ƸӜƷ Renungan Buat DiriKu dan Anda Semua ~Antara tanda-tanda lemah Iman~ ƸӜƷ

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh..
Tabiat iman dan hubungan dengan Allah Subhanahuwata’ala kadang-kadang kuat dan kadang-kadang lemah. Kita hendaklah memahami tanda-tanda kelemahan iman dan hubungan dengan Allah Subhanahuwata’ala. Apabila kita memahami, maka kita seharusnya bertindak dengan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan segala tanda kelemahan tersebut. Maka apabila kita beramal dengan sesuatu yang berlawanan dengan tanda kelemahan iman, InsyaAllah iman dan hubungan kita dengan Allah Subhanahuwata’ala akan terus terpelihara. Antara tanda-tanda itu ialah:


1) Melakukan kederhakaan dan amalan berdosa

Di kalangan orang-orang yang derhaka ada yang melakukan satu amalan kederhakaan secara terus-menerus dan ada pula yang melakukan berbagai-bagai amalan kederhakaan.

Jika seseorang itu sering melakukan kederhakaan, maka kederhakaan itu boleh menjadi kebiasaan yang tidak dapat ditinggalkan. Seterusnya menjadikan hatinya keras daripada merasai kesan buruk kederhakaan itu. Akhirnya, pelakunya berani menderhaka secara terang-terangan, sehingga dia termasuk ke dalam golongan yang disebutkan di dalam hadith ini (yang bermaksud):

"Setiap umatku mendapat perlindungan afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Dan, sesungguhnya termasuk perbuatan terang-terangan jika seseorang melakukan suatu perbuatan pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi hari, padahal Allah telah menutupinya, namun dia berkata, ‘Hai fulan, malam tadi aku telah berbuat begini dan begini’, padahal Rab-nya telah menutupinya, namun kemudian dia menyelak sendiri apa yang telah ditutupi Allah pada dirinya."[Riwayat Bukhari]


2) Merasakan adanya kekerasan dan kekakuan dalam hati.

Kerana adanya perasaan keras dan kaku, menjadikan seseorang merasakan seakan-akan hatinya telah berubah laksana batu keras yang hampir mustahil diusik dan dipengaruhi oleh sesuatu apa pun. Ini berlaku kerana ia lupa dan tidak ingat (berzikir) kepada Allah Subhanahuwata’ala. Allah Subhanahuwta’ala berfirman yang bermaksud :

"Kemudian setelah itu, hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi." [Al-Baqarah: 74]

Orang yang hatinya keras tidak mampu dipengaruhi dengan nasihat tentang kematian. Tidak pula terpengaruh tatkala dia melihat orang mati atau mayat yang membujur. Bahkan boleh jadi dia sendiri yang mengangkat mayat itu dan meletakkannya di liang kubur, tetapi langkah-langkah kakinya di antara sekian banyak kuburan tidak ubah seperti langkah-langkah kakinya di antara longgokan-longgokan batu.


3) Tidak tekun dan hilang khusyu’ dalam beribadah

Antara tanda lemah iman ialah tidak khusyu’ dan hilang tumpuan semasa solat, membaca Al-Qur’an, berdoa dan lain-lain. Tidak menyemak dan memikirkan makna-makna doa, sehingga ia membacanya hanya sekadar rutin yang membosankan. Boleh jadi, oleh kerana doa yang dibacanya hanya terbatas kepada doa-doa tertentu sahaja, maka ia tidak merasa perlu untuk memikirkan makna-maknanya. Padahal Allah Subhanahuwata’ala tidak menerima doa yang dibaca ala kadar sahaja, sebagaimana yang disebut dalam sebuah hadith (yang bermaksud):

"Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai dan main-main." [At-Termizi]


4) Malas melakukan amal taat dan meremehkan ibadah.

Orang yang lemah iman, kalau pun melakukan ibadah, maka ia lakukan sekadar aktiviti kosong tanpa roh. Allah Subhanahuwata’ala telah mensifati orang-orang munafik dalam firman-Nya yang bermaksud:

"Dan, apabila mereka berdiri untuk solah, mereka berdiri dengan malas." [An-Nisa’: 142]

Termasuk juga dalam kelompok meremehkan ibadah ialah sikap tidak memperdulikan tanda-tanda kebaikan dan waktu-waktu yang tepat untuk beribadah. Pada masa yang sama tidak ghairah untuk mendapatkan pahala daripada Allah Subhanahuwata’ala. Contohnya, menunda-nunda perlaksanaan haji padahal ia mampu, mundur daripada medan peperangan dan hanya duduk di rumah dan menangguh-nangguh ikut solah berjamaah.

Orang yang lemah iman sebegini, perasaannya sama sekali tidak tersentuh jika ia tertidur hingga meninggalkan solat wajib. Begitu juga jika ia ketinggalan melakukan solat sunat rawatib atau wirid. Ia juga tidak berhasrat untuk menqadha atau menggantikan apa yang ketinggalan itu. Bahkan boleh jadi ia sengaja meninggalkan amalan sunat atau fardhu kifayah. Gambaran ini bertentangan dengan orang-orang yang disifati Allah Subhanahuwata’ala di dalam firman-Nya yang bermaksud:

"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan, mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami." [An-Anbiya’: 90]

Bermacam-macam lagi tanda-tanda kemalasan seperti malas dalam melaksanakan ibadah-ibadah rawatib, solat malam, solat dhuha, solat-solat nafilah dan melengah-lengahkan usaha datang ke masjid. Hatinya sama sekali tidak terketuk untuk melakukan semua itu.


5) Dada terasa sesak dan terbelenggu

Orang yang lemah iman akan merasakan seolah-olah wujud beban yang berat menghimpitnya. Ia cepat menjadi resah dan gelisah kerana suatu masalah yang remeh dan jauh daripada merasai lapang dalam hatinya. Ini berlaku kerana ia menurut hawa nafsu dan tidak menguatkan keazaman untuk bersabar. Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam telah mensifati iman sebagai berikut:

"Iman itu ialah kesabaran dan kelapangan hati." [As-Silsilah As-Sahihah]


6) Hati tidak tersentuh dengan ayat-ayat Al-Quran

Hati yang lemah tidak akan tersentuh dengan janji, ancaman, perintah, pengisahan kiamat dan lain-lain di dalam Al-Quran. Orang yang lemah imannya akan menjadi bosan dan malas untuk mendengar kandungan isi Al-Quran. Ia tidak berusaha untuk membuka dirinya agar berhubung secara langsung dengan Al-Quran. Sekiranya ia membuka mushaf, isi kandungannya tidak diperhatikan dan tidak diberikan perhatian.


7) Lalai daripada mengingati Allah sewaktu berzikir dan berdoa

Berzikir menjadi satu pekerjaan yang berat baginya. Jika ia mengangkat tangannya untuk berdoa, maka secepat itu pula ia menelangkupkan tangannya dan menamatkan doanya. Allah Subhanahuwata’ala telah mensifati orang-orang munafik dalam firman-Nya yang bermaksud:

"Dan, mereka tidak menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali." [An-Nisa’: 142]


8) Tidak merasa tergugat dengan tanggungjawab untuk beramal demi kepentingan Islam.

Orang yang lemah iman tidak mahu berusaha untuk menyebarkan Islam dan menolongnya. Keadaan ini sangat jauh berbeza dengan para sahabat Nabi Sallallahu’alaihiwasallam.

Seorang pemuda, Ibnu Amr Radhiallahu‘anhu, terus beranjak melakukan dakwah kepada kaumnya sebaik sahaja beliau memasuki Islam. Namun mejoriti orang-orang Islam di zaman ini hanya suka duduk senang dan tidak memiliki rasa tangunggjawab untuk melakukan dakwah meski pun sudah sekian lama menjadi muslim.

Bertindak dan bersikaplah dengan perkara-perkara yang berlawanan dengan tanda-tanda kelemahan iman itu agar iman kita terus terpelihara dan kuat. Derhaka lawannya ta’at. Malas lawannya rajin. Hati yang keras kerana lupakan Allah hendaklah dilembutkan dengan berzikir kepada Allah. Hati yang lalai dalam beribadah hendaklah dilatih agar khusyu’ kepada-Nya.

Wallahu'alam..Na'uzubillahminzaliq

Bismillahirrahmanirrahim...
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."

Aamiin Ya Rabbal Alamiin..


Comments

Popular posts from this blog