Hukum Membaca Al-Quran Tanpa Tahu Artinya
Al-Quran sesungguhnya
merupakan kitab yang berisi petunjuk dasar untuk hidup di alam dunia.
Dengan menggunakan petunjuk itulah, kita diminta oleh Allah SWT untuk
beribadah kepada-Nya. Ibadah dalam arti luas, bukan terbatas pada ruang
lingkup ritual dan sakral, tetapi seluruh aplikasi kehidupan manusia
sesungguhnya bagian dari ibadah. Tanpa menggunakan petunjuk itu, maka
apapun yang kita niatkan sebagai ibadah akan sia-sia. Maka selayaknya
sebagai muslim, kita bukan sekedar hanya membaca Al-Quran sebagai
ritus ibadah, tetapi lebih dari itu, seharusnya kita mempelajari
maknanya, mendalami esensi isinya, serta pengimplementasikan
perintah-perintah yang ada di dalamnya menjadi suatu tindakan yang
nyata.
Al-Quran sendiri telah
mengumpamakan orang yang membaca kitab namun tidak mengerjakan isinya
seperti layaknya keledai yang memanggul kitab. Perumpamaan orang-orang
yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya
adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah
buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan
Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS. Al-Jumu'ah: 5)
Maka menjadi kewajiban kita untuk mempelajari isi kitabullah, sebagaimana ciri orang yang bersifat rabbani.
Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (QS. Ali Imran: 79)
Perintah untuk melakukan
tadabbur Al-Quran juga kita dapati sebagai sebuah keharusan sebagai
seorang muslim. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quraan ataukah
hati mereka terkunci? (QS. Muhammad: 24)
Sekedar Membaca pun Ibadah
Namun tidak dapat kita pungkiri
bahwa Al-Quran itu memang lain dari wahyu yang lain. Salah satu
kelebihannya adalah bila dibaca, meski tidak dipahami maknanya, Al-Quran
tetap mendatangkan pahala. Walaupun manfaatnya menjadi sangat sedikit
dibandingkan bila kita paham maknanya. Namun perintah membaca tetap ada,
sehingga meski kita belum menguasai bahasa arab, tetap saja membaca
Al-Quran merupakan perintah dari Allah SWT. Perintah untuk membaca
Al-Quran kita temukan bertebaran di dalam Al-Quran sendiri, di antaranya
ayat berikut ini:
Bacalah apa yang mudah dari Al-Qur'an.(QS. Al-Muzzammil: 20)
Selain ayat Quran juga banyak
hadits nabawi yang menganjukan kita untuk membaca Al-Quran, tanpa
menekankan pentingnya kita mengerti maknanya.
1. Orang yang Baca Al-Quran dengan Yang Tidak Baca Berbeda
Salah satu nash hadits
secara tegas membandingkan orang yang membaca Al-Quran dengan yang
tidak membaca Al-Quran. Dari Abu Musa Al-Asy`arit berkata, Rasulullah
bersabda, "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur`an bagaikan buah
limau baunya harum dan rasanya lezat. Dan perumpamaan orang mukmin yang
tidak membaca Al-Qur`an bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau.
Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur`an bagaikan buah
raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perumpamaan orang
munafik yang tidak membaca Al-Qur`an bagaikan buah hanzholah tidak
berbau dan rasanya pahit." (HR Bukhari dan Muslim) Dari hadits ini jelas
sekali bahwa sekedar membaca Al-Quran atau tidak membacasudah
membedakan kedudukan seseorang. Berarti ada nilai tersendiri untuk
sekedar membaca Al-Quran.
2. Bersama Malaikat
Hadits ini juga sangat eksplisit
menyebutkan tentang orang yang membaca Al-Quran, yaitu dijanjikan Allah
akan di tempat bersama dengan para malaikat. Dari `Aisyah Radhiyallahu
`Anha berkata, Rasulullah bersabda, "Orang yang membaca Al-Qur`an dan
ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para
Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca
Al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam
membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran." (HR Bukhari Muslim)
Semakin tegas lagi ketika lafadz
hadits ini menyebutkan kasus orang yang membaca Al-Quran dengan
terbata-bata yang tetap saja akan diberikan pahala. Jelas menunjukkan
tentang pentingnya membaca Al-Quran.
3. Bacaan Quran adalah Syafaat
Selain itu juga kita temukan
adanya dalil yang menyebutkan tentang salah satu fungsi bacaan Quran
sebagai syafaat yang akan menolong kita di hari akhir nanti. Dari Abu
Umamah Al-Bahili berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda,
"Bacalah Al-Qur`an!, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat
sebagai syafaat bagi ahlinya (HR Muslim)
4. Diberi Pahala per Huruf
Dan semakin tegas lagi pentingnya membaca Al-Quran ketika Rasulullah SAW bersabda:
Dari Abdullah bin Mas`ud t
berkata bahwaRasulullahSAW, "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari
Kitabullah (Al-Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan
akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan
"Alif lam mim" itu satu huruf, tetapi "Alif" itu satu huruf, "Lam" itu
satu huruf dan "Mim" itu satu huruf." (HR At Tirmidzi dan berkata,
"Hadits hasan shahih). Betul-betul disebutkan bahwa membaca Al-Quran itu
berpahala dan pahalanya dihitung perhuruf, di mana setiap huruf akan
dikalikan sepuluh kebajikan.
Semua dalil ini menunjukkan
bahwa sekedar membaca Al-Quran tanpa memaham arti, juga sudah
mendatangkan pahala. Namun kalau kita bandingkan dengan dalil-dalil yang
lain, tentu pahalanya akan menjadi lebih berkah, lebih banyak dan lebih
besar, manakala kita pun juga mengerti dan paham makna bacaan yang kita
baca.
http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/02/hukum-membaca-al-quran-tanpa-tahu.html
Comments
Post a Comment