Dosa Dibalik Jilbab “Gaul”
Alhamdulillah, kesadaran memakai jilbab telah mulai tumbuh di
kebanyakan wanita muslimah di tanah air kita. Memakai jilbab sudah bukan
merupakan barang aneh atau terlarang di tempat kerja. Namun, seiring
dengan perkembangan zaman dan terbukanya era globalisasi, banyak sekali
dari wanita muslim yang ingin berpakaian syar’i, mereka ingin memakai
jilbab, tapi mereka juga ingin tampil modis dan cantik. Mereka memakai
jilbab karena mengikuti trend atau agar
terlihat “Islami”, terlihat lebih anggun dan cantik, atau hanya
ikut-ikutan saja. Maka mereka pun lebih mementingkan faktor
keindahannya, keanggunan dan gaya, TANPA MEMPEDULIKAN SUDAH BENAR ATAU
BELUM JILBAB YANG DIGUNAKANNYA.
Tak pelak, kita dapatkan
seorang wanita muslim mengenakan kerudung yang menutupi kepala dan
rambutnya, namun berpakaian tipis dan transparan, atau ketat sehingga
menampakkan lekuk tubuhnya. Contohnya, kepala dibalut kerudung/jilbab,
tapi berbaju atau berkaos ketat, bercelana jeans atau legging yang
mencetak lekuk tubuhnya.
Fenomena inilah yang mulai menjamur
dan membingungkan kebanyakan orang awam, sebagian mereka berkomentar
“MASIH MENDING PAKAI JILBAB GAUL DARIPADA GAK PAKE SAMA SEKALI!!” Yang
lain berkomentar, “LHO, INI KAN MASIH DALAM TAHAP BELAJAR?!”, “YANG UDAH
PAKE JILBAB DIKOMENTARIN TERUS, TAPI GIMANA SAMA WANITA YANG PAKE
BIKINI? KOK GAK DIKOMENTARIN?” Dan komentar lainnya yang terkesan benar,
tapi sejatinya sangat-sangat jauh dari kebenaran. Karena seorang muslim
dituntut untuk menjalankan agama secara kaffah (total dan sempurna).
BAGAIMANA ISLAM MEMANDANG HAL FENOMENA INI?
ADAKAH DOSA DIBALIK JILBAB GAUL?
Jikalau kita cermati, jilbab yang dipakai oleh wanita muslimah itu
bermacam-macam. Bisa kita bagi secara umum menjadi 3 macam jilbab,
yaitu:
- Jilbab besar,
- Jilbab biasa,
- Jilbab gaul atau jilbab “funky bin jilbab nyekek leher” saja
Simak penjelasannya satu-persatu
- Jilbab besar adalah jilbab syar’i, yaitu jilbab yang menutup seluruh
aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak
ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir,
tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah. Pakaian syuhrah
adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih
popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal
(yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan dunia & perhiasannya)
maupun pakaian yang bernilai rendah (yang dipakai seseorang untuk
menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya’). (Imam Asy Syaukani
dalam Nailul Athar II/94)
- Adapun jilbab biasa adalah sama
dengan di atas, namun dengan ukuran yang sedang, tidak sebesar jilbab di
atas. Hukum jilbab seperti ini adalah tidak mengapa, asal sifat-sifat
yang ada pada jenis pertama (menutup seluruh aurat, tidak menjadi
perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak ketat, tidak
menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir, tidak berparfum
dan bukan termasuk pakaian syuhrah) masih bisa dipertahankan.
- Sedangkan jilbab gaul adalah jilbab yang lagi booming sekarang ini. Contoh-contohnya:
Ada yang memakai kerudung dengan bawahan rok yang hanya sebetis/ malah
kain yang dipakai berbelah di depan (split), ada yang hanya mengikatkan
kerudung pada kepala tanpa menutup dada, ada yang memakai bawahan hanya
ngepas pada mata kaki dan tanpa kaos kai, ada juga yang memakai baju
berlengan panjang hingga pergelangan tangan tanpa decker/kaos tangan,
sehingga jika diangkat tangannya maka akan terlihat perhiasan yang ada
di tangannya, ada yang pakai kerudung tapi untaian rambutnya lebih
panjang daripada kerudungnya ada yang pakai kerudung “saringan tahu”
karena saking tipisnya sehingga rambut dan ikat rambutnya terlihat
jelas, ada yang pakai jilbab dengan corak warna yang mencolok sehingga
bisa mencuri perhatian sekitar terutama laki-laki. Ada yang menghiasi
jilbab dengan renda dan asesoris yang mencolok seperti bros, yang
terakhir, ada yang jilbab “nyekek leher” lalu luarnya ditambah
kerudung/kain yang berbeda warna dengan yang di dalam, yang terlihat
seperti “Biarawati Nasrani” …wal iya dzubillah.
Bagi wanita
muslimah yang memakai jilbab jenis ketiga ini, apakah bisa dikatakan
sudah cukup dan lebih “mending” dan baik daripada yang tidak pakai sama
sekali?
Jawabannya, justru bisa jadi wanita tersebut berdosa
karena melanggar batasan-batasan syari’at tentang jilbab dan busana
muslimah. Hal ini jika kita cermati, niscaya banyak sekali
penyimpangan-penyimpangan dari jenis jilbab “gaul” ini, antara lain:
A. JILBAB GAUL TIDAK MENUTUP AURAT SECARA SEMPURNA (HANYA “MEMBUNGKUS” AURAT)
Aurat wanita adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan.
Namun, banyak dari busana muslimah saat ini, tidak menutupi aurat secara
keseluruhan. Masih ada saja celah-celah yang menampakkan aurat mereka.
Di antara mereka masih ada yang menampakkan leher, lengan, tangan, kaki.
Padahal jilbab syar’i adalah yang menutup aurat secara sempurna,
kecuali muka dan telapak tangan saja.
Dari Abu Dawud, dari
Aisyah berkata, bahwa Asma suatu kali mendatangi Rasulullah dengan
mengenakan pakaian tipis lalu Rasulullah berkata kepadanya,”Wahai Asma’,
wanita yang telah haid (maksudnya telah baligh), tidak boleh terlihat
darinya kecuali ini, beliau mengisyaratkan ke mukanya dan telapak
tangannya.” (HR.Abu Dawud no.4104)
B. JILBAB GAUL MENARIK PERHATIAN KAUM LELAKI
Di antara tujuan jilbab adalah melindungi diri dari godaan lelaki dan
menghindar dari fitnah, namun jilbab gaul justru malah menarik perhatian
kaum lelaki. Bagaimana mungkin jilbab justru menarik perhatian kaum
lelaki? Hal ini disebabkan antara lain:
- Jilbab gaul berwarna
warni dan dihiasi berbagai macam motif. Syaikh al Albani menegaskan,
“Tujuan disyari’atkannya memakai jilbab adalah untuk menutup perhiasan
wanita, maka tidak masuk akal jika seorang wanita muslim memakai jilbab
yang penuh motif & hiasan”. (Jilbab Mar’ah Muslimah: 120)
Oleh karenanya, Allah berfirman,”Dan janganlah menampakkan perhiasannya”
(QS.An Nur: 31). Keumuman ayat ini menunjukkan bahwa hiasan yang tidak
boleh ditampakkan adalah mencakup pakaian itu sendiri jika dipenuhi oleh
hiasan yang menarik perhatian kaum lelaki.
APAKAH BERARTI SEORANG WANITA MUSLIM HARUS MEMAKAI PAKAIAN HITAM?
Tidak juga, karena kriteria pakaian bagi muslimah adalah pakaian yang
berwarna lazim atau familiar, tidak menjadi pusat perhatian. Sehingga,
jika suatu daerah justru membenci warna hitam, maka tidak mengapa dia
memilih pakaian berwarna terang seperti merah, hijau, dll jika termasuk
pakaian yang lazim dipakai.
Ibrahim an Nakha’i suatu hari
bersama Alqamah mendatangi para istri Nabi, mereka berdua mendapatkan
istri para Nabi memakai pakaian berwarna merah. (Jilbab Mar’ah Muslimah:
122)
- Jilbab gaul tipis dan transparan
Menutup aurat
tidak mungkin terwujud dengan pakaian tipis dan transparan, justru
dengan pakaian tipis, akan menambah fitnah dan menjadi hiasan bagi kaum
wanita. Karenanya Nabi ﷺ bersabda, ”Dua golongan dari ahli Neraka yang
tidak pernah aku lihat: seseorang membawa cambuk seperti ekor sapi yang
dia memukul orang-orang, dan perempuan yang berpakaian tapi telanjang,
berlenggak-lenggok, kepalanya bagai punuk onta yang bergoyang. Mereka
tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapatkan baunya,sekalipun ia
bisa didapatkan sejauh perjalanan sekian dan sekian.” (HR.Muslim)
Ibnu Abdil Barr mengatakan,”Makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’ (berpakaian
tapi telanjang) adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang
menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota
tubuh yang wajib ditutup dengan sempurna). Mereka berpakaian, namun
hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Mar’ah Muslimah: 125-126)
- Jilbab Gaul ketat, memakai jilbab itu bertujuan menghindari fitnah,
dan hal ini tak mungkin terwujud dengan memakai pakaian ketat. Meskipun
terkadang pakaian ini menutupi warna kulit, namun pakaian seperti ini
menampakkan sebagian bahkan seluruh lekuk tubuh.
- Jilbab Gaul
berparfum, padahal Nabi ﷺ menegaskan,”Tidaklah seorang wanita memakai
minyak wangi lalu keluar melewati sebuah kaum supaya mereka mencium
parfumnya, maka sesungguhnya wanita itu adalah pezina.” (HR.Ahmad)
- Jilbab Gaul menyerupai wanita-wanita kafir, karena biasanya jilbab
gaul mengikuti mode yang sedang berkembang di dunia barat kemudian
dipoles sedikit dengan nuansa Islami, belum lagi dengan model yang
sedang nge- trend yang menyerupai biarawati nasrani..wal iya dzubillah
MENGAPA FENOMENA INI SEMAKIN MARAK DAN DIGANDRUNGI OLEH SEBAGIAN REMAJA PUTERI DAN WANITA MUSLIMAH?
Boleh jadi hal ini disebabkan pengetahuan mereka yang minim mengenai
jilbab yang syar’i. Sehingga mereka hanya ikut-ikutan saja, sebab
pemahaman keIslamannya masih minim. Atau mereka termakan berbagai
propaganda musuh-musuh Islam yang ingin menggiring kaum muslimah keluar
rumah dalam keadaan “telanjang” dengan alasan emansipasi, kesetaraan
gender,dll. Propaganda lainnya yang menyebutkan bahwa jilbab hanya adat
dan budaya negara Arab saja, dsb.
Bagaimana solusinya? Tentunya
dengan menanamkan pendidikan Islam secara menyeluruh dan
berkesinambungan kepada para generasi muda umat ini dimulai dari diri
mereka sendiri.
https://www.facebook.com/pages/WANITA-BIASA/244681998915422
Comments
Post a Comment