Laugh? Ketawa? Jgn Berlebihan... Kenapa?

by Asrar Safiya on Sunday, March 20, 2011 at 12:04pm
Assalamualaikum and greetings to all
alhamdulillah..

Sekadar satu perkongsian...peringatan buat diri sendiri yg terutamanya dan sahabat2 yang dikasihi kerana Allah...

one thing,
bila ber 'fb' rplease do not discount ur kerja
ur solat time
ur belajar time
ur office time
dengan hanging around kat sini
make it good =)

enjoy reading and commenting..
may Allah bless...

Dalam satu keterangan dikatakan bahawa orang yang banyak tertawa akan diseksa dengan sepuluh macam seksaan iaitu:

1) Hati akan mati

2) Tidak punya rasa malu

3) Disenangi oleh syaitan

4) Dibenci oleh Allah Yang Maha Penyayang

5) Dihisab pada hari kiamat

6) Dikutuk oleh malaikat

7) Dibenci oleh ahli langit dan bumi

8) Lalai dalam banyak hal

9) Nabi akan berpaling padanya

10) Akan mendapat rasa malu
.
Ketawa Rasulullah SAW adalah berupa senyuman. Kalau pun lebih dari gambaran senyuman, maka gusi beliau kelihatan ketika ketawa, dan itu merupakan ketawa yang merupakan karisma (keperibadian), tidak mengeluarkan suara, terbahak-bahak atau sejenisnya.
.
Daripada Aisyah r.a., dia berkata: "Sekali pun aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berlebih-lebihan ketika ketawa hingga aku lihat anak lidahnya. Ketawa beliau hanya berupa senyuman." (HR Bukhari & Muslim). Daripada Abu Dzar r.a., dia berkata: "Rasulullah SAW tidak pernah tertawa selain daripada senyuman" (HR Muslim & Ahmad).
.
Daripada Abu Hurairah r.a., bersabda Rasulullah SAW: "Jangan kalian banyak ketawa, kerana banyak ketawa itu mematikan hati." Rasulullah SAW juga bersabda: "Jika kamu tahu apa yang aku tahu nescaya kamu banyak menangis dan sedikit ketawa." Sabdanya lagi: "Siapa yang berbuat dosa dalam ketawa, akan dicampakkan ke neraka dalam keadaan menangis."
.
Hassan al-Banna juga pernah berpesan: "Janganlah banyak ketawa, kerana hati yang sentiasa berhubung dengan Allah itu, selalunya tenang dan tenteram." Pesannya lagi: "Janganlah bergurau, kerana umat yang sedang berjuang itu tidak mengerti melainkan bersungguh-sungguh dalam sebarang perkara. Ketawa yang berlebihan tanda lalai dan kejahilan. Ketawa seorang ulamak dunia hilang ilmu, hilang wibawanya. Ketawa seorang jahil, semakin keras hati dan perasaannya."
.
Seorang Hukama pernah bersyair: "Aku hairan dan pelik, melihat orang ketawa kerana perkara-perkara yang akan menyusahkan, lebih banyak daripada perkara yang menyenangkan." Golongan salafussoleh menangis walaupun banyak beramal, takut-takut tidak diterima ibadatnya, kita ketawa walaupun sedar diri kosong daripada amalan.
.
Tanyailah orang-orang soleh mengapa dia tidak berhibur: "Bagaimana hendak bergembira sedangkan mati itu di belakang kami, kubur di hadapan kami, kiamat itu janjian kami, neraka itu memburu kami dan perhentian kami ialah ALLAH."

"...everybody has a past...
...everybody lives a present...
...everybody deserves a future...
Allah knows and He will lead...

moga bermanfaat..~~
Share

Banyak Ketawa Mematikan Hati?

Quantcast
Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U.
Peminat Sains Qur’an/Sains Hadis/Dosen Pasca Sarjana Magister Teknik Sipil UIR

Rasulullah SAW telah menerangkan kepada kita tentang bahaya banyak tertawa, yaitu dapat melenyapkan fungsi hati, dimana bisa berubah dari hidup menjadi mati. Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah engkau memperbanyak tawa, karena sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati”.

Pertanyaannya, mengapa Rasulullah SAW melarang kita banyak tertawa? Mengapa tertawa bisa mematikan hati?, atau sekurang-kurangnya menanduskan hati? Bukankah tertawa itu sehat, tanda kegembiraan, serta penagkal kesedihan. Bila seseorang sedang sedih,…mungkin akan mengingatkan Anda akan bait lagu…”Tiada tawa dan canda-mu lagi…”

Ada satu point yang menjadi cacatan Tauhid Nur Azhar dan Eman Sulaiman (dalam bukunya “Ajaib bin Aneh: 96-99), Janganlah engkau banyak ketawa, karena banyak ketawa itu akan mematikan hati, yang menghilangkan cahaya wajah”. Jika melihat konteks hadis ini, yang dilarang Rasulullah SAW adalah tertawa yang berlebih-lebihan. Dapat dimengerti, sebab semua yang berlebihan cenderung membawa mudarat daripada manfaat. Juangankan tertawa, ibadah yang berlebihan pun dipandang kurang baik. Rasulullah SAW pernah menegur seorang sahabat yang meng-azam-kan diri untuk sholat terus-menerus serta berpuasa setiap hari.

Wasiat yang disampaikan Rasulullah SAW kepada Abu Dzar dalam hadis ini sangat luar biasa. Di dalamnya terhimpun prinsip-prinsip hidup seorang muslim. Andai seorang mampu mengamalkannya secara optimal, kebahagiaan sejati niscaya tidak akan mau jauh darinya.

Marilah kita lihat penjelasan ilmiahnya. Di dalam otak mansia terdapat hormon yang mengatur bahagia dan kesedihan. Hormon yang mengatur kebahagiaan diwakili oleh “serotonin”. Jika kadar serotonin dalam otak stabil dan seimbang, kita akan tenang. Jika kadarnya terlalu rendah, kita akan resah dan gelisah. Namun sebaliknya, jika kadarnya berlebih, kita cenderung “terlalu tenang” alias apatis. Jadi, Allah SWT menciptakan segala sesuatu itu selalu pas, seimbang serta memenuhi prinsip mizan. Terlalu kurang atau terlalu lebih, biasanya akan mendatangkan masalah.

Uniknya, setiap hormon itu tidak bekerja sendirian. Ada proses kerja sama dan mu’amalah yang harmonis di antara mereka (buat orang teknik sipil pasti mengenal kerja sama beton dan tulangan baja yang begitu serasi). Serotonin memiliki partner yang namanya “endorfin”. Hormon yang satu ini bertugas mengatur kegembiraan. Keduanya bagaikan pasangan sejati, saling memahami, dan saling melengkapi. Ketika serotonin turun, kadar endorfin pun akan turun. Demikian pula ketika endorfin naik, maka serotonin pun ikut naik. Namun, hubungan di antara mereka tidak selalu stabil. Ketika proporsi yang satu terlalu tinggi, ketidakseimbangan pun akan muncul ke permukaan. Di sinilah relevansi wasiat Rasulullah SAW terlihat. Terlalu banyak tertawa akan menaikan kadar endorfin sampai batas optimal. Akibatnya, kadar serotonin dalam tubuh menjadi rendah.

Allah SWT menciptakan endorfin dan serotonin dari bahan baku yang sama. Ketika endorfin terlalu banyak diproduksi, bahan baku serotonin akan terserap habis. Efeknya, pada satu sisi dia akan merasa kegembiraan, tapi ketika gembira tersebut mencapai titik optimal, hormon penyeimbang tidak lagi di produksi. Karena itu jangan heran, orang yang banyak tertawa cenderung menjadi pribadi yang gelisah, orang akan mudah tertawa paranoid, mudah berburuk sangka, shalat pun tidak khusyu”. Semakin lama, hatinya akan mati, tidak lagi sensitif. Ketika orang lain mendapatkan kesusahan, dia tidak lagi peduli, karena sibuk dengan kegelisahannya sendiri. Dengan kata lain, orang yang serotoninnya rendah akan menjadi pribadi egois, yaitu pribadi yang hanya mau memikirkan dirinya sendiri. Dia baru mau memikirkan orang lain, kalau orang tersebut bisa menguntungkan dirinya. Rangkaian sikap buruk ini terjadi karena dia terjebak dalam kegembiraan yang berlarut-larut serta melanakannya.

Tertawa bisa menjadi obat jika sesuai takaran. Namun, bisa menjadi “racun” jika berlebihan atau over dosis. Ada beberapa manfaat dari tertawa yang dilakukan secara proporsional, di antaranya, mengurangi stres, menurunkan tekanan darah tinggi, membawa keseimbangan dalam sistem kekebalan tubuh, serta mencegah penyakit.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Tahun 2000 lalu, membuktikan bahwa tertawa bisa membantu kesehatan jantung. Itulah kesimpulan Michael Miller, peneliti bidang kardiologi di University of maryland Medical Center, Baltimore, Amerika Serikat. Dalam penelitian tersebut, Miller bersama rekan-rekannya mewawancarai beberapa orang yang pernah mengalami serangan jantung atau sedang mejalani perawatan untuk mengatasi penyumbatan arteri. Mereka menemukan bahwa pasien-pasien yang diwawancarai umumnya sangat jarang tertawa, terlalu serius.

Berbeda dengan Michael Miller, Dr. Lee Berk dari Loma Linda University meneliti efek tertawa terhadap sistem kekebalan tubuh. Dia membagi subjek menjadi dua kelompok: satu kelompok diberi tontonan komedi yang mereka pilih sendiri, sedangkan kelompok lainnya duduk tenang dalam sebuah ruangan. Tiap orang dalam kelompok dihubungkan dengan alat monitor. Selama pertunjukan dan setengah jam sesudahnya, contoh darah responden diambil setiap 10 menit.

Hasilnya, kelompok yang duduk tenang tak mengalami perubahan fisiologi. Sebaliknya, kelompok yang menonton film komedi mengalami peningkatan di beberapa ukuran fungsi imunitas: aktivitas sel T (penting untuk melawan infeksi), pembunuh sel natural (yang berfungsi melawan tumor), antibodi imunoglobin A (yang menjaga saluran pernafasan) dan interferon gamma (kunci dalam sistem kekebalan tubuh).***


http://ronymedia.wordpress.com/2010/08/01/banyak-ketawa-mematikan-hati/

Comments

Popular posts from this blog