksud sebenarnya dan mengikuti hawa nafsu dalam memahaminya. Hawa nafsu mereka dan hawa nafsu para thaghut yang—menurut anggapan keliru mereka—menguasai kebutuhan duniawi mereka …
 
Oleh sebab itu, kamu lihat mereka berkhidmat untuk para thaghut dalam memalingkan kalimat dari maksud sebenarnya dan dalam mengeluarkan fatwa-fatwa yang diinginkan. Maka mereka pun terlepas dari ikatan agama dan syi’ar-syi’arnya.

Sesungguhnya, itulah kutukan yang Allah ceritakan dalam ayat tersebut: 
َ‏
“Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derjat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dia akan menjulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia tetap menjulurkan lidahnya…..” (QS. Al-A’raaf (7): 176)

Mereka menjulurkan lidahnya dibalik kendali yang dipegang oleh para penguasa.

Dunia ini adalah bangkai, dan yang mengejarnya adalah anjing!

Itulah ilmu yang tidak dapat memelihara pemiliknya dari himpitan syahwat dan ambisi hingga membuatnya hina. Ia condong kepada dunia dan tidak dapat bergerak dari perangkap lumpurnya, dari kekangan dan bebannya. Ia gunakan ilmunya untuk berkhidmat membantu hawa nafsunya. Lalu ia diikuti oleh syaitan dan dikendalikan dengan tali kekang hawa nafsu.

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al-Jatsiyah : 23-24)

“dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. ” (QS. Al-Hajj : 54)

Sumber :
Judul buku       : Mausuu’ah al-manaahisy syar’iyyah fil shahiihis sunnah an-Nabawiyah
Penulis             : Syaikh Salim bin ‘ied al-Hilali 
(dengan sedikit perubahan oleh : Harun Arrosyid)
 

Comments

Popular posts from this blog