6 lafadz ULUL ALBAB dalam AL-QURAN
PEMBAHASAN
“Ulul
Albab” disebutkan dalam al Quran sebanyak 16 kali. Ulul albab dengan
dhammah atau ” di depan” disebut tujuh kali yaitu dalam surat Al
baqarah:269, Ali Imran: 7, Ar ra’du :19, Ibrahim:52, Al zumar :9,18,
Shad : 29, manakala ulil albab dengan fathah atau “di atas” disebut
sebanyak empat kali yaitu dalam surat Al baqarah :179,197,al maidah
:100, al thalaq :10.Dan dengan kasrah atau “dibawah”disebut lima kali
yaitu dalam surah Ali imran :190, Yusuf :111, Shad :43,al Zumar :21, al
mu’min :54.”Ulul Albab adalah kelompok manusia yang menjadikan kisah
silam sebagai pengajaran dan iktibar untuk memperbaiki diri dan
meningkatkan taraf kehidupan supaya mereka mencapai kejayaan dengan
petunjuk Ilahi”.
Ayat-ayat tersebut adalah sebagaimana yang akan diuraikan berikut ini:
1. Surat Al baqarah :179
ولكم فى القصاص حيوة ياولى الالباب لعلكم تتقون
“Dan dalam qishas itu ada (jaminan kelangsungan)hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal supaya kamu bertaqwa”.
Penjelasan:
Ayat
ini menunjukkan hukum Qishas dalam Islam sama sekali bukan untuk
membalas dendam, namun ini sebuah pintu untuk kelangsungan hidup
manusia.
Demi
keadilan dan keteraturan, hukum Qishas merupakan sebuah pencegah
pembunuhan yang sering terjadi dan mengakhiri kebiasaan beberapa suku
jahiliyah dimana sebuah pembunuhan seseorang menjadi dalih untuk
melakukan beberapa pembunuhan dan masyarakat dapat terus hidup dengan
damai.
Ayat
ini menurut teks Al-qur’an yang terdiri dari sepuluh butir dan begitu
menarik sehingga ungkapan yang pertamanya dijadikan sebuah moto Islam
yang digunakan oleh umat Islam secara umum.
Maksud dari ayat diatas yaitu agar kita dapat menjaga diri kita sendiri terhadap kejahatan.
2. Surat Al baqarah :197
الحَجُّ
أشْهُرٌ معلومت فمن فرض فيهن الحج فلا رفث ولا فسوق ولاجدال فى الحج
وماتفعلوامن خيريعلمه الله وتزود وا فان خيرالزاد التقوى والتقون يأولى
الألباب(البقره:
“Pelaksanaan haji (naik haji) adalah dalam bulan-bulan yang dimaklumi,barang siapa berusaha
(menjalankan) haji di dalamnya,maka tidak boleh berhubungan
badan,berbuat fasik,dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan
haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Dan berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal
adalah taqwa dan bertaqwalah kepadaKu wahai orang-orang yang
berakal-budi”.
Penjelasan:
(pelaksanaan) haji(naik haji)adalah dalam bulan-bulan yang dimaklumi……
Dalam
ayat ini al Qur’an menyatakan, tatacara berhaji seharusnya dipenuhi
dalam bulan-bulan yang sudah diketahui, bukannya setahun penuh.
Kitab-kitab hadis, tafsir al Qur’an dan fiqih mengatakan bahwa ibadah
besar ini hanya dapat dipenuhi pada bulan Syawal,Dzulqa’dah dan selama
sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan hari kedua belas dan bagian
yang lainnya dapat dikerjakan selama waktu yang panjang ini.
Barang
siapa berusaha (menjalankan) haji di dalamnya, maka tidak boleh
berhubungan badan, berbuat fasik, dan berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan haji.
Bagian
dari ayat ini memberitahukan, orang-orang yang menjadikan pelaksanaan
haji sebagai suatu kewajiban atasnya, dengan cara mengenakan baju ihram
dan ikut serta dalam manasik haji, seyogianya menjaga diri mereka
sendiri bahkan dari berhubungan badan yang di sahkan dan melakukan
kejahatan. Mereka harus menghindari perdebatan sia-sia dan keji atau
ucapan buruk serta segala sesuatu yang sejenis karena tempat tersebut
adalah tempat untuk ibadah, kesungguhan hati, dan menjauhi kesenangan
dunia material. Keadaan ini harus di laksanakan sedemikian rupa sehingga
hubungan persaudaraan dan persatuan dapat di perkuat.
Kmudian, al Qur’an menambahkan, Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan,niscaya Allah mengetahuinya.
Inilah
ganjaran pertama yang dianugerahkan kepada orang yang beramal saleh
karena kebahagiaan seorang mukmin sejati,pada tingkatan pertama,adalah
mengetahui bahwa Tuhanya mengetahui amalan baik yang ia lakukan untuknya
(mendapatkan ridho-Nya)
…Dan berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa
Dalam
bagian ayat ini perintah yang dibebankan kepada orang-orang yang
beriman adalah perintah yang berkaitan dengan menyiapkan perbekalan.
Konon, katanya, pada saat datangnya islam beberapa orang, khususnya dari
Yaman, biasa melakukan perjalanan ke Makkah untuk melaksanakan haji
tanpa pembekala untuk makan mereka dengan dalih bahwa mereka akan
ditolong allah.Padahal Allah menganugrahi rezeki hanya melalui proses
alamiah dan dengan sarana yang bisa dilakukan. Karena itu,dalam bagian
ayat ini,al-Quran memerintahkan para peziarah haji untuk membawa
perbekalan terdahulu bagi seluruh perjalanan dan memulainya dengan
membawa perbekalan tersebut.
Istilah”menyiapkan
perbekalan “barangkali menunjukkan pada aspek spiritual.Dengan kata
lain,selain perkenalan materiil ini,ada pula perbekalan penting lainnya
yang seharusnya dipersiapkan,yaitu perbekalan “takwa “dan “kesalehan “.
Frase
ini memiliki isyarat minim pada suatu fakta bahwa dalam perjalanan haji
ada banyak hal yang dapat dijadikan perbekalan spiritual yang tidak
boleh diabadikan. Di Makkah, gambaran islam, suasana pengorbanannya
Ibrahim –sang pahlawan tauhid –tampak hidup dan beberapa manifestasi
khusus berkenaan dengan keagungan Allah nyata terlihat,yang tidak dapat
disasikan di tempat –tempat lain. Orang –orang yang memiliki ruh yang
sigap dapat memperoleh perbekalan spiritual ini dari perjalanan unik bagi kehidupan mereka didunia dan di akhirat.
Kemudian,al-Quran mengakhiri ayat tersebut dengan ungkapanya,…Dan bertakwalah kepada-ku wahai orang-orang yang berakal –budi.
Frase
terakhir menegur para pemilik akal –budi seraya mengatakan bahwa mereka
harus bertakwa karena mereka yang bertakwalah yang akan menikmati
keuntungan tertinggi hasil dari proses pendidikan yang luhur ini,
sedangkan yang lainnya hanya menikmati bagian yang sedikit saja.
3. Al baqarah :269
يؤتى الحكمة من يشاء ومن يؤت الحكمة فقد اوتى خيرا كثيرا وما يذكر إلا اولولالباب
“Dia
memberikan kebijaksanaan kepada yang Dia kehendaki, dan barang siapa
yang telah diberi kebijaksanaan, sesungguhnya telah diberi kebaikan yang
melimpah, namun tidak ada yang mengetahuinya kecuali orang-orang yang
berakal”.
Penjelasan:
Istilah al-Quran hikmah,
disini diterjemahkan dengan makna pengetahuan, pengertian tentang
rahasia-rahasia, kesadaran terhadap fakta-fakta, dan pencapaian
realitas.Allah mengaruniakannya kepada orang-orang tertentu berkat
kesalehan, kesucian, dan perjuangan mereka. Mereka mengetahui perbedaan
antara godaan setan dengan ilham ketuhanan, antara kepalsuan dan
kebenaran. Tiada yang bisa menikmati keistimewaan ini, kecuali mereka
yang memiliki akal (kepandaian) yang sesuai
Dia
memberikan kebijaksanaan kepada yang Dia kehendaki, dan barang siapa
yang telah diberi kebijaksanaan, sesungguhnya telah diberi kebaikan yang
melimpah, namun tidak ada yang mengetahuinya kecuali orang-orang yang
berakal.
Istilah Arab al-bab adalah bentuk jamak dari lubb dengan makna hati, cinta, akal, dan pemahaman. Tidak setiap orang yang memiliki kebijaksanaan termasuk ke dalam ulul al-bab,
karena sebutan ini hanya untuk mereka yang memiliki pemahaman, yang
menggunakan akal mereka sepenuhnya untuk menemukan jalan kebahagiaan
sejati dalam kehidupan.
Namun demikian, Imam Shadiq as dalam sebuah hadis pernah berkata bahwa hikmah adalah pengetahuan dan menjadi terpelajar dalam bidang agama, sedangkan hadis yang lain mengisyaratkan bahwa hikmah adalah ketaatan pada Allah dan para Imam.
4. Surat Ali imran :7
هوالذي
أنزل عليك الكتب منه ءاايت محكمت هن أم الكتب وأخر متشبهت فأماالذين فى
قلوبهم زيغ فيتبعون ماتشبه منه ابتغاء تأويله ومايعلم تأويله إلاالله
والرسخون فى العلم يقولون ءامنا به كل من عند ربنا ومايذكر إلاأولواالألباب
“Dialah
yang menurunkan al-Kitab kepadamu; di dalamnya terdapat ayat-ayat yang
jelas yang menjadi dasar bagi Kitab ini, sedangkan yang lain adalah yang
maknanya tersembunyi. Tetapi bagi mereka yang di dalam hatinya terdapat
keburukan, mereka mengikuti sebagian dari yang maknanya tersembunyi
itu, berusaha untuk menyebabkan keburukan dengan mencari-cari (sendiri)
maknanya dengan penafsiran mereka sendiri, sedangkan tiada yang
mengetahui ( penafsirannya yang tersembunyi itu) kecuali Allah, dan
mereka yang memiliki pengetahuan yang kuat dan mendalam. Mereka berkata,
“Kami percaya kepadanya, seluruhnya berasal dari Tuhan kami;dan tiada
yang bisa memikirkannya kecuali orang yang berakal.”
Penjelasan:
Ayat-ayat yang bermakna Jelas (Muhkamat) danbermakna Tersembunyi (Mutasyabihat) dalam al Quran.
Dialah
yang menurunkan al-kitab kepadamu; di dalamnya terdapat ayat-ayat yang
jelas yang menjadi dasar bagi Kitab ini, sedangkan yang lain adalah yang
maknanya tersembunyi…
Ayat-ayat
yang maknanya tersembunyi ini, jika di lihat sekilas, terlihat rumit
karena tingginya tingkatan topik atau karena faktor-faktor lain di
dalamnya. Ia merupakan kriteria untuk memuji manusia agar memisahkan
ulama yang sejati dengan orang-orang yang keras kepala dan tidak setia.
Maka, selanjutnya, ayat ini menyebutkan sebagai berikut.
Tetapi
bagi mereka yang di dalam hatinya terdapat keburukan, mereka mengikuti
sebagian dari yang maknanya tersembunyi itu, berusaha untuk menyebabkan
keburukan dengan mencari-cari (sendiri) maknanya dengan penafsiran
mereka sendiri, sedangkan tiada yang mengetahui penafsirannya (yang
tersembunyi itu) kecuali Allah, dan mereka yang memiliki pengetahuan
yang kuat dan mendalam…
Lantas ayat ini menunjuk kepada mereka, yang berkat cahaya dari pemahaman mereka yang tepat atas makna ayat-ayat muhkamat dan mutasyibihat, dengan menyatakan sebagai berikut.
……Mereka berkata, “Kami percaya kepadanya, seluruhya berasal dari Tuhan kami;…
Ya! Memang:
…dan tiada yang bisa memikirkannya kesuali orang-orang yang berakal….
Melalui
ayat diatas,diketahui bahwa ayat-ayat al Quran dibagi kedalam dua
kelompok. Sebagian ayat memiliki konsep yang demikian jelas, sehingga
tidak membuka peluang bagi penolakan, justifikasi, atau penyalahgunaan.
Ayat-ayat ini disebut ayat yang muhkamat. Akan tetapi ada
beberapa ayat yang karena tingginya topik atau bahasan jauh diatas
jangkauan kita, seperti alam-alam yang tak terlihat, alam kebangkitan,
dan sifat-sifat Allah, sedemikian tingginya sehingga makna-makna
rahasianya yang tersembunyi, dan kedalaman realitasnya, membutuhkan
kemampuan ilmiah tertentu untuk memahaminya.Ayat-ayat ini disebut dengan
ayat mutasyabihat.
5. Surat Ali imran :190
إن فى خلق السموات والأرض واختلف اليل والنهار لأيت لأولى الألبب
“Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi serta perubahan malam dan siang,
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Penjelasan:
Dalam
kitab tafsir karya Fakhr Razi, diriwayatkan sebuah hadis dari sayyidina
Ali as yang berkata,”Rasulullah saw biasa membaca ayat-ayat ini sebelum
shalat-shalat malamnya.
Dalam hadis yang lain, kita juga diseru untuk membaca ayat-ayat suci ini.
Ayat-ayat diatas juga menjelaskan tentang:
o Penciptaan dunia ini memiliki suatu tujuan
o Mengetahui eksistensi adalah tahapan utama untuk mengetahui Allah
o Mereka yang berakal melihat pengetahuan Allah dari segala sesuatu di dunia
o Semakin bijak seseorang, semakin banyak yang dapat ia ketahui
6. Surat Al maidah :100
قل لا يستوى الخبيث والطيب ولوأعجبك كثرة الخبيث فاتقواالله يأولى الألبب لعلكم تفلحون
“Katakanlah,
“Keburukan dan kebaikan itu tidaklah sama, meskipun banyaknya keburukan
itu bisa menarik hati kalian. “Maka bertaqwalah kepada Allah, wahai
orang-orang berakal, aar kalian menjadi sejahtera (beruntung)”.
Makna “keburukan” dan “kebaikan” berkenaan dengan keberadaan manusia, gaya hidup, harta, penghasilan, makanan, dan materi.
Standar
nilai (berguna)sesuatu terletak pada “baik” dan “buruk” itu sendiri,
bukan terletak pada mayoritas (banyaknya pengikut sesuatu) atau
minoritas (sedikitnya pengikut sesuatu) nilai sesuatu itu terletak pada
akal sehat dan ketetapan, ketaqwaan yang terdapat dalam kitab suci, oleh
karena itu, berhati-hatilah terhadap mayoritas dan jumlah yang banyak
yang bisa memesonakan, yang menjerumuskan. Dan sering kali sekelompok
orang-orang yang berakal, yakni orang-orang bijak dan pembela kebenaran,
bukan termasuk dalam golongan mayoritas.Menurut mazhab Qurani,
ketidaksalehan seseorang merupakan tanda akan kebodohannya.
7. Surat Yusuf :111
لقد كان فى قصصهم عبرة لأولى لألباب ماكان حديثا يفترى ولكن تصديق الذي بين يديه وتفصيل كل شيء وهدى ورحمة لقوم يؤمنون
“Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan
tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.
Penjelasan:
Ayat diatas menjelaskan tentang ‘ibrah dan ta’bir (yang berarti berlalu),dan lewat dari satu tahap ke tahap lain. Ketika Yusuf mengatakan bahwa inilah arti mimpiku dahulu, itu berarti mimpi itu menjelma menjadi kenyataan.
Kata ‘ibrah juga
berarti berlalu dari apa yang bisa dilihat dan didengar kedalam keadaan
dimana hal itu tidak bisa dilihat atau didengar, namun tetap ada.
Istilah qashashihim
barang kali merujuk kepada kisah semua nabi, atau barang kali ia
berfokus pada cerita-cerita tentang Yusuf,Ya’qub, saudara-saudara Yusuf,
al-Aziz dari Mesir, dan kejadian-kejadian yang pahit dan yang manis
yang dikaitkan dengan mereka dalam cerita ini.
Bagaimanapun,
ayat terakhir dari surah ini bersifat komprehensif dan berurusan dengan
semus isu surah ini dengan cara yang ringkas. Ia mengatakan kepada kita
bahwa semua cerita al Quran suci, termasuk cerita tentang Yusuf dan
saudara-saudaranya dan juga tentang para nabi, orang-orang beriman dan
orang-orang kafir, adalah berguna dan mendidik bagi semua orang yang
tidak takut menggunakan akal pikiran mereka.
Dari
kejadian ini dapat diambil kesimpulan bahwa kisah-kisah nabi itu
semuanya benar. Kisah-kisah ini mengajarkan kepada kita tentang
sebab-sebab kemenangan dan kekalahan, sukses dan kekecewaan,
kebahagiaan dan kesengsaraan, ketinggian derajat dan kemerosotan.
Secara ringkas mereka menunjukkan kepada kita apa yang bernilai dan apa
yang tidak bernilai dalam hidup kita. Akan tetapi hanya kaum
Ulil Albab (orang-orang yang memiliki pemahaman dan akal budi) saja
yang mampu atau bisa memetik pelajaran dari pelajaran-pelajaran mendidik
yang diajarkan. Al Quran mengatakan, Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
Apapun
yang dibutuhkan oleh manusia dan identifikasi semua hal yang merupakan
dasar sejati kebahagiaan manusia, telah dijelaskan dalam ayat-ayat ini.
Karena
alasan ini al Quran menjadi sumber semua petunjuk bagi mereka yang
mencarinya dan sumber barakah bagi semua kaum beriman. Ayat diatas
selanjutnya mengatakan,……dan menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
8. Surat Ar Ra’d :19
افمن يعلم انما انزل إليك من ربك الحق كمن هو أعمى إنما يتذكراولوالالباب
“Adakah
orang yang mengetahui bahwasanya apa yang di turunkan kepadamu dari
Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta?Hanyalah orang-orang yang
berakal saja yang dapat mengambil pelajaran”.
Penjelasan :
Ayat
ini menjelaskan bahwa ketentraman hati orang-orang yang beriman itu
tidak bisa dilihat oleh mata (abstrak) dan yang bisa merasakan betapa
indahnya ketentraman hati karena iman, yaitu hanya orang-orang yang
berakal saja yang bisa mengambil pelajaran dari semuanya.
Ulul albab dalam ayat ini adalah sekumpulan manusia pakar rujuk masyarakat demi memperoleh petunjuk dan hidayah dari Allah.
9. Surat Ibrahim :52
هذا بلاغ للناس ولينذروا به وليعلموا انما هو إله واحد وليذ كر أولوالالباب
“Ini adalah penjelasan bagi manusia, dan supay mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuahan yang Maha Esa dan agar ulul albab mengambil pelajaran”.
Penjelasan :
Allah menegaskan bahwa: Ini yakni ayat-ayat yang dibacakandi atas yang mengeluarkan manusia dari aneka kegelapan menuju cahaya yang benerang adalah penjelasan yang cukup dan sempurna bagi manusia untuk kebahagiaan dunia dan akhirat mereka.dan disamping itu ia juga diturunkan supaya mereka diberi peringatan dengannya oleh siapa pun yang memahami dan mempercayai. Dan supaya mereka yang belum percaya dan tahu mengetahui bahwa Dia yang Maha Kuasa yang wujud Nya diakui oleh fitrah yang suci adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar ulul Albab yakni mereka yang tidak dikeruhkan akalnya oleh satu kerancauan mengambil pelajaran.
10. Surat Shad :29
كتب أنزلناه إليك مبارك ليدبروااياته وليتذكروا أولوالالباب
“Ini
adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai pikiran”.
Penjelasan :
Setelah
menurunkan kepadamu Al-kitab yang bermanfaat kepada manusia, yang
membimbing mereka kepada sesuatu yang memuat kebaikan dan kebahagiaan
dalam persoalan agama maupun dunia, yang memuat berbagai macam
kemaslahatan agar dipikirkan oleh orang-orang yang mempunyai akal, yang
telah diterangi oleh Allah sanubari mereka, sehingga menempuh petunjuk
dan mengikuti bimbingan-Nya dalam perbuatan-perbuatan mereka, disamping
mengingat nasihat-nasihat dan larangan-larangan-Nya serta dapat
mengambil pelajaran dari umat terdahulu. Sehingga, mereka tidak lagi
menyalahinya dan tidak ditimpa oleh apa yang pernah menimpa umat-umat
terdahulu, dan tidak dibinasakan seperti halnya mereka yang telah
melakukan kedurjanaan kerusakan dimuka bumi.
Kesimpulan
dari ayat diatas adalah bahwa, al Quran itulah yang membimbing kepada
tujuan-tujuan yang mulia dan prinsip-prinsip akal yang benar.
11. Surat Shad :43
ووهبناله اهله ومثلهم معهم رحمة مناوذكرى لأولى الالباب
“Dan
kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (kami
tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari kami
dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran”.
Penjelasan :
Ayat
ini menceritakan tentang keluarga Nabi Ayyub yang dikumpulkan setelah
bercerai berai dan berpisah-pisah dari keturunannya yang diperbanyak
sehingga menjadi dua kali lipat dari sebelumnya, yakni sebagai rahmat
dan peringatan bagi orang-orang yang berakal sehat agar bisa diambil
pelajaran dan mengetahui bahwa rahmat itu dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik, bahwa beserta kesusahan pasti ada kemudahan dan manusia
itu tidak boleh putus asa terhadap dibukanya jalan keluar, setelah kita
mengalami kesusahan.
Dengan
pelbagai karakter dan kelebihan ulul albab, mereka juga diingatkan
supaya memiliki kesabaran supaya semua langkah mereka membuahkan hasil
yang lebih.
12. Az zumar :9
أم من هو قانت اناء الليل ساجد وقائما يحذر الاخرة ويرجو رحمة ربه قل هل يستوى الذين يعلمون والذين لايعلمون إنمايتذكر اولوالالباب
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung )ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan bersujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhan-nya?katakanlah,’’Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’’sesungguhnya
orang yang berakallah yang bisa menerima pelajaran”.
Penjelasan:
Apakah
orang yang taat itu seperti halnya orang yang bermaksiat.Tentu keduanya
tidak sama. Kemudian Allah menegaskan tentang ketidaksamaan antara
keduanya dan memperingatkan tentang keutamaan ilmu dan betapa mulianya
beramal berdasarkan ilmu.
Kesimpulan
dari ayat diatas adalah sesungguhnya yang mengetahui perbedaan antara
orang yang tahu dan orang yang tidak tahu hanyalah orang yang mempunyai
akal pikiran sehat, yang dia pergunakan untuk berpikir.
13. Surat Az zumar :18
الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه أولئك الذين هداهم الله وأولئك هم أولوالالباب
“Yang
mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya,
mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka
itulah orang-orang yang mempunyai akal”.
Penjelasan:
Perintah
menyampaikan kabar gembira, bahwa mereka akan mendapatkan kenikmatan
yang kekal dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.Yaitu, orang-orang
yang telah mendapat taufiq Allah kepada jalan yang benar dan tepat
sasaran, bukan orang-orang yang berpaling dari mendengarkan kebenaran
dan menyembah sesuatu yang tidak memberi bahaya maupun manfaat.
Dan
mereka itulah, orang-orang yang mempunyai akal sehat dan fitrah yang
lurus, yang tidak taat kepada hawa nafsu dan tidak dikalahkan oleh
waham. Mereka memilih yang terbaik diantara dua perkara dalam agama
maupun dunia mereka.
14. Az zumar :21
ألم
ترأن الله أنزل من السماء ماء فسلكه ينابيع فى الأرض ثم يخرج به زرعا
مختلفا الوانه ثم يهيج فتراه مصفرا ثم يجعله حطاما إن فى ذلك لذكرى لأولى
الألباب
“Apakah
kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari
langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber dibumi, kemudian di
tumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya,
lalu ia menjadi kering lalu kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian
dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya yang pada demikian
itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal”.
Penjelasan :
Salahu : Dia memasukannya
Yanabi : Mata air dan aliran-alirannya
Alwanuhu : Jenis-jenis dan macam-macamnya
Yahiju : Kering
Huthaman : Hancur berderai-derai
Menurut
pengertian secara Ijmal, setelah Allah swt menceritakan tentang akhirat
dengan sifat-sifatnya yang menyebabkan ingin memperolehnya dan semakin
rindu kepada-Nya, maka dilanjutkan dengan menyebutkan tentang
sifat-sifat dari dunia yang menyebabkan orang tidak menyukainya.
Seperti, bahwa dunia ini segera sirna dan cepat selesai, sebagai
peringatan agar orang jangan terpedaya dengan semaraknya dunia dan
cenderung kepada kelezatannya. Allah memisalkan keadaan ini seperti
tumbuh-tumbuhan yang diairi dengan air hujan. Dengan air itu, maka
keluarlah tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam jenis dan ragamnya. Namun,
kemudian kamu lihat tumbuh-tumbuhan itu mengering dan hancur
berderai-derai. Alangkah cepat sirnanya dan betapa mudah selesainya.
Alangkah
mirip keadaan dunia ini dengan keadaan tumbuh-tumbuhan tersebut. Dunia
ini begitu cepat selesai dan segara sirna. Maka, hal itu hendaklah
diambil pelajaran oleh orang-orang yang berakal, dan hendaklah mereka
tahu bahwa dunia ini bagai pasar yang terselenggara sesudah bubar. Dan
jangan sampai mereka terperdaya dengan keelokan dunia, dan jangan
tergoda dengan keindahannya.
15. Surat Al Mu’min : 54
هدى وذكرى لأولى الباب
“Untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir’’.
Penjelasan :
Ayat
diatas menjelaskan tentang petunjuk dan peringatan yang diturunkan
kepada nabi Musa untuk umatnya serta peringatan akan hal-hal yang
dilarang oleh Allah serta melakukan perintahnya yang dijelaskan pada
kitab taurat.
Ulul
albab dalam ayat ini bukan hanya milik orang islam. Ia adalah fenomena
semula jadi masyarakat dunia supaya mereka kembali kepada kehendak
Allah, agar mereka senantiasa sadar bahwa mereka adalah yang memerlukan
petunjuk dan hidayahnya.
16. Surat Ath-Thalaaq :10
اعد الله لهم عذابا شديد فاتقوالله يااولى الألباب الذين امنوا قد أنزل الله إليكم ذكرا
“Allah menyediakan bagi mereka adzab yang keras. Maka bertaqwalah kepada Allah, hai orang-orang yang mempunyai akal”.
Penjelasan :
Allah menyediakan bagi mereka adzab yang keras, yakni
di alam akhirat disertai adzab yang menimpa mereka di dunia. Kemudian
setelah menceritakan mereka, Allah Ta’ala berfirman :
Maka, bertaqwalah kepada Allah,hai orang-orang yang mempunyai akal.
Maksudnya pemahaman yang benar dan lurus. Dengan kata lain, janganlah
kalian menjadi seperti mereka wahai orang-orang yang berakal, sehingga
kalian akan tertimpa apa yang dulu pernah menimpa mereka.
Yaitu orang-orang yang beriman, yakni mereka yang mempercayai Allah dan Rasul-Nya.Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu, yakni al Quran al karim.
Comments
Post a Comment