Allah berfirman:
"Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim, ‘Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya’kub, dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan padanya balasan di dunia, dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang sholeh." (Al-Ankabut: 26-27)
Ketika Ibrahim Alaihissalam berhijrah dari daerah Babilonia ke bumi yang diberkati (daerah Makkah), sedang isterinya adalah seorang wanita yang mandul yang belum bisa memberikan untuknya anak, yang mana orang yang menyertai keduanya saat itu adalah anak dari saudaranya yang bernama Luth bin Haran bin Azar, maka setelah itu, Allah menganugerahkan kepada sang Khalilullah ini beberapa anak yang sholeh dan menjadikan dari keturunannya beberapa nabi, yang diturunkan kepada mereka kitab-kitab Allah.
Diriwayatkan Al-Aufi dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu dalam alam semesta, "Makkah", kerana tidakkah kamu telah mendengar firman Allah:
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia," (Ali Imran: 96) dan Ka’ab bin Al-Ahbar mengira bahawa yang dimaksud bumi atau daerah tersebut adalah Haran.
As-Sadda berkata, "Ibrahim dan Luth bertolak ke arah Syam, dan Ibrahim bertemu dengan Sarah yang mana ia adalah puteri dari penguasa Haran. Sarah adalah seorang wanita yang sangat mencela agama yang dipeluk oleh masyarakat di Haran, sehingga Ibrahim lalu menikahinya agar penduduk Haran tidak mempengaruhi bahkan merubah kepercayaan Sarah ini,"
Menurut pendapat yang masyhur, bahawa Sarah adalah puteri dari pakcik Ibrahim sendiri yang bernama Haran, yang dinasabkan kepadanya daerah Haran.
Disebutkan dalam Ash-Shahihain, dari hadiths Abu Hurairah bahawasanya Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
"Sesungguhnya Ibrahim tidak pernah berbohong kecuali pada tiga perkara: dua di antaranya adalah dalam masalah Dzat Allah iaitu sebagaimana dikutip dari firman Allah:
"Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya," (Al-Qashash: 63) dan firman Allah:
"Sesungguhnya aku sakit." (Ash-Shaffat: 89) sedang yang ketiga-tiga adalah ketika ia berjalan bersama Sarah isterinya melewati daerah kekuasaan seorang penguasa lalim, maka kaki tangan penguasa lalim tersebut memberitahukan kepada atasannya, "Bahawasanya telah masuk di daerah kekuasaan panduka seseorang yang bersamanya seorang wanita tercantik di dunia."
Sayiddah Sarah Isteri Pertama Al-Khalil Ibrahim
Allah berfirman:
"Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim, ‘Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya’kub, dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan padanya balasan di dunia, dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang sholeh." (Al-Ankabut: 26-27)
Ketika Ibrahim Alaihissalam berhijrah dari daerah Babilonia ke bumi yang diberkati (daerah Makkah), sedang isterinya adalah seorang wanita yang mandul yang belum bisa memberikan untuknya anak, yang mana orang yang menyertai keduanya saat itu adalah anak dari saudaranya yang bernama Luth bin Haran bin Azar, maka setelah itu, Allah menganugerahkan kepada sang Khalilullah ini beberapa anak yang sholeh dan menjadikan dari keturunannya beberapa nabi, yang diturunkan kepada mereka kitab-kitab Allah.
Diriwayatkan Al-Aufi dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu dalam alam semesta, "Makkah", kerana tidakkah kamu telah mendengar firman Allah:
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia," (Ali Imran: 96) dan Ka’ab bin Al-Ahbar mengira bahawa yang dimaksud bumi atau daerah tersebut adalah Haran.
As-Sadda berkata, "Ibrahim dan Luth bertolak ke arah Syam, dan Ibrahim bertemu dengan Sarah yang mana ia adalah puteri dari penguasa Haran. Sarah adalah seorang wanita yang sangat mencela agama yang dipeluk oleh masyarakat di Haran, sehingga Ibrahim lalu menikahinya agar penduduk Haran tidak mempengaruhi bahkan merubah kepercayaan Sarah ini,"
Menurut pendapat yang masyhur, bahawa Sarah adalah puteri dari pakcik Ibrahim sendiri yang bernama Haran, yang dinasabkan kepadanya daerah Haran.
Disebutkan dalam Ash-Shahihain, dari hadiths Abu Hurairah bahawasanya Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
"Sesungguhnya Ibrahim tidak pernah berbohong kecuali pada tiga perkara: dua di antaranya adalah dalam masalah Dzat Allah iaitu sebagaimana dikutip dari firman Allah:
"Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya," (Al-Qashash: 63) dan firman Allah:
"Sesungguhnya aku sakit." (Ash-Shaffat: 89) sedang yang ketiga-tiga adalah ketika ia berjalan bersama Sarah isterinya melewati daerah kekuasaan seorang penguasa lalim, maka kaki tangan penguasa lalim tersebut memberitahukan kepada atasannya, "Bahawasanya telah masuk di daerah kekuasaan panduka seseorang yang bersamanya seorang wanita tercantik di dunia."
Maka penguasa lalim itu pun mengutus utusannya untuk menemui Ibrahim agar ia menghadap kepadanya. Maka setelah Ibrahim di depan penguasa lalim tersebut, sang penguasa berkata, "Siapakah wanita yang bersamamu?"
"Ia adalah saudara perempuanku." Jawab Ibrahim.
"Datangkanlah ia ke sini."
Maka Ibrahim pun kembali ke tempatnya dan memberitahukan kepada Sarah dengan berkata, "Penguasa lalim itu menanyakan kepadaku tentang kamu, dan aku pun mengatakan bahawa engkau adalah saudara perempuanku. Maka apabila nanti ia bertanya kepadamu, maka janganlah kamu mendustakanku. Kerana engkau adalah benar-benar saudaraku dalam Kitabullah (saudara seagama). Padahal di dunia ini tidak ada orang muslim kecuali aku dan engkau."
Kemudian utusan sang penguasa lalim itu datang dan membawa Sarah untuk dihadapkan ke tuannya, sedang Ibrahim langsung melaksanakan sholat.
Ketika sang penguasa lalim tersebut melihat Sarah, maka ia terpegun dan ia langsung merangkul Sarah dengan sekuat tenaganya. Sambil demikian ia berseru, "Berdoalah kepada tuhanmu, maka aku tidak akan memperkosamu." Maka Sarah pun berdoa, maka pelukan sang penguasa lalim itupun tiba-tiba terlepas. Penguasa lalim itu lantas merangkul kembali Sarah dengan sekuat tenaganya bahkan lebih erat dari yang pertama. Sambil merangkul Sarah dengan sekuat tenaganya, ia berseru, "Berdoalah kepada tuhanmu, maka aku tidak akan memperkosamu." Maka Sarah pun berdoa, maka pelukan sang penguasa lalim itupun tiba-tiba terlepas. Dan untuk ketiga kalinya penguasa lalim itu merangkul erat Sarah dan berseru seperti yang pertama dan kedua, dan kejadian aneh seperti pertama dan kedua pun terjadi, sehingga ia lantas memanggil ajudannya dan berkata kepada sang ajudan, "Kamu tidak mendatangkan kepadaku seorang manusia akan tetapi kamu telah mendatangkan kepadaku syaitan. Keluarkan wanita ini dan berilah ia seorang budak (bernama Hajar)."
Maka Sarah pun lalu dikembalikan dengan membawa Hajar kepada Ibrahim yang saat itu masih melaksanakan sholatnya.
Setelah Ibrahim merasa bahawa Sarah datang, maka ia menutup sholatnya dan berkata, "Apakah sang penguasa tersebut merasa terhina?" Sarah menjawab, "Cukuplah Allah sebagai penolong kita dari perbuatan makar orang-orang kafir dan orang-orang pembuat dosa. Sang lalim tersebut memberikan kepadaku seorang wanita sahaya (Hajar).
Muhammad bin Sirin berkata, "Setiap kali Abu Hurairah menyebutkan hadiths ini, maka ia berkata, "Mereka itulah ibu-ibu kalian wahai anak-anak langit (para nabi)."
Dikatakan, bahawasanya suatu saat Ibrahim memasuki sebuah daerah yang berada di bawah kekuasaan seorang raja atau penguasa lalim, maka dikatakan kepada sang raja, "Malam kemarin Ibrahim masuk ke daerah kita ini dengan membawa seorang wanita yang sangat cantik." Maka raja lalim itu lalu mengutus orang yang memberitahu tersebut untuk menemui Ibrahim dan menanyainya, "Siapakah wanita yang bersamamu itu?"
Ibrahim menjawab, "Dia adalah saudara perempuanku."
Sang utusan itu lalu berkata, "Biarkan dia aku bawa untuk menghadap kepada sang raja," dan Ibrahim pun melepas sang isteri untuk menghadap sang raja dan berbisik, "Janganlah kamu mendustakan perkataanku, kerana sesungguhnya aku telah memberitahukan kepadanya bahawa engkau adalah saudara perempuanku."
Ketika Sarah sampai di hadapan raja lalim tersebut, maka Sarah meminta diri terlebih dahulu untuk berwudhu’ dan menunaikan sholat. Setelah itu berdoa, "Ya Allah, Engkau tahu bahawa sesungguhnya aku beriman kepada-Mu dan kepada Rasul-Mu. Ya Allah jagalah farjiku kecuali untuk suamiku. Janganlah orang-orang kafir menguasaiku."
Mendengar itu, sang raja tertunduk lemas dan sampai tersungkur bertekuk lutut di hadapan Sarah.
Abu Az-Zinad berkata, "Abu Salamah bin Abdurrahman berkata, "Dari Abu Hurairah bahawasanya Sarah berkata, ‘Ya Allah, jika orang ini (sang raja) meninggal, maka akan dikatakan kepadaku, "Wanita inilah yang telah membunuhnya." Maka bangunkanlah ia kembali." Maka raja itupun lalu siuman dan lantas memerintahkan kepada pegawainya, "Lepaskanlah wanita ini. Kalian tidak mendatangkan kepadaku kecuali seorang syaitan. Kembalikan ia kepada Ibrahim dan berikanlah kepada mereka wanita sahaya (Hajar)."
Sedang Ibrahim, sejak keberangkatan Sarah menuju sang raja sampai ia kembali, tanpa henti-hentinya melaksanakan sholat dan berdoa agar Allah menolak bahaya yang akan menimpa Sarah, dan menghalangi kejahatan sang raja yang ingin berbuat tidak baik terhadap Sarah.
Ketika musuh Allah tersebut ingin berbuat tidak baik terhadap Sarah, maka dengan segera Sarah mengambil wudhu’ dan melaksanakan sholat dan berdoa kepada Allah sebagaimana doa yang telah kami sebutkan di atas.
Disebutkan dalam sebuah atsar bahawa Allah lalu membuka hijab antara Sara dan Ibrahim. Sehingga Ibrahim dapat melihat langsung Sarah saat itu sedang berada di hadapan sang raja lalim, dan bagaimana Allah menjaga Sarah darinya. Agar ini lebih menenangkan hati dan mata sang Nabi Khalilullah ini. Kerana Nabi Ibrahim sangat mencintai Sarah kerana agama dan kecantikannya yang luar biasa.
Dikatakan, bahawasanya tidak ada wanita setelah Hawa yang melebihi kecantikan Sarah. Walillahi Al-Hamdu wa Al-Minnah.
Allah tidak meninggalkan hamba-Nya yang beriman bernama Sarah, ketika Ibrahim berdoa dengan hati yang khusyu’ yang dipenuhi dengan keimanan sehingga Allah pun menyelamatkan Ibrahim dan isterinya Sarah dari perbuatan buruk raja yang lalim tersebut.
Dan kepada saudari-saudari kami kaum mukminah yang suci yang terjaga kehormatannya, kami katakan, "Selagi kamu bersama Allah, maka Allah akan menyertaimu dan akan selalu menjagamu dari kejahatan orang-orang jahat dan akan menyelamatkan kamu dari bahaya yang ditimbulkan para pembuat onar dan para lelaki-lelaki bejat."
http://www.rediesh.com/the-great-women/sayiddah-sarah-isteri-pertama-al-khalil-ibrahim#more-235
Comments
Post a Comment