Bersahabat dengan Kematian
artinya : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Kemudian Allah juga berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nisaa ayat 78
artinya : Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?
Allahuakbar, ayat di atas menjelaskan bahwa di mana saja kita berada,sekalipun kita bersembunyi dalam benteng yang kokoh,kita bersembunyi di dalam peti emas,bersembunyi di tempat yang manusia tidak bisa mengetahuinya pasti kematian akan menemuinya. Maka ketika seseorang diambil nyawanya oleh Allah,maka putuslah semua amalannya kecuali tiga perkara yakni Ilmu yang bermanfaat, Do'a anak yang Shaleh dan amal jariah. Oleh karena itu marilah kita fikir,kita risau bahwa kematian tidak mengenal, apakah bayi,orangtua,kaum muda,presiden,raja,Ulama dan lain-lainnya pasti akan kembali kepada Allah SWT.
Selain Ayat di atas terdapat juga firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-an'am
artinya : Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.
Kita tidak bisa lari dari kematian karena ini adalah kekuasaan Allah SWT yang menghidupkan dan mematikan seluruh makhluk-Nya.
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".(QS. Al-Jumua'ah ayat 8).
Siapa sich yang tidak pengen mati dalam keadaan Husnulkhotimah..?
Orang yang setiap kali mengingat kematian termasuk tanda-tanda orang yang beriman.Dalam hidupnya selalu risau dan takut kepada kematian sehingga ia berusaha menjaga setiap amalanya dan menjadi titik tolak untuk melakukan sesuatu perbuatan yang sia-sia(maksiat). Maka marilah kita jadikan kematian sebagai sahabat karena dengan mengingat kematian InsyaAllah kita akan selalu dekat dengan Allah SWT. Nah bagaimana caranya..? Ada beberapa upaya untuk menjadikan kematian sebagai sahabat kita.
Pertama,Untuk apa kita hidup..? Setiap muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tentu mengetahui hal ini; bahwa mereka hidup adalah untuk beribadah kepada Allah semata. Namun, banyak orang yang terjerumus dalam kekeliruan dalam memaknai ibadah di dalam kehidupan mereka. Sebagian orang menganggap bahwa ibadah hanya terkait dengan urusan masjid dan ibadah ritual belaka. Sebagian lagi memandang bahwa ibadah yang lebih penting adalah menjalin hubungan baik dengan sesama manusia tanpa memperdulikan agama mereka. Sebagian lagi memandang bahwa ibadah yang paling penting saat ini adalah terjun di dalam pertarungan di panggung politik untuk mendapatkan kekuasaan bagi kemenangan kaum muslimin.
Banyak orang mengira bahwa dengan harta dan jabatan maka seorang akan bisa hidup dengan penuh kenikmatan di alam dunia ini. Oleh sebab itu mereka mengejar-ngejar dunia bahkan lebih mengutamakannya daripada mengejar akhirat. Padahal, kita sama-sama tahu bahwa dunia ini hanyalah sementara. Hari ini kita masih bernafas, boleh jadi esok atau lusa tubuh kita sudah bermandikan tanah alias mati. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Setiap jiwa pasti merasakan kematian, sesungguhnya pahala atas amal-amal kalian hanya akan disempurnakan pada hari kiamat kelak. Barangsiapa yang dibebaskan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh dia telah beruntung, sedangkan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Ali Imran : 185). Allah juga berfirman (yang artinya), “Tidaklah kehidupan dunia ini melainkan sekedar permainan dan kesia-siaan, dan sungguh negeri akhirat itu pasti lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, mengapa kalian tidak mau memikirkan?” (QS. al-An’aam : 32).
Kedua, Kemana kita setelah menempuh kematian di dunia?
Sering kali kita temui keluhan dari bapak kita,ibu kita,teman kita,saudara kita bahkan diri kita sendiri pernah berfikiran "saya harus kaya,harus sukses dan harus mempunyai jabatan supaya dihormati banyak orang" Setiap selesai beribadah berdo'anya selalu meminta kesuksesan,kekayaan serta pangkat dan jabatan.Bahkan kita lupa berdo'a bagaimana kita cara matinya nanti, dan apa bekal kita untuk menghadap Allah SWT
Ketiga,Berdo'a kepada Allah SWT untuk dimatikan dalam keadaan Husnulkhotimah " Ya Allah matikanlah hambamu dalam keadaan mati sahid,jika tidak matikanlah hambamu dalam keadaan menuntut ilmu,jika tidak ya Allah matikanlah hambamu dalam keadaan Sholat berjama'ah,jika tidak ya Allah matikanlah hambamu dalam keadaan Sholat tahajjud,jika tidak ya allah matikanlah hambamu pada hari Juma'ah."
Apabila kita menghayati do'a di atas maka betapa Iman seseorang akan bertambah kuat.karena apa?
karena bilamana seorang muslim berdoa kemudian meminta kepada Allah mengenai kematiannya maka setiap langkah hidupnya pasti selalu terjaga,pasti merasa dekat dengan Allah SWT karena merasa dilihat.Maka kembali lagi kita Risau dan berfikir marilah dari sekarang kita luruskan kita tetapkan bagaimana kita menghadapi kematian dalam keadaan siap.Oleh karena itu, marilah kita jalankan semua perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA dengan perpedoman pada Al-Qura'n dan As-sunnah. Akhirul qalam.........
Wassalam......
Comments
Post a Comment