“PESAN TEMPAT DI NERAKA”, SUNGGUH PEDIH ORANG YANG MENENTANG TUHANNYA

Sungguh tragis note ceritera yang dikirim oleh saudariku Azizah Aible ini berjudul “PESANKAN TEMPAT DI NERAKA” mengungkapkan bahwa seorang wanita yang menemui ajalnya dalam keadaan memesan neraka, meninggal dunia dalam keadaan menantang Tuhan-nya. Ceritranya adalah : Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi Muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan etika. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa terjaga. Jilbab memang memiliki multifungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang,,, di sebuah mikrobus, ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang 'perhatian' kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya sendiri. Disamping itu, pakaian tersebut juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Orang tua itu bicara agak hati-hati, pelan-pelan, sebagaimana seorang bapak terhadap anaknya.

Apa respon perempuan muda tersebut? Rupanya dia tersinggung, lalu ia ekspresikan kemarahannya karena merasa hak privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang. "Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!"

Sebuah respon yang sangat frontal. Orang tua berjanggut itu hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut kaget, lalu terdiam. Detik-detik berikutnya, suasana begitu senyap. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak terkecuali perempuan muda itu. Lalu sampailah perjalanan di penghujung tujuan, di terminal terakhir mikrobus Alexandria . Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun, tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tidur, karena posisi tidurnya berada dekat pintu keluar.

"Bangunkan saja!" kata seorang penumpang. "Iya, bangunkan saja!" teriak yang lainnya.  Gadis itu tetap bungkam, tiada bergeming. Salah seorang mencoba penumpang lain yang tadi duduk di dekatnya mendekati si wanita, dan menggerak-gerakkan tubuh si gadis agar posisinya berpindah. Namun, astaghfirullah! Apakah yang terjadi? Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya dalam keadaan memesan neraka!
Kontan seisi mikrobus berucap istighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya. Ada pula yang histeris meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan. Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya....Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat...Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk...Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah...Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbing-Nya. Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat dengan-NYA semakin dekat. Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar...mumpung kesempatan itu masih ada! Apakah booking tempatnya terpenuhi di alam sana? Wallahu a'lam.

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh…

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 217, "Barangsiapa murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran maka mereka itulah  yang  sia-sia amalannya di dunia dan diakherat, dan mereka itulah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya". Ayat ini menunjukkan akan keadaan seseorang yang kufur setelah Islam (secara bahasa namanya "riddah" ). 

Riddah itu ada empat macam, yaitu :

1.  Riddah dengan "ucapan". Seperti mencaci Allah atau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau malaikat-malaikat-Nya atau salah seorang dari rasul-Nya, atau mengaku mengetahui ilmu ghaib atau mengaku nabi atau membenarkan orang yang mengaku sebagai nabi atau berdoa kepada selain Allah atau memohon pertolongan kepadanya, sesuatu yang tidak kuasa dilakukan kecuali oleh Allah atau berlindung kepadanya dalam hal yang juga tidak kuasa dilakukan kecuali oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2.  Riddah dengan "perbuatan". Seperti sujud kepada patung, pohon, batu, kuburan dan memberikan sembelihan untuknya. Termasuk juga membuang mushaf Al-Qur'an di tempat-tempat yang kotor, melakukan sihir, mempelajari dan mengajarkannya serta memutuskan hukum dengan selain apa yang diturunkan Allah dan meyakini kebolehannya.

3.  Riddah dengan "i'tiqad (kepercayaan)". Seperti kepercayaan adanya sekutu bagi Allah atau kepercayaan bahwa zina, khamar dan riba adalah halal, atau percaya bahwa roti adalah haram, shalat adalah tidak wajib atau hal semisalnya yang telah disepakati kehalalan, keharaman atau wajibnya secara ijma' (konsensus) yang pasti, yang tidak seorang pun tidak mengetahuinya.

4.  Riddah dengan "keraguan tentang sesuatu sebagaimana yang disebutkan di atas".  Seperti ragu tentang diharamkannya syirik atau diharamkannya zina atau khamar, atau ragu tentang halalnya roti atau ragu terhadap risalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, risalah nabi-nabi selainnya, atau ragu tentang kebenarannya, ragu tentang agama Islam atau ragu tentang kesesuaiannya dengan jaman sekarang.

Barangsiapa berbuat syirik kepada Allah berarti dia membangkang, sombong dan memusuhi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena syirik itu adalah menyamakan selain Allah dengan Allah.

Menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal kekhususan Allah, seperti berdoa kepada selain Allah di samping berdoa kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih kurban, bernadzar, berdoa dan sebagainya kepada selain-Nya itu namanya syirik. Oleh karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu adalah kezhaliman yang paling besar. Allah tidak akan mengampuni orang musyrik, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya. Orang musyrik itu halal darah dan hartanya. Karena itu, syirik adalah dosa yang paling besar. Syurgapun diharamkan bagi orang musyrik dan syirik dapat menghapuskan pahala segala amal kebaikannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegaskan dalam firman-Nya, “Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar” (Luqman ayat 13). “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” (An-Nisa’ ayat 48). “Sesungguhnya orang yang menyekutukan (sesuatu dengan) Allah maka pasti Allah mengharankan kepadanya Syurga dan tempatnya adalah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun” (Al-Maidah ayat 72). “Seandainya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan”“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, ‘Jika kamu menyekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi” (Az-Zumaar ayat 65). (Al-An’am ayat 88).

Dari ayat-ayat tersebut, bahwa syirik merupakan suatu kekurangan dan aib yang Allah Subhanahu wa Ta’ala mensucikan diri dari keduanya.  Oleh karena itu, barangsiapa berbuat syirik kepada Allah berarti ia menetapkan untuk Allah apa yang Dia mensucikan diri daripadanya. Dan hal ini adalah puncak pembangkangan, kesombongan dan permusuhan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Diceriterakan dalam buku-buku Islam, bahwa yang paling pedih siksaan seseorang menjelang ajalnya adalah dalam keadaan haus dengan hati terbakar. Pada saat itu, syaitan mendapat kesempatan untuk melepas keimanan seseorang. Syaitan datang di dekat kepalanya dengan membawa semangkuk air, kemudian syaitan menggerak-gerakan mangkuk tersebut di hadapan orang mukmin tadi. Orang mukmin itu berkata, : “Berikan aku air”. Ia tidak mengetahui bahwa yang membawa mangkuk adalah syaitan. Syaitan kemudian berkata, “Katakan, bahwa tidak ada yang menciptakan alam ini. Setelah itu, aku akan berikan air ini kepadamu”. Jika orang itu dalam keberuntungan, maka ia tidak akan menjawab sedikitpun dari permintaan syaitan yang menyesatkan.

Syaitan datang lagi dari arah kedua telapak kakinya dengan menggerak-gerakan mangkuk yang berisi air. Orang itu berkata, “Berilah aku air”. Syaitan menjawab, “Katakan dahulu, bahwa Rosul itu pembohong. Setelah itu, air ini akan aku berikan kepadamu”. Barangsiapa yang celaka, ia akan menjawab perintah sesat tersebut, karena tidak sabar atas kehausannya, dan akhirnya keluarlah ia dari dunia ini dalam keadaan kafir. Na’udzu billahi min dzalik...... Sebaliknya, barangsiapa yang beruntung ia akan mengembalikan ucapan syetan tersebut, karena dirinya mengetahui siapa yang mengajak kekufuran dan kesesatan di saat ajalnya akan tiba, tidak lain adalah syaitan.

Manshur bin Ammar berkata, “Apabila telah dekat kematian, seorang hamba (dirinya) dibagi menjadi lima bagian, yaitu (1) hartanya untuk ahli waris (2) ruhnya untuk malaikat maut (3) dagingnya untuk makanan ulat, tulangnya untuk tanah, (4) kebaikannya untuk musuhnya dan (5) syetan untuk mencopot imannya”.  Manshur bin Ammar berkata lagi, “Kalau ahli waris itu menghilangkan hartanya dijinkan. Ulat memakan dagingnya diijnkan. Musuhnya menghilangkan kebaikannya diijinkan. Semoga iman tidak hilang ketika mati, karena hilangnya iman berarti berpisah dari agama tauhid, sedangkan pisah ruh dari jasad tidak berarti ia berpisah dengan Tuhannya. Tidak ada seorangpun yang mengetahui apa yang terjadi setelah ia berpisah dengan ruhnya, kecuali Allah. Maka celakalah dia, jika sampai lepas di saat ruhnya berpisah dari jasadnya”.

Rosulullah pernah ditanya mengenai makna firman Allah Subhanahu wa Ta’ala “yauma yunfakhu fiish shuuri fataatuuna afwijaan”, artinya “Hari (yang pada waktu itu) ditiup Sangkakala, lalu kamu datang berkelompok-kelompok”. Mendengar pertanyaan ini Rosulullah menangis. Kemudian beliau bersabda : “Wahai orang yang bertanya, kamu bertanya kepadaku mengenai persoalan yang besar. Pada waktu itu adalah hari kiamat, dimana kaum dan umatku dikumpulkan menjadi duabelas golongan/bagian, yaitu :
1.    Mereka berkumpul dalam bentuk kera, yaitu orang-orang yang suka memfitnah seperti disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 191, “Dan fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan”.
2.   Mereka berkumpul dalam bentuk babi hutan, yaitu orang-orang yang suka makan barang haram sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Maidah ayat 42, “Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram”.
3.   Mereka berkumpul dalam keadaan buta dan bingung dan juga digantung oleh manusia lainnya,“Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (memerintahkan kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. yaitu orang-orang yang melewati batas dalam hukum, seperti disebutkan dalam Surat An-Nisa ayat 58,
4.   Mereka berkumpul dalam keadaan bisu dan tuli, yaitu orang-orang yang menyombongkan diri dengan amal perbuatannya, seperti disebutkan dalam Surat An-Nisa ayat 44, “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dengan membanggakan dirinya”.
5.  Mereka berkumpul  dengan mulutnya mengalirkan nanah, dan menanam lidahnya, yaitu para ulama yang menyimpang antara perkataan dengan perbuatannya, sebagaimana Surat Al-Baqarah ayat 44, “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan dirimu sendiri”.
6.  Mereka berkumpul dengan kondisi tubuhnya penuh dengan luka terbakar dari api neraka , yaitu orang-orang yang menjadi saksi palsu dan dusta, sebagaimana Surat An-Nahl ayat 105, “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang yang pendusta”.
7.   Mereka berkumpul dengan keadaan telapak kakinya berada di dahinya, diikatkan pada rambut kepalanya, dan bau mereka sangat busuk (seperti bau bangkai). Mereka ini dalah orang-orang yang mengikuti syahwat dan kelezatan serta keharaman, seperti dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 80, “Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akherat”.
8.   Mereka berkumpul dalam keadaan mabuk (jalannya jatuh bangun, ke kanan dan ke kiri), lidahnya keluar dari tengkuknya. Mereka inilah orang-orang yang mencegah hak Allah sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 207, “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik”.
9.   Mereka berkumpul dengan memakai celak dari tembaga merah, yaitu orang-orang yang tidak menjauhkan diri dari perbuatan ghibah (menggunjing), seperti  firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surat Al-Hujurat ayat 12, “Dan jangan kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain”.
10.  Mereka berkumpul dengan keadaan lisan (lidahnya) keluar dari tengkuknya, yaitu orang-orang yang suka mengadu domba atau berkhianat atau munafik sebagaimana ditegaskan dalam Surat Al-Anfal ayat 27, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rosul (Muhammad), dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu sedangkan kamu mengetahui”.
11.   Mereka berkumpul dalam keadaan mabuk yaitu orang-orang yang suka membicarakan hal-hal keduniaan di dalam masjid. Sebab masjid adalah tempat suci yang hanya untuk beribadah, seperti dijelaskan dalam Surat Jin ayat 18,  “Dan sesungguhnya masjid itu kepunyaan Allah”.
12.   Mereka berkumpul dalam bentuk babi hutan (celeng) yaitu orang-orang yang suka memakan barang riba, seperti yang difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surat Ali Imran ayat 130, “Janganlah kamu memakan riba dengan berlipatganda”.

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa begitu pedih azab yang menimpa orang-orang yang melanggar perintah-Nya, dan hal ini terbukti apa yang telah diceriterakan dalam note mengenai seseorang yang menantang Tuhannya dengan memesan neraka.

Semoga uraian ini memberikan peringatan kita semua bahwa Allah Maha Kuasa lagi Maha Adil….amiin. Bilahit taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Share

Comments

Popular posts from this blog