This Blog

Linked From Here


Linked From Here

Tuesday, April 5, 2011


Fahamilah Maksud Perbuatan Tuhan

Orang yang tidak kenal Tuhan,
Orang yang tidak faham kerja-kerja Tuhan
Dia tidak akan faham maksud Tuhan menjadikan sesuatu
Maksud Tuhan itu difaham mengikut yang dia faham
Akhirnya dia tidak mampu menanggung, apa yang dilakukan oleh Tuhan pada dirinya

Kalau Tuhan beri dia kuasa,
Tuhan hendak melihatkan kuasa-Nya pada diri orang itu
Tapi orang itu merasa berkuasa dan berbangga dengan kuasa yang ada
Dia pun takbur dan sombong dan menyalahguna kuasanya

Jika dia diberi kekayaan,
Tuhan hendak melihatkan kekayaan-Nya pada diri orang itu
Tapi orang itu dialah yang merasa kaya, dia pun megah dan sombong
Dia pun menghina orang yang papa kedana

Apabila Tuhan memberi ilmu,
Tuhan hendak memberitahu ilmu-Nya pada orang itu
Ilmu Tuhan yang diberi kepadanya
Orang itu menganggap dialah yang punya ilmu,
Dia mahu dihormat dan dipuji
Dia rasa, dialah orang alim yang patut dimuliakan
Padahal Tuhan hendak melihatkan ilmu-Nya pada orang itu

Jika seseorang itu suaranya sedap atau rupa parasnya cantik
Tuhan memberitahu itu adalah anugerah Tuhan padanya
Tuhan pinjamkan kepadanya
Tapi orang itu merasa megah pula dengan suara dan rupanya
Ingin dipuji dan disanjung selalu


Kalau Tuhan uji seseorang dengan kesusahan dan penderitaan
Tuhan hendak memberitahu,
Dia mampu bertindak apa sahaja kalau Dia mahu
Dia mahu orang itu sedar dan insaf agar kembali kepada-Nya
Tapi orang itu pula dia tidak senang, gelisah, kecewa dan putus asa
Begitulah orang yang tidak kenal dan tidak faham perbuatan Tuhan

Orang itu tidak akan rasa tenang jiwanya
Jiwanya tidak senang dan kecewa selalu mungkin putus asa
Hormat orang tidak kekal, sanjungan orang tidak selalu
Pujian orang tidak mesti sampai ke hujung
Kemegahan dan kekuasaan tidak selama-lamanya
Apabila segala-galanya sudah tidak wujud
Lagi kecewa, menderita, putus asa

Oleh itu kenalilah Tuhan,
Fahamilah maksud perbuatan Tuhan
Bukan maksud seperti yang kita fahami

Thursday, March 24, 2011


Sedekah

Sedekah itu banyak aspeknya,
Iaitu setiap kebaikan yang kita beri kepada orang, 
Samada bersifat maddi atau maknawi, sedekah namanya,
Kalau kita bagi wang kepada orang, itu sedekah namanya,
Semua orang tahu,
Kita bagi senyuman kepada orang dianggap sedekah,
Kita bermesra dengan orang dianggap sedekah juga,
Kita bagi tenaga menolong orang dianggap sedekah juga,
Kita memberi kemaafan dianggap sedekah juga, 
Kita bertolak ansur dengan orang dianggap sedekah juga,
Kita bagi masa untuk kemudahan seseorang dianggap sedekah juga,
Kita beri nasihat kepada seseorang juga sedekah,
Kalau kita beri ilmu kepada seseorang dianggap sedekah juga, 
Menunjuk jalan kepada seseorang yang sesat jalan dianggap sedekah,
Jadi sedekah itu bukan wang ringgit semata-mata,
Atau apa sahaja yang kita beri kepada seseorang 
Yang menggembirakannya, itu sedekah,
Kadang-kadang sedekah yang merupakan wang ringgit
Cepat habis atau cepat dilupakan,
Tapi yang bersifat ilmu dan kemaafan,
Seumur hidup dikenang orang.  

Friday, March 11, 2011


Kisah Nabi Ayyub a.s.

Nabi Ayyub ‘alaihissalam adalah salah seorang Nabi yang terkenal dengan kesabarannya, maka mari kita simak kisah beliau berikut ini dan semoga kisah ini bisa menambah kesabaran kita. Amiin.

Para ahli tafsir, ahlli sejarah, dan ilmuwan lainnya mengatakan: Ayyub ‘alaihissalam adalah seorang yang mempunyai banyak kekayaan dengan aneka ragam wujudnya, baik binatang ternak maupun tanah pertanian yang membentang di daerah Hauran.”Ibnu ‘Asakir (di kitab tarikh Dimasq) menceritakan: Semuanya itu adalah miliknya. Disamping itu dia mempunyai anak dan anggota keluarga yang sangat banyak. Lalu semua kekayaan itu diambil darinya, kemudian fisiknya diuji dengan berbagai macam penyakit, sehingga tidak ada satu pun anggota tubuhnya yang sehat selain hati dan lidahnya yang selalu berdzikir kepada Allah Ta’ala. Dengan penderitaan itu ia tetap sabar dan tabah serta selalu berdzikir kepada Allah Ta’ala siang dan malam hari, pagi dan sore hari.

Penyakit yang dideritanya itu berlangsung cukup lama hingga dia dikucilkan dan diusir dari kampungnya serta diputus dari interaksi dengan banyak orang. Tidak ada yang menaruh kasihan kecuali istrinya saja, di mana dia selalu memberikan perhatian yang dalam, dan dia tidak melupakan dan tetap menghargai kebaikan dan kasih sayang Ayyub ‘alaihissalam di masa lalu. Istrinya tidak henti-hentinya mengurus segala yang dibutuhkannya, termasuk membantunya buang hajat dan memenuhi semua keperluannya sehingga keadaan istrinya emakin lemah dan hartanya semakin menipis, hingga dia bekerja pada orang lain untuk dapat memberi makan suaminya serta mengobati suaminya-mudah-mudahan Allah meridhainya dan memberikan keridhaan kepadanya-.Namun dia tetap sabar dan tabah dengan peristiwa yang menimpanya dan dengan hilangnya kekayaan dan anak dari sisinya serta penderitaan yang dating bertubi-tubi setelah seblumnya dia merasakan kenikmatan dan kemuliaan. Maka Innaa lillaahi wa Innaa ilaihi raaji’un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali)

Dan dalam hadits shahih riwayat Timidzi, Ibnu Majah, Ahmad dll ditegaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Orang yang mendapat cobaan paling berat adalah para Nabi, lalu orang-orang yang semisalnya dan orang yang semisalnya,seseorang diuji sesuai kadar agamanya, apabila agamanya kuat maka bertambah besar pula ujiannya, dan apabila agamanya lemah maka dia diuji sesuai kadar agamanya. Dan senantiasa seseorang mendapat ujian sampai dia berjalan di atas bumi dan tidak menanggung dosa.”(shahih riwayat Ahmad,Ibnu Majah dll)

Ujian dan cobaan itu tidak menambah Ayyub ‘alaihissalam melainkan kesabaran, pujian, dan rasa syukur. Kisah di atas merupakan contoh kesabaran Ayyub ‘alaihissalam, serta beratnya bala’ dan ujian yang ia hadapi.

Para ahli tafsir dan sejarah berbeda pendapat mengenai masa cobaan yang dijalaninya.Dan yang benar adalah sebagaimana disebutkan di dalam sunnah yang shahih.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Sesungguhnya Nabi Allah Ayub’alaihissalam diuji dengan musibah tersebut selama delapan belas tahun, dimana keluarga dekat serta keluarga yang jauh telah menolaknya dan mengusirnya kecuali dua orang laki-laki dari saudara-saudaranya, dimana keduanya telah memberinya makan dan mengunjunginya. Kemudian pada suatu hari salah seorang dari kedua saudaranya itu berkata kepada saudaranya yang satu, ‘Demi Allahtahukah kamui, bahwa Ayub telah melakukan suatu dosa yang belum pernah dilakukan siapa pun di dunia ini.’ Sahabatnya itu bertanya, ‘Dosa apakah itu?.’ Saudaranya tadi berkata, ‘Selama delapan belas tahun Allah tidak merahmatinya, sehingga menimpalah apa yang yang menimpanya.’ Ketika keduanya mengunjungi Ayub ‘alaihissalam maka salah seorang dari kedua saudaranya itu tidak dapat menahan kesabarannya, sehingga ia menyampaikan pembicaraan tersebut kepadanya. Ayub ‘alaihissalam menjawab, ‘Aku tidak mengetahui apa yang kamu berdua bicarakan, kecuali Allah Ta’ala mengetahui; bahwa aku pernah berjalan melewati dua orang laki-laki yang berselisih,lalu keduanya menyebut-nyebut nama Allah.Lalu aku kembali ke rumahku dan menutup diri dari keduanya, karena merasa benci nama Allah disebut, kecuali dalam masalah yang haq.’”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika Ayub ‘alaihissalam pergi menunaikan hajatnya maka istrinya memegang tangannya hingga selesai. Suatu hari istrinya datang terlambat dan Ayub ‘alaihissalam menerima wahyu, ‘Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.’ (Shad: 42) Ketika istrinya datang dan bermaksud menemuinya, maka ia melayangkan pandangannya dalam keadaan tertegun, dan Ayub AS menyambutnya dalam rupa dimana Allah telah menyembuhkan penyakit yang dideritanya, dan rupanya sangat tampan seperti semula. Ketika istrinya melihatnya, seraya bertanya, ‘Semoga Allah memberkatimu, apakah engkau melihat Nabi Allah yang sedang diuji? Demi Allah, bahwa aku melihatnya mirip denganmu saat ia sehat.’ Ayub ’alaihissalam menjawab, ‘Sesungguhnya aku ini adalah dia.’ Ketika itu di hadapannya terdapat dua buah gundukan yaitu gundukan gandum dan jewawut. Kemudian Allah mengirim dua buah awan, dimana ketika salah satunya menaungi gundukan gandum, maka tercurah padanya emas hingga penuh, sedangkan pada gundukan jewawut tercurah mata uang hingga penuh.” (HR. Abu Ya’la, 3617, yang dishahihkan al-Hakim (2/581-582) dan Ibnu Hibban (2091) serta al-Albani dalam kitab Shahîh-nya no. 17).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi, beliau bersabda:“Setelah menyuembuhkan Ayyub ‘alaihissalam, Allah menurunkan hujan berupa belalang emas kepadanya. Lalu Ayyub mengambil sebagian darinya dengan tangannya dan memasukannya ke dalam bajunya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :”Ketika Ayyub sedang mandi dalam keadaan telanjang, tiba-tiba sekumpulan belalang emas bersujud, kemudian Ayyub meraupnya dan memasukkan ke bajunya, lalu Rabbnya berseru kepadanya :’Hai Ayyub, bukankah Aku telah menjadikan kamu kaya seperti yang kamu saksikan?’Ia menjawab:’Benar, ya Rabbku, tetapi tiada pernah aku merasa cukup dari berkah-Mu.’”

Dan fiman Allah Ta'ala:

“Hantamkanlah kakimu”(QS.Shaad:42)

Artinya, hentakkanlah kakimu ketanah. Maka Ayyub ‘alaihissalam pun mentaati perintah-Nya, Sehingga Allah Ta’ala membuatkan sumber air yang jernih, lalu menyuruhnya mandi dan minum dari air tersebut. Setelah mandi dan meminum air itu, maka lenyaplah semua penyakit yang dideritanya selama ini, baik yang lahir maupun yang bathin. Dan setelah itu Allah Ta’ala menggantinya dengan kesehatan lahir dan bathin, ketampanan yang sempurna dan harta kekayaan yang melimpah, Bahkan Allah Ta’ala juga menurunkan hujan belalang emas kepadanya, serta mengembalikan keluarganya, sebagaimana yang difirmankan-Nya:

“Dan Kami Anugerahkan ia dengan mengumpulkan kembali keluarganya dan Kami tambahkan kepada mereka sebanyak mereka pula” (QS.Al-Anbiyaa’:84)

Ada yang berpendapat:”Allah Ta’ala menghidupkan mereka secara keseluruhan.”Dan ada lagi yang menyatakan:”Allah Ta’ala memberikan ganti kepadanya ketika di dunia dan menyatukan mereka kembali bersamanya kelak di akhirat.”
Dan firman-Nya :

“Sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (QSAl-Anbiyaa’:84)

Maksudnya, Kami hilangkan kesusahan yang dideritanya dan Kami lenyapkan penderitaanya sebagai rahmat dari Kami sekaligus kasih sayang dan kebaikan Kami kepadanya.

“Dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang beribadah kepada Allah. (QS.AlAnbiyaa’:84)

Yaitu, sebagai peringatan bagi orang yang mengalami cobaan, baik fisik, harta kekayaan, mauoun anak keturunannya. Maka hendaklah dia menjadikan Nabi Ayyub ‘alaihissalam sebagai suri tauladan, di mana beliau pernah diuji oleh Allah dengan cobaan yang lebih berat, lalu dia bersabar sehingga Allah menyembuhkannya kembali.

Dan setelah itu, Nabi Ayyub ‘alaihssalam sempat menjalani hidup selama tujuh puluh tahun di negeri Romawi dengan memeluk agama yang hanif, adapun orang-orang yang setelahnya mereka merubah agama Ibrahim ‘alaihissalam.

Thursday, March 3, 2011


Kuasa Dan Kerja Tuhan

Engkau tidak lihatkah kuasa Tuhan dan kerja-kerja-Nya,
Setiap hari kita lihat, membaca dan mendengarnya,
Sungguh menakut dan mengerikan,
Orang-orang kaya, yang punya nama, tiba-tiba mati mengejut meninggalkan harta,
Orang-orang kaya yang punya glamour, tiba-tiba muflis menjadi papa,
Pemimpin-pemimpin yang ternama yang sedang membina nama,
Tiba-tiba dijatuhkan oleh rakyatnya,
Seorang yang ternama dikagumi oleh dunia mati terhina,
Gunung berapi meledak, gempa bumi menggoncang, air bah mengamuk,
Tidak dapat dibendung oleh alat-alat sains teknologi yang canggih,
Kapal terbang jatuh membunuh beratus-ratus penumpang,
Yang tidak mampu tenaga manusia membendungnya,
Belum lagi manusia mati setiap hari akibat perang yang manusia bukan suka,
Tapi tidak dapat menahan dan membendung daripada berlakunya peperangan yang memusnah,
Hampir setiap bulan di dunia ada sahaja negara yang dipukul ribut,
Memusnahkan dan merosakkan apa sahaja,
Air bah yang mengganas memusnah, meruntuh dan membinasakan apa sahaja,
Belum lagi soal-soal jenayah yang manusia tidak suka tapi terjadi,
Eksiden dan pelanggaran kereta setiap hari membunuh dan merosakkan,
Tanah runtuh dan berbagai-bagai lagi kejadian yang mengerikan terjadi,
Tidak mampu manusia mengelakkannya sekalipun mempunyai ilmu yang tinggi,

Begitulah kuasa Tuhan dan kerja Tuhan di dunia ini,
Tapi tidak ada manusia mengambil iktibar dan pengajaran,
Tidak juga manusia itu kembali kepada Tuhan,
Di Akhirat lebih lagi parah kena hukuman,
Bagi mereka yang tidak sedar dan tidak rujuk kepada Tuhan,
Yang seksaannya lebih parah lagi,
Yang penderitaannya lebih sengsara lagi dan lebih hebat.

Saturday, February 26, 2011


'Ikhwan' - Umat Yang Dirindui Oleh Rasulullah s.a.w

Rasulullah kami umatmuwalau tak pernah melihat wajahmukami cuba mengingatimudan kami cuba mengamal sunnahmu"

Pada suatu hari, berlaku perbualan di antara Nabi saw. dengan Saidina Abu Bakar Siddiq serta para sahabat lain. “Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan saudara-saudaraku( ikhwanku ),” berkata Nabi saw. “Wahai Rasulullah, bukankah kami ini teman-teman engkau?” jawab Abu Bakar. “Bukan,” jawab Nabi saw. “Kamu adalah sahabat-sahabatku”.

Para sahabat menjadi keliru dan hairan siapakah yang dimaksudkan dengan ikhwan yang Nabi rindukan itu. Setahu mereka yang paling rapat dengan Nabi ialah para sahabat sendiri. Melihatkan Abu Bakar dan sahabat-sahabat lain kebingungan, Nabi segera menjelaskan; “Ikhwan ialah mereka yang belum pernah melihat aku, tetapi mereka beriman dengan aku sebagai Rasulullah dan mereka mencintaiku lebih daripada kecintaannya kepada anak dan orang-orang tua mereka”. Para sahabat masih belum berpuas hati dan bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah kami ini ikhwan( saudara) engkau?”. “Kamu semua adalah sahabat-sahabatku!” sekali lagi Nabi menjelaskan.

“Wahai Abu Bakar, tidakkah engkau juga merindui ikhwanku itu, kerana mereka juga mencintai engkau lantaran engkau adalah sahabatku?” Persoalan ikhwan menjadi teka-teki kepada para sahabat. Kemudian Nabi memberitahu bahawa mereka ialah umat Nabi sesudah wafatnya baginda. Walaupun mereka tidak berjumpa dengan baginda namun tetap beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka membaca al-Quran dan al-Hadis serta mencintai Nabi-Nya sebagai Rasulullah yang penghabisan. Mereka juga mencintai sahabat-sahabat Nabi yang berjuang menegakkan Islam”.

Alhamdulillah yang dimaksudkan oleh Nabi sebagai ikhwan itu ialah umat terkemudian termasuk diri kita. Jika kita mengikut ajaran Nabi serta mencintai baginda, Nabi saw. amat menyanjungi serta merindui kita kerana menurut baginda meskipun kita tidak berpeluang berjumpa dengannya, namun kita tetap beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Golongan ikhwan ini pernah Nabi katakan sebagai makhluk yang paling ajaib imannya kerana beriman tanpa bertemu dengan Nabi sendiri. “Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman dengan aku. Dan berbahagialah 70 kali ganda orang-orang yang beriman dengan aku, meskipun tidak pernah berjumpa dengan aku!” jelas Nabi lagi. Semoga kita termasuk dalam golongan umat yang diberi gelaran sebagai ‘ikhwan’ – umat yang dirindui Nabi saw.

Berangkat dari riwayat di atas, saya belajar memaknai iman sebagai sebuah tantangan. Semakin tinggi tingkat tantangan, semakin tinggi pula tingkat iman kita. Semakin sulit kita menjalankan sebuah keyakinan (iman), semakin tinggi pula nilai iman kita di sisi Allah.

Ilustrasi berikut mungkin bisa menyederhanakan persoalan: Seorang waliyullah tidak diragukan lagi telah melihat berbagai "keajaiban" dan "rahasia" Allah. Dia sudah menyaksikan dan merasakan getaran cinta ilahi. Kalau Allah mengangkat derajatnya, tentu saja kita tak akan hairan. Yang membuat kita takjub adalah, seorang usahawab yang sangat sibuk dan telah menyaksikan bahwa
"time is money", namun tetap berusaha menunaikan shalat lima waktu di sela-sela kesibukannya. Begitu juga dengan seorang kuli bangunan yang lebih banyak menggunakan potensi otot dibanding potensi otaknya, namun tetap berpuasa di bulan Ramadhan meskipun dia harus kerja di tengah terik mentari.

Bagi saya, usahawan dan kuli bangunan tersebut memiliki iman yang paling menakjubkan.

Kita bukanlah sahabat Nabi yang menyaksikan secara langsung betapa mulianya akhlak junjungan kita itu; kita juga bukan malaikat yang tidak memiliki hawa nafsu; kita juga bukan waliyullah yang telah merasakan manisnya kasih sayang Allah. Kita adalah manusia biasa yang penuh dengan kelemahan.

Dalam kelemahan itulah kita masih beriman kepada Allah. Dalam ketidak hebatan kita itulah kita selalu berusaha mendekati Allah. Di tengah kesibukan dan beban ekonomi yang semakin meningkat, kita tetap keluarkan zakat dan sedekah. Tak sedikitpun kita akan gadaikan iman kita.

Di tengah dunia yang semakin mencabar, kita masih sempatkan untuk shalat. Di tengah godaan duniawi yang luar biasa, kita tahan nafsu kita di bulan Ramadhan. Di tengah kumpulan manusia yang selalu dalam kesibukan ini, kita masih bisa mensyukuri sejumput ni'mat yang diberikan Allah.

Nabi Muhammad menghibur kita, "Berbahagialah orang yang melihatku dan beriman kepadaku," Nabi ucapkan kalimat ini satu kali.

"Berbahagialah orang yang beriman kepadaku padahal tidak pernah melihatku." Nabi ucapkan kalimat terakhir ini tujuh kali.

Wallahu’alam.




http://cahayamukmin.blogspot.com/

Comments

Popular posts from this blog