SUNNAH-SUNNAH & ADAB-ADAB HARI JUMAAT
Sungguh
pada Hari Jumat, terdapat banyak sekali amalan-amalan ringan yang insya
Allah memiliki keutamaan yang besar. Semoga dengan risalah singkat ini,
dapat menjadi tuntunan bagi ikhwan dan akhwat selama hari Jumat, baik
sebelum shalat, saat, dan setelahnya.
1. Kewajiban Menunaikan Shalat Jumat Ternyata masih banyak dari umat
Islam yang menyepelekan kewajiban shalat Jumat. Banyak juga yang lebih
mengutamakan perdagangan mereka, kuliah dan belajarnya, dan sebagainya
Padahal, Allah ta’ala telah berfirman: “Hai orang-orang beriman, apabila
diseru untuk menunaikan shalat Jum`at, maka bersegeralah kalian kepada
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui.(QS. Al-Jumu`ah : 9)
Mengenai siapa saja yang wajib menunaikan shalat Jumat, terdapat
hadits yaitu, Dari Thariq bin Syihab radhiyallahu `anhu bahwa Rasulullah
Shalallahu’alaihi wasallam bersabda,”Shalat Jumat itu adalah kewajiban
bagi setiap muslim dengan berjamaah, kecuali (tidak diwajibkan) atas 4
orang. [1] Budak, [2] Wanita, [3] Anak kecil dan [4] Orang sakit.” (HR.
Abu Daud) Dan andai saja orang-orang yang tidak melaksanakan shalat
Jumat berjamaah tahu akan hukumannya, harusnya mereka tidak akan
mengulanginya.
Dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah, mereka mendengar Rasulullah
bersabda: لَيَنتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمُ الجُمُعَةَ أَوْ
لَيَخْتَمَنَّ الله عَلَى قُلُوْبِهِمْ ثُمَّ لَيَكُوْنَنَّ مِنَ
الغَافِلِيْنَ “Hendaklah orang-orang berhenti dari meninggalkan shalat
Jumat atau Allah akan menutup hati mereka dari hidayah sehingga mereka
menjadi orang-orang yang lupa”.(HR. Muslim, An-Nasai dan Ahmad)
2. Kewajiban Mandi Wajib Dari Abu Sa’id Al Khudri, Rasulullah
shallahu’alaihi wasallam bersabda, “Mandi pada hari Jumat adalah wajib
bagi setiap orang yang baligh.” (HR. Bukhori dan Muslim).
3. Memakai Pakaian yang Baik dan Menggunakan Minyak Wangi Allah
Ta’ala berfirman يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ
مَسْجِدٍ “Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid.” (Al A’raf: 31) Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barang siapa mandi pada hari Jumat dan bersuci semampunya,
lalu memakai minyak rambut atau minyak wangi kemudian berangkat ke
masjid dan tidak memisahkan antara dua orang, lalu sholat sesuai yang
ditentukan baginya dan ketika imam memulai khotbah, ia diam dan
mendengarkannya maka akan diampuni dosanya mulai Jumaat ini sampai Jumaat
berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Bersegera ke Masjid Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata,
“Kami berpagi-pagi menuju sholat Jumat dan tidur siang setelah sholat
Jumaat.” (HR. Bukhari) Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dia berkata,
Nabi shalallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Pada hari jumat para
malaikat berdiri di pintu-pintu masjid sambil mencatat orang yang
pertama datang. Perumpamaan orang yang datang dengan di awal waktu
seperti orang yang menghadiahkan onta yang gemuk, (yang berikutnya)
seperti orang yang menghadiahkan sapi, (yang berikutnya) seperti orang
yang menghadiahkan kambing kibas, kemudian ayam betina, kemudian sebutir
telur. Jika Imam telah datang maka para malaikat menutup
lembaran-lembaran mereka, kemudian mereka mendengarkan dzikir.” (HR
Bukhari dan Muslim no.850)
5. Mencari Shaf Terdepan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Sekiranya manusia mengetahui betapa besarnya nilai atau
pahala bagi orang-orang yang memperkenalkan panggilan adzan dan
menempati shaf pertama, meskipun untuk itu mereka harus mengikuti
undian yang dibayar mahal, pastilah mereka mengikutinya” (HR Bukhari
Muslim). Juga sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam lainnya:
“Hadirilah shalat Jum’at dan carilah tempat yang dekat kepada imam,
karena seseorang yang selalu mencari tempat yang lebih jauh dari imam
akan dilambatkan masuk surga meskipun ia akan masuk” (HR Ahmad dan Abu
Daud)
6. Shalat Tahiyatul Masjid Sebelum Duduk Bagi mereka yang tiba di
masjid, sebaiknya melakukan amalan ringan berupa shalat sunnah dua
rakaat, bahkan seandainya khotib sudah naik, shalat ini tetap dianjurkan
untuk dilakukan. Diriwayatkan bahwa Sulaik datang pada hari Jum’at,
sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berkhutbah, ia
pun duduk, maka beliau pun bertanya padanya: “Wahai Sulaik, bangun dan
shalatlah dua raka’at, kerjakanlah dengan ringan.” Kemudian beliau
bersabda: “Jika salah seorang dari kalian datang pada hari Jumaat,
sedangkan Imam sedang berkhutbah, maka hendaklah ia shalat dua raka’at
dengan ringan.” (HR Muslim)
7. Tidak Memeluk Lutut Saat Mendengar Khutbah “Sahl bin Mu’ad bin
Anas mengatakan bahwa Rasulullah melarang Al Habwah (duduk sambil
memegang lutut) pada saat sholat Jumaat ketika imam sedang berkhotbah.”
(Hasan. HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
8. Diam dan Tidak Melakukan Perbuatan Sia-Sia Ternyata, perilaku ini
masih banyak dilanggar oleh sebagian kaum muslimin. Banyak di antara
mereka yang masih berbicara satu sama lain, bercanda, dan juga memainkan
alat komunikasi seperti handphone atau semacamnya. Padahal, perbuatan
tersebut dapat menghapus pahala amalan shalat jumatnya. Dari Aus bin Aus
Radhiyallallahu’anhu, dia berkata, Saya mendengar Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang berjima’ dengan
isterinya pada hari jumaat kemudian ia mandi dan segera berjalan menuju
masjid diawal waktu, duduk di dekat imam dan mendengarkan (khutbah)
tanpa melakukan perbuatan yang sia-sia, maka setiap satu langkahnya
mendapatkan pahala puasa dan pahala shalat malam selama setahun.” (HR
Ahmad, Abu Dawud, An Nasa’i, At Tirmidzi, Shahih Ibnu Hibban, Shahih
Ibnu Khuzaimah)
9. Tidak Berkata “Diam” atau Menegur Kepada Yang Lain Dari Abu
Hurairah, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
َإِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ أَنْصِتْ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْت
“Jika engkau mengatakan kepada temanmu, ‘Diam!’ Pada saat imam sedang
berkhutbah maka sungguh engkau telah berbuat sia-sia.” (HR Bukhari
no.883, Ahmad, dan Ad-Darimi) Jika menegur saja sudah dianggap sia-sia,
bagaimana bila berbicara saat khutbah? Jikalau harus memperingatkan,
menurut ulama, maksimal menggunakan isyarat ringan.
10. Shalat Sunnah Setelah Shalat Jumat Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam berrsabda, “Apabila kalian telah selesai mengerjakan sholat
Jumaat, maka sholatlah empat rakaat.” Amr menambahkan dalam riwayatnya
dari jalan Ibnu Idris, bahwa Suhail berkata, “Apabila engkau
tergesa-gesa karena sesuatu, maka sholatlah dua rakaat di masjid dan dua
rakaat apabila engkau pulang.” (HR. Muslim, Tirmidzi)
11. Memperbanyak Shalawat Nabi Dari Aus bin Aus radhiallahu anhu dia
berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ
أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ
فِيهِ فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ قَالَ فَقَالُوا يَا
رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرَمْتَ
قَالَ إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ
أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِمْ “Sesungguhnya hari
jumaat adalah di antara hari-hari kalian yang terbaik, karenanya
perbanyaklah shalawat kepadaku pada hari itu. Karena sesungguhnya
shalawat kalian disampaikan kepadaku.” Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimana shalawat kami disampaikan kepadamu, sementara
engkau telah meninggal?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Tabaraka
wa Ta’ala telah mengharamkan atas bumi untuk menghancurkan jasad para
nabi shallallahu ‘alaihim.” (HR. Abu Daud dan dinyatakan shahih oleh
Al-Bani)
12. Membaca Surat Al Kahfi Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma,
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, مَنْ قَرَأَ
سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ
قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ “Siapa yang membaca surat
Al-Kahfi pada hari Jumaat, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya
sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni
dosanya antara dua jumat.” [1]
13. Memperbanyak Doa Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radliyallah ‘anhu, dia bercerita:
“Abu Qasim (Rasululah) shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
“Sesungguhnya pada hari Jumaat itu terdapat satu waktu yang tidaklah
seorang hamba muslim berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah
bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya.”
Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk
menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat).” (Muttafaq ‘Alaih)
Mengenai waktunya, ada beberapa pendapat. Salah satunya adalah hadits
dari Abu Burdah bin Abu Musa Al Asy’ari, bahwasanya beliau mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ “
Saat itu berlangsung antara duduknya imam sampai selesainya shalat.” (HR. Muslim)
Juga pendapat lain berdasarkan hadits lainnya, yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْتَمِسُوا السَّاعَةَ الَّتِي تُرْجَى فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَى غَيْبُوبَةِ الشَّمْسِ
“Carilah saat yang sangat diharapkan pada hari Jum’at, yaitu setelah
‘Ashar sampai tenggelamnya matahari.” (HR. at Tirmidzi; dinilai Hasan
oleh al Albani di dalam Shahih at Tirmidzi dan Shahih at Targhib)
Begitulah sedikit tentang adab dan sunnah selama hari Jumaat. Semoga dapat diamalkan oleh kita semua. Wallahu a’lam. oleh: manhajtarbiyah
Footnote: ——————- [1] Al-Mundziri berkata: hadits ini diriwayatkan
oleh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak
apa-apa. (Dari kitab at-Targhib wa al-Tarhib: 1/298)http://www.kibar-uk.org
Comments
Post a Comment