Orang yang Mempunyai Hutang, (Cenderung) Berani Berbohong?   
 
 




Pagi-pagi, sudah mendengarkan curhatan orang yang dihutangi orang....

"Ustadz...saudara saya itu gemar pinjam uang kepada saya. Tapi giliran mengembalikan, ada saja alasannya. Ketika saya tidak pinjami lagi, ia mengadu kepada ibu saya, dan saya yang dimarahi ibu saya. Padahal saya sudah banyak membantu dirinya...."

"Ustadz, ada seseorang yang pinjam uang kepada saya. Giliran saya tagih, tidak dibayarnya. Apa saya salah jika tidak mengingatkan orang tersebut untuk membayarnya. Orang tersebut, bukannya tidak mampu membayar hutang, karena ia bisa kredit motor dan seterusnya. Ia berhutang karena kebiasaannya saja..."

Dan begitulah pagi ini. Ketika saya sedang mendengarkan acara kajian pagi di radio ini, sedang berlangsung acara tanya jawab.

Dan dari sebagian yang bertanya kepada si pengasuh, mengeluhkan bagaimana orang yang dulunya, menghiba-hiba, menampakkan muka yang kusut, dan cerita memilukan lainnya sehingga si pemberi hutang meminjamkan uangnya, giliran ia mempunyai kemampuan untuk membayarkan hutang tersebut, justru ia mencari dalih seribu satu alasan untuk tetap bisa menundanya....

Suatu akhlak buruk yang ditunjukkan oleh si pemilik hutang! Rasulullah bersabda, "Menunda membayar kewajiban saat mampu adalah kezaliman." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Lantas, apa benar seseorang yang mempunyai hutang ia punya kecenderungan untuk berbohong (demi menunda-nunda waktu pelunasan hutangnya)??

Ternyata, Rasulullah sendiri yang mengkhabarkan tabiat orang yang berhutang itu, punya kecenderungan yang demikian:

Artinya: “Seseorang jika sudah berhutang dia akan berbohong ketika berkata, dan menyelisihi ketika berjanji” (HR. Abu Dawud)

Dan demikian kenyataan di lapangan (seperti sudah disinggung di bagian awal postingan, curhatan si empunya piutang). Bahwa seseorang kala sudah dikaruniakan kemampuan, tetapi ia cenderung untuk terus menghindar dari kewajiban melunasi hutangnya.

Padahal, jika ia mengetahui bahwa ancaman besar bagi seseorang yang mampu melunasi hutangnya tapi ia enggan melakukannya, ia nanti datang pada hari kiamat, menyandang status sebagai pencuri!

“Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih)

Coba bayangkan, seseorang yang mati di jalan Allah -yakni mati syahid-, ia akanberoleh keutamaan yang luar biasa di sisi Allah. Namun, keutamaan di sisi Allah itu, bisa terganjal lantaran satu hal saja: ia masih mempunyai hutang!

“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)

Jika ahli warisnya tak membayar hutangnya di dunia ini, maka hutang itu akan ditagih oleh si pemiliknya nanti pada saat pengadilan di akhirat nanti.

Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih).

Apakah kita yakin, bahwa kita mempunyai amalan baik yang banyak sehingga kita dapat membayar hutang tersebut manakala di akhirat nanti, padahal kita tidak tahu apakah amalan yang kita kerjakan itu, diganjar pahala oleh Allah atau tidak?

Maka, seyogyanya, orang yang berhutang, bersegera melunasi hutangnya. Terlebih kalau ia memang dikaruniakan harta untuk melunasinya (dan tidak menunda-nundanya).

Berikut ini adalah do'a untuk segera membayar hutang, jika (kebetulan) ada.
 اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ.

“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.” (HR. Al-Bukhari 7/158.)

Mudah-mudahan, kita (yang punya hutang) diberikan kemudahan untuk melunasinya dengan segera. Amiin...







http://thetrueideas.multiply.com/journal/item/3280/Orang_yang_Mempunyai_Hutang_Cenderung_Berani_Berbohong

Comments

Popular posts from this blog