NotesPesan-pesan al-Quran & Hadith's

by Pesan-pesan al-Quran & Hadith on Monday, February 14, 2011 at 6:29pm
"Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus (misykat), yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walauyun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (an-Nur 24 : 35).



Esensi ayat ini adalah bahwa Tuhan adalah (satu-satunya) pemberi cahaya di alam semesta tanpa sentuhan api. Namun menyangkut perumpamaan, mufasir klasik menghadapi kesulitan untuk menjelaskan lebih rinci.




Tetapi, dalam studi yang lebih mendalam tentang cahaya di langit oleh para astrofisikawan, misalnya Mohamed Asadi2 dalam bukunya The Grand Unifying Theory of Everything, perum­pamaan ayat tersebut lebih mendekati kepada fenomena quasar dan gravitasi efek lensa yang menghasilkan cahaya di atas cahaya. Quasar atau Quasi Stellar adalah objek di langit yang ditemukan pertama kalinya pada tahun 1963. Mereka mewakili objek yang paling terang di alam semesta, jauh lebih terang dari cahaya matahari atau bintang.




Para astronom menemukan bahwa objek "seperti bintang' ini terletak miliaran tahun cahaya dari bumi. Objek ini tentunya mempunyai energi yang besarnya sangat luar biasa supaya tetap terlihat dari sini. Energi mereka berasal dari "Super Massive Black Hole". Karakter pertama dari ayat ini yaitu misykat adalah "lubang hitam", sedangkan karakter kedua yaitu "pelita dalam kaca" adalah galaksi yang menghasilkan efek gravitasi lensa seperti quasar (pelita) yang terbungkus oleh kaca (gelas). Coba simak keterangan quasar oleh astronom NASA.3
"Efek gravitasi pada galaksi, quasar yang jauh, serupa dengan efek lensa sebuah gelas minum yang memantulkan sinar lampu jalan yang menciptakan berbagai image (lapisan cahaya atas cahaya)"


Energi quasar yang berasal (dicatu) dari lubang hitam, terjadi ketika "bintang-bintang dan gas" dari galaksi terhisap di dalamnya. Karakter lainnya yang disebut "pohon" oleh al-Qur'an adalah sebutan yang tidak lazim oleh para astronom yang menggambarkan galaksi sebagai "pohon-pohon" yang terdiri dari bintang-bintang. Lihat saja istilah diagram Hertzprung­Russel, dalam buku Timothy Ferris, The Whole Shebang, 1997.




Barangkali, karakter lainnya yang menarik dari ayat di atas adalah pernyataan "diterangi tanpa tersentuh oleh api", suatu fenomena fusi nuklir yang menghasilkan cahaya yang sangat terang, di mana di ruang angkasa nyaris tidak ada ok­sigen untuk pembakaran. Bintang-bintang memulai hidupnya dengan unsur kimia yang paling ringan, yakni hidrogen. Gas berkontraksi, karena gravitasi, memanas; atom hidrogen ber­tumbukan dan membentuk helium, unsur yang lebih berat, ketika mengeluarkan energinya. Energi inilah yang membuat objek "bintang- bintang" bersinar tanpa "disentuh api', energi ini juga yang memelihara keseimbangan posisi bintang-bintang di alam semesta. Sepanjang pengetahuan manusia yang ada sekarang, fenomena quasar inilah yang paling tepat untuk meng­gambarkan ayat di atas. Terlebih lagi perumpamaan dalam ayat tersebut: "seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara". Bahkan aslinya lebih terang dari sinar bintang, dan memang seperti "mutiara" bila kita lihat dari foto-foto NASA yang ada, gemerlapan, sangat menawan.




Dengan demikian, terjemahan bebas ayat 35 Surat an-Nur dari sisi sains adalah:
"Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang (hitam) yang tak tembus (misykat), yang di dalamnya ada pelita besar (quasar). Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca (efek gravitasi lensa dari galaksi) itu seakan­akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan pohon (galaksi yang dicatu oleh lubang hitam) yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon (galaksi) yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (fusi nuklir) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (efek gravitasi lensa), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia,dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."




Pertanyaannya mungkinkah 1400 tahun yg lalu seorang manusia bernama Muhammad yang tidak bisa membaca dan menulis dan berada di daerah tepencil dan terbelakang, serta tidak peernah berguru kpd siapapun, mampu membuat pernyataan seperti ayat diatas
Jawabannya adalah tidak mungkn, kecuali ayat2 itu memang berasal dr Tuhan pencipta Alam semesta dialah Allah SWT, bahkan Galileo Galilei yang menemukan teropong Hidup di abad 16, seribu tahun setelah Nabi Muhammad hidup.


 Share


RIDDAH DENGAN MULUT

by Pesan-pesan al-Quran & Hadith on Wednesday, December 1, 2010 at 7:45am
RIDDAH DENGAN MULUT
Adapun riddah dengan percakapan itu sangatlah banyak. Di antaranya ialah,
1) Sengaja mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan iktikad yang bercanggah dengan rukun iman dan akidah Islam yang telah ijmak umat Islam padanya dan perkara itu mesti diketahui di dalam agama seperti mengatakan bahawa Allah itu bukan satu tetapi dua, tiga atau lain-lainnya.


Firman Allah di dalam tafsirnya, "Demi sesungguhnya! Telah kafirlah orang-orang yang berkata, 'Bahawasanya Allah ialah Al- Masih ibni Maryam.' Padahal Al-Masih sendiri berkata, 'Wahai Bani Israel! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhan kamu, bahawasanya sesiapa yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, maka sesungguhnya Allah haramkan kepadanya syurga, dan tempat kembalinya ialah neraka; dan tiadalah seorang penolong pun bagi orang-orang yang berlaku zalim. Demi sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Bahawasanya Allah ialah salah satu dari tiga Tuhan". Padahal tiada Tuhan (yang ber hak disembah) melainkan Allah yang Maha Esa'." (Surah Al-Maa'idah ayat 72-73)


2) Sengaja mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan kepada memperolok, mengejek atau mempersendakan nama Allah, sifat Allah, perintah Allah, larangan Allah, janji Allah dengan syurga, pahala, neraka dan balasan seksa, para malaikat, kitab-kitab Allah Rasulullah Sallallahu Alaihi wasallam, para rasul dan para nabi yang disepakati kenabian mereka, Hari Akhirat dan qadak dan qadar Allah.


Firman Allah dalam tafsirnya, "Dan jika engkau bertanya kepada mereka (tentang ejek-ejekan itu), tentulah mereka akan menjawab,'Sesungguhnya kami hanyalah berbual dan bermain-main'. Katakanlah,'Patutkah nama Allah dan ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kamu memperolok-olok dan mengejek?' Janganlah kamu berdalih (dengan alasan-alasan dusta), kerana sesungguhnya kamu telah kufur sesudah kamu (melahirkan) keimanan." (Surah At-Taubah ayat 65-66)


3) Sengaja mengeluarkan kata-kata yang menolak perintah-perintah dan larangan-larangan Allah yang telah disyariatkan-Nya dengan ingkar atau membangkang dan menolak dengan takbur.


Firman Allah dalam tafsirnya, "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada malaikat, 'Tunduklah (beri hormat) kepada Nabi Adam'. Lalu mereka sekaliannya tunduk memberi hormat melainkan iblis; dia enggan dan takbur, dan menjadilah ia dari golongan yang kafir." Surah Al-Baqarah ayat 34


4) Sengaja mengkafirkan atau menuduh orang yang beragama Islam dengan tuduhan kafir, atau memanggilnya dengan kata-kata kafir seperti berkata seorang Islam kepada seorang Islam yang lain: "Hai kafir, atau hai Yahudi atau hai Nasrani," sedangkan orang itu masih tetap dengan keislamannya.


Diriwayatkan daripada Ibnu Umar Radiallahuanhu berkata, "Telah besabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam yang maksudnya, "Mana-mana orang yang berkata kepada saudara Islamnya 'wahai kafir', maka telah kufur dengan perkataan itu salah seorang dari keduanya (kufur yang dipanggil) jika benar sebagaimana yang dikatakannya dan jika tidak (benar apa yang dikatakannya) kembali kekufuran itu kepadanya (si pemanggil)." (Hadis riwayat Muslim. 
Share

Mabuk Cinta.Azab Atau Nikmat?

by Pesan-pesan al-Quran & Hadith on Sunday, November 21, 2010 at 6:49am
Karangan Muhammad Ibrahim Al Hamd Dialih bahasa oleh BPRM Al-Islah.
“Hatiku berbunga-bunga” itulah ungkapan seorang yang sedang dilanda asmara. Seorang penyair berkata:


Jika anda tidak pernah jatuh cinta dan tidak tahu bagaimana dilamun cinta itu, maka anda tidak akan pernah merasakan indahnya kehidupan itu.1


MUKADIMAH


Penangan manisnya rasa mabuk cinta ini, ramai orang yang tertarik untuk turut merasakannya. Apatah lagi terdapat pelbagai macam anjuran daripada penyokong dan pendorong, baik dari media cetak mahupun media elektronik yang tidak putus-putus dalam mewar-warkan kisah-kisah romantis, perihal cinta dan nyayian-nyayian asmara. Situasi inilah yang menyebabkan sempurnalah tanggapan manusia, bahawa mabuk cinta ini tidak akan membahayakan, tetapi akan mendatangkan kebahagiaan, kegembiraan, dan keindahan.


Benarkah demam cinta asmara itu merupakan sebuah nikmat? Ataukah sebaliknya, siksaan dan azab bagi yang menghidapnya? Hal ini demikian kerana, di sebalik kisah-kisah asmara yang berakhir dengan ‘happy ending’ (kesudahan yang baik/menggembirakan), terdapat banyak juga perihal cinta yang berakhir dengan kesedihan seperti mati dibunuh si kekasih, atau mati bunuh diri dengan meminum racun, hilang ingatan, badan jadi kurus kering, hingga ada yang menjadi lumpuh sama sekali.


Tulisan ini dipetik daripada ayat-ayat berharga daripada ulama Islam yang mengupas bahayanya demam cinta; di mana cinta lebih dikenali dalam bahasa Arab dengan istilah al-isyq.


BAHAYA CINTA (AL-ISYQ)


Mabuk cinta atau al-isyq, adalah jalan yang sangat berbahaya, licin dan menggelincirkan. Banyak yang telah manjadi penghasut manakala korban-korbannya pula begitu banyak.


Orang-orang yang terkena panah asmara ini adalah orang yang paling susah hidupnya, paling hina, paling gelisah dan paling jauh dari Tuhan-Nya.


Syaikul Islam Ibnu Taimiyah berkata:


“Buah dari cinta adalah kurangnya akal dan ilmu, rosaknya agama adalah akhlak, rasa gelisah yang membuat seluruh agama dan dunia yang berlipat ganda. Bukti positif betapa bahayanya penyakit ini, cukup diketahui dengan melihat keadaan umat-umat terdahulu, ataupun mendengar kisah-kisah mereka. Ini lebih baik daripada terus melihat atau mencubanya. Bagi sesiapa yang pernah ditimpa penyakit ini ataupun melihat korban-korbannya, akan dapat mengambil pelajaran. Tidaklah terdapat penyakit cinta, melainkan bahayanya lebih besar dari manfaatnya.”2 Beliau juga berkata: “Para penggemar penyakit cinta (ussyaq as suwar), adalah orang yang paling diazab dengan penyakit ini, dan paling sedikit pahalanya. Seseorang yang tergila-gila dalam mengagumi seseorang dan terpaut hati kepadanya akan menghambakan dirinya kepada orang yang digilainya itu. Ketika itulah terkumpul segala keburukan dan kerosakan yang tidak terhitung kecuali oleh Allah s.w.t.Walaupun dia selamat daripada perbuatan keji yang terbesar, tetapi keterikatan hatinya terhadap orang yang digilainya itu lebih berbahaya pengaruhnya daripada seseorang yang berbuat dosa kemudian bertaubat yang dapat menghilangkan bekas dosa tersebut”


Korban penyakit cinta ini, ibarat orang-orang yang mabuk dan gila, sebagaimana terungkap dalam sebuah syair:Mereka berkata kepadaku: “Engkau tergila-gila dengan orang yang kau cinta.” Maka segera ku menjawab: “Penyakit cinta lebih hebat daripada apa yang menimpa orang-orang gila.”Orang yang gila kerana cinta tidak akan dapat sedar selamanya. Adapun orang yang gila biasa, akan sakit kadang-kadang sahaja.3


Ibnu Taimiyah berkata tentang hakikat cinta:


“Cinta (al-isyq) adalah rosaknya ilmu, khayalan dan pengetahuan seseorang. Hal ini demikian kerana, orang yang dilamun cinta akan selalu mengkhayalkan orang yang dicintainya secara berlebihan dan tidak sesuai dengan apa yang ada hingga akhirnya penyakit ini menimpa dirinya. Jika dia mengetahui bahawa mengagumi orang yang dikaguminya dengan sebenarnya, dia tidak akan terjatuh ke dalam lembah cinta, walaupun telah terjadi antara keduanya rasa cinta dan hubungan.”4


Lebih lanjut lagi beliau (Ibnu Taimiyah) menjelaskan. “Demam cinta adalah cinta yang berlebihan, hingga melebihi kadar yang diwajibkan. Jika seseorang terjerumus ke dalam hal ini, dia akan tercela dan rosak. Penyakit ini dapat merosakkan hati dan badan sekaligus.”5


Para ulama, penyair, sasterawan dan orang-orang yang pernah terkena penyakit ini telah banyak mengungkapkan, betapa bahayanya cinta ini. Di antara mereka ada yang berkata: “Jika seorang anak manusia mengharungi lautan cinta (al-isyq) dan dipermainkan oleh derasnya ombak, nescaya peluang kecelakaannya lebih besar daripada keselamatannya”6.


Para ahli dakwah berkata: “Betapa ramai orang yang jatuh cinta (telah) merosakkan harta, martabat, keluarga terdekat, kebaikan agama dan dunia orang yang dicintainya”.7


Ada pula yang mengungkapkan: “Cinta adalah penyakit kronik (tidak sembuh-sembuh) yang akan melemahkan jiwa serta menghilangkan ketenteraman. Penyakit cinta, ibarat lautan berombak yang akan menenggelamkan orang yang menyeberanginya. Penyakit ini adalah lautan tak bertepi, dan tidak ada yang selamat daripadanya”.8


Ungkapan mereka yang lain: “Cinta membuatkan raja menjadi hamba, dan penguasa menjadi jelata”.9


Ketika menerangkan bahaya penyakit cinta terhadap agama seseorang. Al Imam Ibnu Qayyim berkata: “Mabuk cinta yang diharamkan itu akan menjerumuskan seseorang kepada kesyirikan. Ketika seseorang semakin dekat kepada kesyirikan, maka akan semakin jauh daripada keikhlasan. Dan semakin jauh seseorang daripada ikhlas, maka akan semakin hebat demam cinta yang melandanya. Sebaliknya, semakin besar keikhlasan dan tauhid seseorang, maka semakin jauh kemungkinan bahaya penyakit asmara akan menimpanya”.


Oleh sebab itu, tidaklah hairan jika isteri Gabenor Mesir begitu hebat tergila-gila mencintai Yusuf a.s disebabkan kemusyrikannya, dan Yusuf a.s selamat dari penyakit ini kerana keikhlasannya. Allah s.w.t berfirman yang bermaksud:


“Demikianlah, agar kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba kami yang terpilih”.(QS Yusuf:24)


Maksud daripada kekejian dan kemungkaran di sini adalah zina. Seorang yang ikhlas telah menyerahkan cintanya kepada Allah s.w.t, kerana itu Allah s.w.t selamatkan dirinya daripada bencana cinta buta. Sementara seorang musyrik, hatinya selalu bergantung selain Allah s.w.t, cinta dan tauhidnya tidak murni untuk Allah s.w.t. 10


Dalam kesempatan lain beliau (Ibnu Qayyim ) berkata, "Penyakit ini telah memeningkan para doktor untuk mencari ubatnya, dan sangat susah bagi mereka menyembuhkan penyakit ini. Demi Allah, penyakit ini ibarat penyakit kronik dan racun yang mematikan. Jika penyakit ini telah melekat di dalam hati, maka itulah petanda ia susah diselamatkan. Tidaklah bara cinta ini menyala di dalam hati seseorang, melainkan sangat susah baginya untuk menyelamatkan diri daripada nyalaannya."


Ibnu Qayyim menjelaskan pula, ada yang berkata betapa banyak fitnah penyakit cinta ini, telah menyebabkan kepala-kepala manusia dalam keadaan tersungkur ke neraka jahannam. Menghantar mereka kepada siksaan yang pedih dan menuangkan piala-piala berisi air mendidih kepada mereka di neraka.


Betapa banyak penyakit demam cinta mengeluarkan orang-orang yang dikehendaki Allah s.w.t dari ilmu dan agama yang mereka miliki, seperti keluarnya bulu daripada adunan tepung. Dan betapa banyak pula penyakit ini menghilangkan kenikmatan dan menggantikannya dengan kecelakaan”.


Penyakit demam cinta adalah penyakit kronik yang telah menurunkan martabat orang-orang yang dimuliakan ke tempat orang-orang yang paling dihinakan. Seseorang yang sebelumnya dikenal mulia dan berkedudukan, tiba-tiba menjadi orang yang terendah. Penyakit ini mampu menyingkap aurat dan keburukan seseorang, membuat ketakutan, meninggalkan kepedihan, menggantikannya dengan penyesalan.


Sungguh tak terhingga menyala api penyesalan yang ditimbulkan penyakit ini. Betapa banyak rasa hormat manusia kepada seseorang yang sebelumnya memiliki tempat di sisi Allah s.w.t dan di hadapan manusia, hilang lenyap kerananya. Betapa banyak penyakit ini mendatangkan musibah, kesusahan, musuh yang datang menguasai.


Jarang sekali penyakit ini berpisah daripada kenikmatan yang segera lenyap, bala yang tiba-tiba datang, bencana yang menyerang, penyakit ini seolah-olah tidak berpisah dangan penyesalan.


Jika kau tanyakan kepada nikmat “Apa yang menyebabkanmu lenyap?” kepada bencana “Apa yang menyebabkanmu datang menghampiri?” kepada kesedihan dan penderitaan? “Apa yang menyebabkanmu tertarik mendatangiku?” kepada keselamatan, “Apa yang menyebabkanmu menjauh?” kepada aib yang tertutup, “Apa yang menyebabkan dirimu terbuka?” kepada wajah, “Apa yang menghilangkan cahayamu?” kepada kehidupan, “Apa yang membuatmu menjadi kelabu ?” kepada matahari keimanan, “Apa yang menyebabkanmu tidak bersinar?” kepada kehormatan diri, “Apa yang menghinamu?” kepada diri yang dipentingkan setelah dimuliakan, “Apa yang telah mengubahmu?” seluruhnya akan menjawab dengan keadaan mereka seolah berbicara. Kerana mustahil mereka dapat menjawab dengan perkataan. Demi Allah, ini adalah sebahagian daripada keburukan penyakit demam cinta, andai saja mereka berakal. Lihatlah rumah-rumah hancur lebur disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada keajaiban tersebut terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.11


Pada kesempatan lain, Imam Ibnu Qayyim berkata tentang tipu daya syaitan dalam menjerat manusia. “Dan di antara tipu daya syaitan, iaitu fitnah yang dihembuskannya kepada orang-orang yang sedang dilamun cinta. Demi Allah, hal itu adalah fitnah terbesar, cubaan terbesar yang telah memperbudak jiwa menjadi hamba-hamba selain Penciptanya (Allah). Fitnah yang membelenggu hati untuk dihantar kepada kehinaan oleh para penggemar al-isyq (cinta). Fitnah yang menimbulkan perang terbuka antara penyakit demam cinta dengan tauhid. Fitnah yang menghantar manusia untuk memberi kesetiaannya kepada syaitan.


Membuat hati terpenjara dan tunduk kepada segala perintah hawa nafsu. Dengan itu, hawa nafsu semakin menghancurkan hati, memenuhinya dengan fitnah. Kemudian hati menjadi terhalang daripada segala petunjuk, memalingkannya daripada tujuan hakiki, menghantar hati manusia ke pasar, perhambakan dan menjualnya dengan harga yang sangat murah, menggantikan untuknya nasib buruk, keinginan yang rendah daripada tujuan yang tinggi untuk bardiam di bilik-bilik syurga, apalagi untuk mendekati Allah.


Hingga akhirnya hati yang telah tercemar itu penuh dengan penderitaan yang tidak tertanggung. Keinginannya untuk sampai kepada orang yang dicintai menjadi penyebab utama kerosakannya. Tanpa dia sedar, kekasih yang dicintainya tidak lama lagi akan berubah menjadi musuh besarnya. Bahkan si kekasih akan melepaskan diri daripada orang yang tergila-gila kepadanya, seolah-olah dia tidak pernah merasa dicintai. Jika para penggemar penyakit cinta ini ternyata berhasil bersenang-senang dengan pujaan hatinya di kehidupan dunia ini, pasti sebentar lagi dia akan mendapat siksaan yang menyakitkan.


Iaitu ketika si kekasih saling bermusuhan di hari kiamat, kecuali orang-orang yang bertakwa. Allah berfirman yang bermaksud:


“Teman-teman akrab pada hari itu sebahagiannya menjadi musuh bagi sebahagian yang lain kecuali orang-orang bertakwa” (QS Az Zukhruf:67)


Hingga akhirnya beliau (Imam Ibnu Qayyim ) berkata: "Alangkah ruginya seorang yang menjual dirinya kepada selain kekasih pertama dengan harga yang murah kerana pujukan syahwat. Sementara yang tinggal hanya mudaratnya, kenikmatannya akan berakhir dan lenyap. Syahwatnya kepada orang yang dicintai akan lenyap, sementara kesusahan menantinya. Keseronokan sementara dan penyesalan berpanjangan menghantuinya. Alangkah kasihan hati, yang di dalamnya terkumpul dua penyesalan: penyesalan tidak berjumpa kekasih tertinggi (Allah s.w.t) dan syurga penuh kenikmatan, dan penyesalan disebabkan siksa dan azab berpanjangan."


Ketika itulah orang yang tertipu tadi mengetahui perniagaan berharga yang disia-siakannya. Barulah dia menyedari, orang yang telah merebut hati dan memperbudakkannya, tidak layak walaupun hanya untuk menjadi pelayan.


Musibah mana lagi yang lebih besar daripada seorang raja yang diturunkan dari singgahsana kekuasaannya, kemudian dipenjarakan oleh seseorang yang tidak layak untuk menjadi pengawalnya. Patuh di bawah arahan dan larangannya? Andai saja kau lihat bagaimana diri seseorang di tangan kekasih pujaan hatinya, pasti ibarat kata-kata penyair :


Ibarat burung di tangan seorang anak yang menghantarkannya ke jurang kebinasaan, sementara anak itu bermain-main dan bergurau senda. Jika engkau menyaksikan keadaan orang-orang yang mabuk cinta, nescaya engkau akan berkata: tidak ada di muka bumi yang lebih susah dari seorang yang mabuk cinta. Walau dia mendapati hawa nafsu penuh dengan kenikmatan . Engkau akan melihatnya menangis setiap saat, kerana takut berpisah dan menahan rindu. Dia menangis rindu jika si kekasih jauh darinya. Jika dekat orang dikasihi dia tetap menangis kerana takut berpisah. Jika engkau melihat orang yang mabuk cinta, bagaimana keadaannya ketika tidur dan istirehat, engkau akan mengetahui bahawa cinta dan tidur tidak akan dapat bertemu selamanya. Dan engkau pun akan berkata ketika melihat linangan air matanya dan nafsu jiwanya.


Maha Suci Tuhan pemilik Arasy yang Maha Sempurna ciptaanNya. Pencipta makluk berpasang-pasang tanpa ada pertentangan setitis air yang lahir dari nafsu api di hasya. Air dan api bertemu di satu tempat seandainya engkau mampu melihat jalan cinta yang terlintas di hati, bagaimana denyutnya menggugah seluruh perasaan pemiliknya.


Pasti engkau akan mendapati bahawa cinta lebih lembut jalannya daripada roh dalam badan, namun memiliki pengaruh sangat dahsyat yang tidak terkira.


Apakah layak bagi seseorang menggadaikan seorang raja yang dipatuhi kepada orang yang akan mengiringinya ke dalam azab yang pedih? Dengan itu dia menghalangi hubungan antara dirinya dengan Allah s.w.t, Zat yang selalu diperlukannya? Seorang yang dilamun cinta akan binasa di tangan orang yang di cintainya. Dia akan menjadi hamba yang hina.


Jika si kekasih memanggilnya, dia akan segera memenuhi panggilan tersebut. Jika ditanya padanya. Apa yang engkau harapkan daripadanya? Nescaya kekasih hatinya itulah yang menjadi tumpuan harapannya. Dia tidak akan pernah merasa tenteram dan tenang tanpa dirinya. Selayaknya, dirinya tidak diperhambakan kecuali kepada kekasihnya. Jangan sampai dia menjual dirinya dengan harga yang sangat murah.12


Di antara bahaya penyakit cinta adalah kezaliman. Iaitu seseorang yang sedang tergila-gila kerana cinta, dapat membuat fitnah terhadap orang yang dicintainya, dan membuat manusia berselisih antara orang-orang yang membenarkan cerita tersebut dan orang-orang yang mendustakannya dan kebanyakan manusia cenderung lebih cepat menerima berita-berita yang seperti ini, walaupun kemungkinan benarnya sedikit. Jika tersebar isu “si fulan bermain api asmara dengan si fulanah “ mungkin hanya satu yang menolak kadar seperti ini. Sementara sembilan puluh sembilan orang akan menerimanya dan membenarkannya.13


Kita selalu mendengar seorang yang hanyut dalam asmara mampu menghilangkan nyawa sesiapa sahaja yang menjadi penghalang cintanya. Berapa banyak darah yang tertumpah sia-sia di sebabkan hal ini, baik suami, kaum keluarga, mahupun seorang tuan. Betapa ramai wanita yang rosak hubungannya dengan suaminya. Jika orang yang dicintainya itu memiliki suami, maka kezaliman yang dilakukan terhadap suami tersebut adalah dengan merosakkan kekasihnya. Jika kezaliman itu dalam bentuk mengotori ranjangnya, maka ini dianggap lebih hebat daripada sekadar berbuat kezaliman terhadap seluruh hartanya. Berselindung seperti ini lebih menyakitkan daripada merampas seluruh hartanya. Balasannya tentu tidak akan dapat seimbang kecuali dengan menumpahkan darahnya.


Ketahuilah, hak orang yang dizalimi itu akan tetap dipertanyakan walaupun orang yang menzalimi tersebut adalah seorang pejuang di jalan Allah s.w.t. Kelak akan diberhentikan orang yang berbuat kezaliman itu di hari kiamat seraya berkata kepadanya: “Ambillah kebajikannya”; Sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Rasullullah s.a.w dalam sabda beliau yang bermaksud:


“Bagaimana prasangka kalian?” 14 Maksudnya “Apakah kalian menganggap kebajikannya akan tersia?” Apatah lagi jika yang dizalimi itu adalah seorang jiran ataupun keluarga yang masih ada hubungan darah, maka kezalimannya semakin berlipat ganda, iaitu kezaliman dengan memutuskan silaturrahim dan menyakiti jirannya.
ingatlah,syaitan selalu berbisik kepada nafsu supaya tidak putus untuk melakukan maksiat.Syaitan adalah musuh sejati TIDAK teman sejati.


Jika ternyata orang yang gila cinta ini, meminta bantuan kepada syaitan-syaitan agar dapat menundukkan orang yang dicintainya, baik dengan perantara sihir ataupan bomoh dan sebagainya, maka akan berkumpullah kezaliman tersebut dangan kesyirikan dan kekufuran disebabkan sihir, walaupun bukan dia yang melakukannya, tetapi jika dia rela, maka dianggap kerelaan itu sebagai kekafiran.


Jika dia tidak merasa keberatan dengan perbuatan itu demi mencapai tujuannya. Hal begini tidak begitu jauh dengan kekufuran juga. Bantu-membantu dalam masalah ini adalah bantu-membantu dalam berbuat dosa dan melanggar batasan Allah s.w.t.


Dalam cinta, tiap-tiap orang yang mencintai dan dicintai saling menzalimi satu sama lainnya, kerana saling berkerjasama untuk berbuat kekejian dan menzalimi diri sendiri. Dan kezaliman keduanya akan meluas kepada selain mereka berdua, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya.


Kemudian tidak jarang orang yang dicintai merosakkan diri orang yang tergila-gila padanya, iaitu dengan berhias di hadapannya, merayu-rayu dengan segala cara, hingga memperoleh harta dan manfaat lainnya. Tidak mustahil, terkadang orang yang terpikat ini membunuh orang yang dicintainya, untuk membalas dendam dan mententeramkan jiwanya. Terlebih lagi dia mendengar orang yang dicintainya berhubungan dengan orang lain.


Berapa banyak korban yang terbunuh dari kedua belah pihak disebabkan cinta. Kenikmatan hilang, kekayaan berubah menjadi miskin, reputasi yang tinggi jatuh dan keluarga yang bersatu menjadi becerai-berai. Betapa banyak penyakit ini merosakkan keharmonian isteri dan anak-anaknya. Jika seorang wanita melihat suaminya tergila-gila kepada yang lain, boleh jadi dia juga berbuat hal yang sama, memiliki lelaki simpanan pula. Akhirnya si suami buntu menanti kehancuran rumah tangganya dengan menjatuhkan talak atau membiarkan saja isterinya berhubungan dengan lelaki lain.15


Berkata Ibnu Hamz, “Berapa banyak orang yang terpelihara aibnya, tertutup hijabnya, namun nafsu asmara berjaya menyingkap tabirnya, dan menghalalkan harimnya (pergaulan yang melewati batasnya). Hingga dia berubah menjadi buah mulut (cemuhan orang) setelah sebelumnya terpelihara aibnya”.16


Bahaya lain daripada penyakit cinta, iaitu terjadi perzinaan, jika yang di gilakannya seorang wanita. Atau terjadilah perbuatan homoseksual, jika yang dicintainya lelaki. Cinta adalah jalan menuju kedua perbuatan ini. Penyakit ini selalu beriringan dengan dua perbuatan keji yang cukup dahsyat ini, yang seluruh orang sepakat menyatakan betapa bahayanya hal ini terhadap akal manusia, harta, akhlak dan keselamatannya.


Berkata Ibnu Qayyim ketika membincangkan tentang dua perbuatan keji ini: “Tidak ada dosa yang lebih merosak hati dan agama daripada kedua kekejian ini. Jika telah bersarang di hati, maka hati akan menjauh daripada Zat yang Maha Baik. Sebab tidak akan naik kepada Allah s.w.t, kecuali kebaikan. Semakin keji hati tersebut, maka akan semakin jauh daripada Allah s.w.t.”17


PENUTUP


Setelah membaca petikan para doktor hati di atas, maka jelas bagi kita, mabuk cinta, dilamun cinta ataupun al-isyq itu adalah azab dan bukan nikmat. Semoga Allah s.w.t menjauhkan kita dari musibah terbesar yang dapat menghancurkan agama dan dunia ini. Amin .
Share

Terlanjur CINTA Monyet

by Pesan-pesan al-Quran & Hadith on Tuesday, November 9, 2010 at 3:48am
Mungkin para teman dan pembaca tertanya-tanya kenapa terlalu banyak mesej pesanan di yahoo messenger hingga memeningkan sesetengah sahabat-sahabat, tidak cukupkah sekali dihantar?
Penulis terpaksa berbuat sedemikian bagi menjawab banyak pertanyaan sama yang diajukan di dalam e-mail, bahkan yang terbaru betul-betul menguji kesabaran penulis. Apakah ini yang dikatakan darah muda yang berani memperlakukan perbuatan terkutuk ini?
Ada yang mengaku telah ditebuk oleh teman lelaki, terkapai-kapai mencari jalan pulang kepada-Nya.
Allahu Rabbi…!
Namun paling merisaukan penulis, penyakit kronik ini berlaku di kalangan anta anti yang mempunyai asas ilmu agama sebagai pendiding. Ingatkan cerah hingga ke petang, hujan pula dipertengahan.
Inilah yang penulis persoalkan.


 وَمَن كَانَ فِى هَـٰذِهِۦۤ أَعۡمَىٰ فَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ أَعۡمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلاً۬


Allah Taala berfirman yang bermaksud: “Dan (sebaliknya) sesiapa yang berada di dunia ini (dalam keadaan) buta (matahatinya), maka ia juga buta di akhirat dan lebih sesat lagi jalannya” al-Israa’ (17:72)<span> </span>
Ada yang berpendapat fatrah masa pertunangan adalah waktu untuk berkenal-kenalan, jadi apa salahnya untuk keluar bersama ke taman-taman rekreasi, pusat hiburan dan sebagainya. Ini adalah pandangan yang fasad dan tidak diiktiraf oleh agama. Mana tidak semua hujah atau dalil tersebut berbaur khayalan dan bayangan iblis bagi memuaskan nafsu semata-mata.
Pendirian penulis berkenaan dengan no couple sebelum kahwin sememangnya tetap tegar dari sekolah, universiti sehinggalah penulis akan merasai nikmat berkahwin itu sendiri. Mungkin penulis antara individu yang amat tajam dalam mengkritik individu yang bercinta hingga meleret-leret sebelum kahwin.
Terkadang terasa rimas dengan sikap sesetengah daripada kawan-kawan yang bercinta kononnya, sungguh mengajar erti kesabaran. Mabuknya melampau-lampau. Tunduk ego kelakian, dan lembik tengok para wanita.
Bahkan penulis sering beranggapan golongan yang bercinta sebelum kahwin ini kadang-kadang boleh menjadi munafik. Bagaimana pula? Kenapa tidak, semasa bercinta semuanya sikap yang baik-baik ditonjolkan, daripada cakap-cakap romantik, hadiah yang tidak pernah putus-putus, puji-pujian yang melangit dan sebagainya. Tetapi selepas kahwin, berapa ramai yang kekal dengan lakonan masa cinta tengah mekar subur sebelum ini, jarang sekali akan ketemu mereka yang masih ingat pada skrip yang pernah dihamburkan dulu.
Inilah salah satu puca perceraian yang tinggi di tanah air kerana pasangan berasa tertipu selepas belang sebenar pasangan mereka terdedah bilamana merasai sendiri bayangan rumahtangga yang sebenar.
TIADA MATLAMAT HIDUP JELAS
Bagi yang sudah terdedah dengan gaya hidup bebas, keluar bersama untuk dating, beriba dan bertepuk tampar bukanlah sesuatu yang pelik. Penulis terkedu mendengar kisah hidup masyarakat muda-mudi Malaysia yang sudah ala-ala barat. Masalah ber-couple dan membawa balik pasangan ke rumah sudah menjadi perkara biasa, yang hairannya ibu bapa sendiri yang merestui hubungan haram itu.
Belum cerita lagi tidur sekatil yang makin menjadi ‘biasa’. Maksiat? Dosa? Semunya tidak terasa dek kerana matlamat menghalalkan cara.
Niat kami baik, bukan nak main-main pun, sampai masa kami kahwin la. Kamu sibuk kenapa? Macamlah baik sangat
Biasa dengarkan ayat di atas?
Lain pula ceritanya dengan pasangan yang berkopiah dan bertudung litup, terkadang penulis tergelak keseorangan dengan lakonan wara’ mereka. Berhenti solat di masjid semasa keluar bersama, maklumlah alim dan wara’, miscall qiamullail, sms tazkirah dan sebagainya antara skrip murahan harian mereka.
Mabuk orang bercinta ni memang dahsyat. Mengapa mabuk, rindu dendam yang sama tidak diaplikasikan dalam bercinta dengan Allah Taala. Pelik bukan? Mulut kita mengaku cinta Allah Taala, sayang Rasul s.a.w, namun amalannya masih jauh daripada hakikat sebenar.
Macam mana nak kenal peribadi bakal isteri kalau tak bergayut dulu antara alasan yang pernah diberikan kepada penulis.
Teringat penulis cerita lama orang tua kita yang berkahwin dan hanya mengenal pasangan masing-masing pada hari perkahwinan. Bahagia mereka lebih daripada pasangan moden yang kenal sampai ke dalam kainIjab dan Qabul. sebelum di-
Pastinya kenyatan ini dijawab kembali:
Ala itu dulu, sekarang dunia sudah maju, takkan nak ikut cara datuk nenek kita zaman jepun dulu” Penulis terkedu mendengar ayat berapi ini.




SAY : “NO COUPLE”
Persoalan cinta sebelum kahwin ini merupakan tajuk yang panjang. Cinta tidak semestinya membawa kepada couple, namun bahkan cinta boleh menjadi wasilah kepada mungkar lain yang mungkin berlaku tanpa couple.
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٲجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٍ۬ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا
Allah Taala berfirman yang bermaksud: “Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” al-Furqan (25:74)
Magnet jantina ini sebenarnya satu fitrah dalam kehidupan manusia. Hal ini bukanlah perkara baru bagi kehidupan pelajar ditambah lagi dengan faktor umur di alam kampus tarikan untuk berpasang pasangan merupakan perkara lumrah dan mendarah-daging dalam diri mereka.
Perkenalan di alam sekolah, kenal semasa kursus persediaan, kenal sebab sekelas atau satu universiti, kenal kerana pertukaran nota, bahkan kenal sewaktu sama-sama berprogram merupakan noktah pemulaan kepada eposid cinta remaja, mungkin cinta monyet.
Jadi bagi yang sudah bermula untuk mencari, semak balik niat anda. Bagi yang sudah tersasar jauh jadikan cinta Allah Taala benteng ampuh dalam mengawal karenah cinta anda yang bergelora. Akhirnya pesanan penulis kepada semua yang ingin dan tengah bercinta, jangan jadikan couple anda punca tawar hubungan suami isteri selepas kahwin.
Mengapa perlu mencari marah Allah Taala semata-mata mencari bahagia manusia yang tiada jaminan.
Jauhilah maksiat bercinta sebelum kahwin, sinonimnya cinta monyet ini.
“Ya Allah. Kami ingin belajar untuk mentaati perintah-Mu. Kami belajar untuk menjadi hamba-Mu yang soleh dan solehah. Kami seringkali jatuh dan bangun, jatuh dan bangun lagi, dan lagi. Semoga kami terus dipimpin oleh-Mu. Duhai Allah”
ameen. 
Share

KENAPA AL-QURAN BAHASA ARAB?

by Pesan-pesan al-Quran & Hadith on Friday, November 5, 2010 at 9:10am
Kira-kira 1398 tahun yang lepas, turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad S.A.W. pada tanggal 6 Ogos, 610. Ianya bersamaan dengan 17 Ramadhan, tahun ke-41 keputeraaan Baginda Nabi Muhammad SAW. Al Quran diturunkan pada malam jumaat di Gua Hira..


Dalam sejarah kehidupan Nabi SAW ayat al-Quran yang mula-mula diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan malaikat Jibrail ialah lima ayat pertama daripada surah Al-‘Alaq. maksudnya:


”Bacalah (wahai Muhammad) dengan nama Tuhan mu yang menciptakan (sekalian makhluk), Ia menciptakan manusia dari sebuku darah beku; Bacalah, dan Tuhan mu Yang Maha Pemurah, -Yang mengajar manusia melalui pena dan tulisan, -Ia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (al-‘alaq:1-5)


Penurunan al-Quran ... didahului dengan suatu kalimah ‘iqra’’ bermaksud ‘baca’ . Di mana membaca adalah kunci kepada penerokaan ilmu.... dan Al-Quran merupakan satu panduan lengkap pada umat Islam sejagat..... dunia dan akhirat.


Namun umat Islam masih tercari cari haluan sendiri, walau jelas Al Quran itu adalah sebaik panduan untuk dunia dan akhirat oleh Nabi Muhammad saw kepada umatnya.


Al Quran tetap utuh sehingga kini, salah satu sebabnya adalah kerana ianya di turunkan dalam bahasa Arab.


“ Setiap saat, lahir orang-orang alim yang mampu menghafal isi kandungan Kitab Suci Al-Quran. Hatta, orang buta atau anak kecil. Itulah bezanya dengan Kitab Suci lain [Lanjutan Universalitas Al-Qur’an bagian 2- habis]“ Oleh: Qosim Nursheha Dzulhadi *)


“Mengapa Al-Quran diturunkan kepada seorang Nabi yang  buta huruf (ummiy)?


Mengapa tidak diberikan kepada pembesar Mekkah maupun Tha’if saja?”


Pertanyaan seperti ini sering terjadi.


Sama hal nya dengan pernyataan, “Mengapa Al-Qur’an berbahasa Arab?”


Banyak dalil yang mengungkap hal ini. Diantaranya; QS. 12: 2, 14: 4, 13: 37, 16: 103, 19: 97, 20: 113, 26: 193-195, 26: 198-199, 39: 28, 41: 3, 41: 44, 43: 3, 44: 58, dan 46 : 12.


Boleh dikata, hampir semua ayat tersebut menyatakan, bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dalam “bahasa Arab”. Adalah keliru jika karena Allah menurunkan Al-Quran ke dalam bahasa Arab kemudian dikatakan “tidak universal”.


Kenapa Allah memilih bahasa Arab? Bukan bahasa lain? Barangkali itu adalah hak Allah. Meski demikian, pilihan Allah mengapa Al-Quran itu dalam bahasa Arab boleh dijelaskan secara ilmiah.


Pertama, sampai hari ini, bahasa yang berasal dari rumpun Semit yang masih bertahan sempurna adalah bahasa Arab. Bahkan Bible (Old Testament) yang diklaim bahasa aslinya bahasa Ibrani (Hebrew) telah musnah, sehingga tidak ada naskah asli dari Perjanjian Lama. Meskipun begitu, menurut Isrâ’il Wilfinson, dalam bukunya Târîk al-Lughât al-Sâmiyyah (History of Semitic Language), seperti yang dikutip Prof. Al-A‘zamî, ternyata bahasa asli PL itu tidak disebut Ibrani.


Bahasa pra-pengasingan (pre-exilic language) yang digunakan oleh Yahudi adalah dialek Kanaan dan tidak dikenal sebagai Ibrani. Orang-orang Funisia (atau lebih tepatnya, orang-orang Kanaan) menemukan alfabet yang benar pertama kali ± 1500 S.M, berdasarkan huruf-huruf ketimbang gambar-gambar deskriptif.


Semua alfabet yang berturut-turut seterusnya adalah utang budi pada, dan berasal dari, pencapaian Kanaan ini. (Prof. Dr. M.M. Al-A‘zamî, The History of The Qur’ânic Text from Revelation to Compilation (edisi Indonesia), terjemah: Sohirin Solihin, dkk., GIP, 2005, hlm. 259).


New Testament (Gospel, Injil) yang diklaim bahasa aslinya adalah bahasa “Yunani” juga sudah hilang, sehingga tidak ada naskah asli dari Injil. Bahkan, ini bertentangan dengan bahasa Yesus, yang sama sekali tidak paham bahasa Yunani. Bukankah ini ‘mencederai’ saktralitas Injil yang diklaim sebagai ‘firman Tuhan’?


Kedua, bahasa Arab dikenal memiliki banyak kelebihan: (1) Sejak zaman dahulu kala hingga sekarang bahasa Arab itu merupakan bahasa yang hidup, (2) Bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan luas untuk menjelaskan tentang ketuhanan dan keakhiratan, (3) Bentuk-bentuk kata dalam bahasa Arab mempunyai tasrif (konjungsi), yang amat luas hingga dapat mencapai 3000 bentuk perubahan, yang demikian itu tak terdapat dalam bahasa lain. (Lihat, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag, edisi revisi, Juli 1989, hlm. 375 (foot-note).


Ketiga, Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW. dalam bahasa Arab yang nyata (bilisanin ‘Arabiyyin mubinin), agar menjadi: mukjizat yang kekal dan menjadi hidayah (sumber petunjuk) bagi seluruh manusia di setiap waktu (zaman) dan tempat (makan); untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya: dari kegelapan “syirik” kepada cahaya “tauhid”, dari kegelapan “kebodohan” kepada cahaya “pengetahuan”, dan dari kegelapan “kesesatan” kepada cahaya “hidayah”. Tiga poin itu berjalan terus atas izin Allah sampai dunia ini hancur, yakni Risalah (Islam), Rasul (Muhammad SAW) dan Kitab (Al-Qur’an)). (Lihat, Prof. Dr. Thaha Musthafa Abu Karisyah, Dawr al-Azhar wa Jami‘atihi fi Khidmat al-Lughah al-‘Arabiyyah wa al-Turats al-Islamiy, dalam buku Nadwat al-Lughah al-‘Arabiyyah, bayna al-Waqi‘ wa al-Ma’mul, 2001, hlm. 42).


Kerana Islam itu satu risalah (misi) yang “universal” dan “kekal”, maka mukjizatnya harus retoris (bayaniyyah), linguistik (lisaniyyah) yang kekal. Dan Allah telah berjanji untuk memelihara Al-Qur’an, seperti yang Ia jelaskan, “Sesungguhnya Kami yang menurunkan al-Dzikra (Al-Qur’an) dan Kami pula yang memeliharanya.” (Qs. 15: 9).


Keempat, menurut Syeikhu’l-Islam, Ibnu Taimiyah, “Taurat diturunkan dalam bahasa Ibrani saja. Dan Musa ‘alayhissalam tidak berbicara kecuali dengan bahasa itu. Begitu juga halnya dengan al-Masih: tidak berbicara tentang Taurat dan Injil serta perkara lain kecuali dengan bahasa Ibrani. Begitu juga dengan seluruh kitab. Ia tidak diturunkan kecuali dengan “satu bahasa” (bilisanin wahidin): dengan bahasa yang dengannya diturunkan kitab-kitab tersebut dan bahasa kaumnya yang diseru oleh para rasul.


Seluruh para Nabi, menyeru manusia lewat bahasa kaumnya yang mereka ketahui. Setelah itu, kitab-kitab dan perkataan para Nabi itu disampaikan: apakah diterjemahkan untuk mereka yang tidak tahu bahasa kitab tersebut, atau orang-orang belajar bahasa kitab tersebut sehingga mereka mengerti makna-maknanya. Atau, seorang utusan menjelaskan makna-makna apa yang dengannya ia diutus oleh Rasul dengan bahasanya…” (Lihat, Ibnu Taimiyah, al-Jawb al-Shahih liman Baddala Dina’l-Masih (Jawaban Yang Benar, Bagi Perubah Agama Kristus), (Cairo: Dar Ibnu al-Haytsam, 2003, jilid 1 (2 jilid), hlm. 188-189).


Sebagaimana Taurat dan Injil, Al-Quran diturunkan dalam satu bahasa, bahasa kaumnya. Bedanya, kenabian yang ada sebelum Islam, hanya diperuntukkan pada kaum tertentu atau zaman tertentu (lokalitas) saja. Nuh misalnya, hanya diutus kepada kaumnya (QS. 7: 59); Hud kepada kaumnya (QS. 7: 65); Shaleh kepada kaumnya (QS. 7: 73); Luth kepada kaumnya (QS. 7: 80); Syu‘aib kepada kaumnya (QS. 7: 85); dan Musa kepada Fir‘aun dan para punggawanya (QS. 7: 103).


Dakwah Nabi SAW di “Ummu’l-Qura”, sebagaimana arti yang sudah dijelaskan panjang lebar, bukan hanya dalam pengertian Mekkah semata. Juga bukan hanya untuk orang Quraisy, tidak pula untuk Jazirah Arabia saja, tapi untuk seluruh alam. (Baca QS. 25: 1, 34: 28, 7: 158, dan 9: 33).


Jika kalangan Nasrani menganggap Al-Quran tidak universal, maka, seharusnya yang lebih tidak universal justru Bible.


Meski bahasa Arab adalah bahasa yang rumit, namun bukanlah hal susah bagi umat Islam menghafalkannya. Ini berbeza dengan kitab suci lain, sebagaimana Bible misalnya.


Keuniversalan Al-Quran lainnya, dibuktikan dengan bagaimana Allah menjaganya melalui orang-orang alim dan yang memiliki kelebihan dalam menghafalkannya (tahfiz). Meski  terdiri dari ribuan ayat, dalam sejarah, selalu saja banyak orang mampu menghafalkannya secara cermat dan tepat. Hatta, ia orang buta atau anak kecil sekalipun. Al-Quran, mudah dihapal atau dilantunkan dengan gaya apapun. Diakui atau tidak, ini berbeda dengan Bible atau Injil.


Karena itu, setiap usaha apapun untuk menambah atau mengurangi Al-Quran baik yang dilakukan kalangan orientalis atau orang kafir dalam sepanjang sejarah selalu saja ketahuan.


Jangan hairan bila banyak umat Islam tiba-tiba ribut gara-gara ada Al-Quran palsu atau sengaja dipalsukan sebagaimana terjadi dalam kasus “The True Furqon.” Barangkali itulah cara Allah menjaganya.


Dan hebatnya, para penghafal Al-Quran, setiap saat selalu saja lahir dan bisa ditemukan di seluruh dunia.


Sebaliknya, bagi kita, belum pernah terdengar ada orang Kristian atau Yahudi yang hafal keseluruhan kitab suci mereka. Bahkan termasuk pendeta atau pastor sekalipun. Mengapa terjadi demikian? Saya fikir Anda lebih tahu jawapannya.


Wallahu a‘lamu bi al-shawab 
Share 

PESAN-PESAN AL-QURAN TENTANG TUJUAN HIDUP

by Pesan-pesan al-Quran & Hadith on Friday, October 29, 2010 at 8:12am
PESAN-PESAN AL-QURAN UNTUK TUJUAN HIDUP

  Bismillahirrahmaanirahiim

Dengan kerendahan hati mari kita simak pesan-pesan Al-qur'an tentang tujuan hidup yang sebenarnya
Nasehat ini untuk semuanya .......... Untuk mereka yang sudah memiliki arah......... Untuk mereka yang belum memiliki arah......... dan untuk mereka yang tidak memiliki arah. nasehat ini untuk semuanya....... Semua yang menginginkan kebaikan.

Nikah itu ibadah....... Nikah itu suci........... ingat itu...... Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan, bisa karena keturunan dan bisa karena agama. Jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan..... karena semua itu akan menyebabkan celaka. Jadikan agama sebagai alasan..... Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Tidak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta.... Namun...... jika cinta engkau jadikan sbg landasan, maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur. Jadikanlah " ALLAH " sebagai landasan...... Niscaya engkau akan selamat, Tidak saja dunia, tapi juga akherat....... Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan...... Niscaya mawaddah, sakinah dan rahmah akan tercapai.

Jangan engkau menginginkan menjadi raja dalam "istanamu"..... disambut istri ketika datang dan dilayani segala kebutuhan....... Jika ini kau lakukan "istanamu" tidak akan langgeng..

Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw.... tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena sang istri tercinta tdk mendengar kedatangannya.

Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika lapar........ Menjahit bajunya yang robek........

Jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam "istanamu"..... Disayang, dimanja dan dilayani suami...... Terpenuhi apa yang menjadi keinginanmu.... Jika itu engkau lakukan, "istanamu" akan menjadi neraka bagimu

Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu......... Jangan engkau terlalu menuruti istrimu...... Jika itu engkau lakukan akan celaka.... Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam dan yang putih, tidak akan dapat melihat yang benar dan yang salah..... Lihatlah bagaimana Allah menegur " Nabi "-mu tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan hanya karena menuruti kemauan sang istri.

Tegaslah terhadap istrimu..... Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah....... Jangan biarkan dia dengan kehendaknya...... Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth..... Di bawah bimbingan manusia pilihan, justru mereka menjadi penentang..... Istrimu bisa menjadi musuhmu....

Didiklah istrimu... Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama yang loyal terhadap tugas suami, Ibrahim. Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya...... Jadikan dia sebagaiKhadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang suami Muhammad saw menerima tugas risalah.....
Istrimu adalah tanggung jawabmu.... Jangan kau larang mereka taat kepada Allah..... Biarkan mereka menjadi wanita shalilah... Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam.... Jangan kau belenggu mereka dengan egomu...

Jika engkau menjadi istri... Jangan engkau paksa suamimu menurutimu... Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah...... Siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami..... Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya.... Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.

Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu.... Jangan kau usik suamimu dengan tangismu.... Jika itu kau lakukan..... Kecintaannya terhadapmu akan memaksanya menjadi pendurhaka...... jangan..........

Jika engkau menjadi Bapak...... Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim Jadilah bapak yang kasih seperti Muhammad saw Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah.......... Ajaklah mereka taat kepada Allah....... Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti....... Jadikan dia sebagai Ismail yang taat....... Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan'an yang durhaka.

Mohonlah kepada Allah.......... Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih..... Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Jika engkau menjadi ibu.... Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh.... Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu.... Jadikanlah mereka mujahid......... Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah..... Jangan biarkan mereka bermanja-manja.....

Amin....
Share

MEDIA MASSA MERANGSANG SEKS BEBAS

by Pesan-pesan al-Quran & Hadith on Friday, October 22, 2010 at 6:15pm
Media Massa Merangsang Seks Bebas

Pornografi menjadi sebuah industri yang besar pada hari ini. Segala bentuk media massa digunakan bagi menyalurkan adegan-adegan lucah. Pada tahun 2003, 83 peratus episod yang ditayangkan dalam 20 rancangan TV yang diminati remaja belasan tahun di Amerika mengandungi gambar-gambar lucah dan 20 peratus daripadanya menunjukkan adegan hubungan seks secara jelas. Di samping itu, unsur-unsur seks juga terdapat dalam lagu-lagu yang diminati remaja pada hari ini. Sebabai contoh, pada tahun 1999, 42 peratus daripada lagu-lagu Inggeris yang popular mengandungi lirik-lirik lucah dan 19 peratus daripadanya menceritakan mengenai hubungan seks. Hal ini dinyatakan di Focus Adolescent Services (Online) di www.focusas.com.

Pada hari ini, antara media yang begitu ghairah memaparkan gambar-gambar dan adegan adalah internet. Mengikut Internet Filter Reviews 2006, di bawah tajuk Internet Pornography Statistics, terdapat 4.2 juta laman web dengan 372 juta helaian keseluruhannya memaparkan adegan-adegan lucah di seluruh dunia. Dalam masa setahun, jumlah mereka yang menziarahi laman-laman ini mencecah 72 juta orang. Kebanyakan pelanggan yang menziarahi laman-laman ini adalah remaja dalam lingkungan umur 12 hingga 17 tahun.

Kajian yang dilakukan oleh MSNBC pada tahun 2004 ke atas 15,000 pengguna internet mendapati, 32 peratus  daripada golongan wanita dan 13 peratus daripada pihak lelaki berpendapat internet menggalakkan perzinaan. Dalam kajian yang lain yang dimuatkan di BBC News Online, 30 peratus pengguna internet yang bercinta melalui internet kemudiannya menemui kekasih mereka dan berzina di alam nyata.

Kajian di Britain menunjukkan, fenomena ini menjadi sebab musabab meningkatnya peratus perceraian dalam masyarakat. Hal ini didedahkan di dalam buku bertajuk In Bed with the Web: Internet And The New Adultery. Salah seorang penulis buku ini adalah Yannick Chatelain.

Industri pornografi begitu menguntungkan. Ia mendatangkan pulangan haram yang lumayan. Mengikut Internet Filter Reviews 2006, industri pornografi mengaut keuntungan keseluruhan berjumlah $57 bilion dalam masa setahun, majoritinya (iaitu $20 bilion), melalui video-video seks lucah.

Benarlah kata nabi yang bermaksud, “Akan muncul daripada umatku mereka yang menghalalkan perbuatan zina, menghalalkan sutera bagi lelaki, minuman arak dan lagu-lagu yang melalaikan.” Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari.”

Secara dasarnya Islam mengutuk segala bentuk perzinaan dan segala perkara yang membawa kepadanya diharamkan oleh Islam. Allah menjelaskan dalam surah al-Israk  ayat 32, “Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina adalah satu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”

Justeru, ajaran Islam didatangkan Allah bagi menjaga lima maslahat utama iaitu agama, nyawa, akal, keturunan dan harta benda. Kelima-lima ini dikenali sebagai maslahat daruriyat. Ia adalah keperluan asas dalam kehidupan. Sekiranya perkara-perkara ini luput, kehidupan pasti hancur dan segala apa yang dinikmati akan musnah. Di samping itu, ia mendatangkan seksaan pada Hari Kiamat.

Oleh sebab aspek pemeliharaan keturunan adalah penting dalam Islam, syariat Islam memeliharanya dengan mengizinkan pergaulan serta percampuran antara lelaki dan perempuan melalui perkahwinan yang sah. Sebaliknya, mereka yang berzina dihukum dengan keras oleh agama.

Sebenarnya, alat kelamin adalah amanah. Justeru, ia perlu dipelihara berpandukan landasan syariat. Berhubung dengan ini, sahabat Abdullah bin Amr bin al-As berkata, “Amanah adalah alat kelamin manusia. Sekiranya manusia mampu menjaga amanah ini, Allah akan memelihara dirinya dan keturunannya.”

Share

BILA AL-QURAN BERBICARA!

by Pesan-pesan al-Quran & Hadith on Saturday, October 16, 2010 at 5:46pm
(QS Al A'raaf [7] : 36).
Bila Al Qur'an boleh berbicara!
Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa... Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku... Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah... Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?
Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.
Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau..... Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa. Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...
Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku (Basmalah) Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku
Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah
Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali Itupun hanya beberapa lembar dariku Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.
Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan? Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selama melaluinya.
Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu... Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu... Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu.. Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.
Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati... Di kuburmu nanti.... Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan Yang akan membantu engkau membela diri Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu Dari perjalanan di alam akhirat Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu
Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.
Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu... Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu
Sentuhilah aku kembali... Baca dan pelajari lagi aku.... Setiap datangnya pagi dan sore hari Seperti dulu....dulu sekali... Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos... Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan biarkan aku sendiri.... Dalam bisu dan sepi....
"Utamakan SELAMAT dan SEHAT untuk duniamu, Utamakan SHOLAT dan ZAKAT untuk akhiratmu"


Share
  • By Pesan-pesan al-Quran & Hadith · Saturday, October 16, 2010
    Orang Islam sekarang ramai yang tahu baca Quran. Makin banyak institusi menghafaz al-Quran diwujudkan. Makin ramai guru JQAF mengajar al-Quran di Sekolah Kebangsaan. Belum lagi kelas-kelas KAFA, sekolah agama rakyat dan kelas-kelas persendirian. Orang kita juga sering jadi johan pertandingan tilawah al-Quran peringkat antarabangsa.
    Bezanya para saha...
    View Full Note
  • By Pesan-pesan al-Quran & Hadith · Wednesday, October 13, 2010
    Matahari penting bagi kehidupan di dunia. Cahayanya diumpamakan seperti nadi bagi kehidupan di bumi kerana hampir kesemua jenis hidupan di bumi ini memerlukannya dan memanafaatkanya melalui proses fotosintesis.
    Didalam Quran matahari disebutkan sebagai objek yang mengeluarkan cahaya dan bulan  kesan daripada cahaya matahari itu. Dalam surah al-Furqa...
    View Full Note
  • By Pesan-pesan al-Quran & Hadith · Wednesday, October 13, 2010
             Alam semesta mempunyai  permulaanya. Dalam surah  al-Anbiyak  ayat 30 Allah berkata, “Apakah orang kafir itu tidak mengetahui langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (ratqa) kemudian kami pisahkan antara keduanya(fataq).Dan daripada iar kami jadikan segala sesuatu yang hidup”.
          Ayat ini menjelaskan mengenai 2 perkara...
    View Full Note
  • By Pesan-pesan al-Quran & Hadith · Tuesday, October 12, 2010
             Alam semesta mempunyai  permulaanya. Dalam surah  al-Anbiyak  ayat 30 Allah berkata, “Apakah orang kafir itu tidak mengetahui langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (ratqa) kemudian kami pisahkan antara keduanya(fataq).Dan daripada iar kami jadikan segala sesuatu yang hidup”.
          Ayat ini menjelaskan mengenai 2 perkara...
    View Full Note
  • By Pesan-pesan al-Quran & Hadith · Tuesday, October 12, 2010
    NABI MUHAMMAD DALAM KITAB AGAMA HINDU     : by danial&iqram

    ~NARASHANGSA

    Merujuk kepada ayat-ayat di dalam Vedas contohnya di dalam Amar Kosh bab Manusia ayat 1,Nar dalam bahasa sanskrit bermaksud 'manusia' dan Ashangsa bermaksud yg terpuji.Justeru, Narasahangsa bermaksud 'Dia yang Dipuji' dan apabila ini dikaitkan dengan peribadi seseorang, ia mel...
    View Full Note
  • By Pesan-pesan al-Quran & Hadith · Tuesday, October 12, 2010
    MUHAMMAD DALAM KITAB BUDHA         oleh: Danial&Iqram

       Dalam agama Budha,perkataan Budha bermaksud ‘seorang yang bijaksana’ atau ‘dia yang mendapat petunjuk’. Kadang kala istilah ini digunakan dengan maksud ‘nabi’.Guatama Budha pernah menceritakan kedatangan seorang Antim Budha.Perkataan Antim bermaksud ‘yang terakhir’ dan Antim Budha bermaksud ‘...
    View Full Note
11-16 of 16 ResultsNotes Help

Comments

Popular posts from this blog