Keaiban Yang Ditutup Allah
Kita sebagai manusia merupakan makhluk yang bersifat lemah dan hamba yang penuh dengan kebergantungan kepada Allah S.W.T.
Sepanjang kita hidup saban hari, kita tidak mungkin terlepas daripada
melakukan dosa. Dosa yang kita lakukan itu boleh jadi secara
terang-terangan atau secara sembunyi-sembunyi.
Dosa yang terang-terangan akan mengundang rasa malu kita terhadap
orang lain, melainkan jika hati kita sudah menjadi sekeras batu. Oleh
itu, kita lebih banyak melakukan dosa yang tersembunyi. Dosa yang tidak
siapa tahu melainkan kita dan Allah.
Daripada an-Nawas bin Sam'an R.A, Nabi S.A.W bersabda:
"Kebajikan itu keluhuran akhlak sedangkan dosa
adalah apa-apa yang dirimu merasa ragu-ragu dan kamu tidak suka jika
orang lain mengetahuinya." [HR Muslim]
Kalau dibukakan segala dosa yang kita lakukan, tentu tidak akan ada sesiapa yang akan menghormati kita.
Kalau Allah membuka segala dosa yang kita lakukan sembunyi-sembunyi
baik dalam pandangan, pendengaran, perbuatan, ataupun lintasan hati,
nescaya tidak akan ada pun manusia yang mahu memuji kita.
Pujian yang manusia berikan adalah atas zahir yang terlihat mata.
Namun, kita tentu lebih mengenali diri sendiri dan lebih tahu bagaimana
status kita.
Apakah kita berasa sangat suci sehingga tidak pernah melakukan dosa
di belakang manusia atau diri kita ini penuh dengan dosa rahsia?
Misalnya di saat kita seorang diri melayari internet dan tidak ada mata
lain yang melihat, apakah kita sudah melepasi batas penglihatan yang
diizinkan Allah?
Bagaimana dengan prasangka buruk dalam hati kita yang telah
dilemparkan kepada sekian banyak manusia lain tanpa pengetahuan mereka?
Bagaimana pula dengan perbuatan-perbuatan kita tatkala berseorangan?
Astaghfirullahalaziim, banyak sangat dosa kita!
Firman Allah:
"...Dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi..." [Surah al-An'am:151]
Allah Maha Penyayang dan Dia tahu betapa lemahnya kita. Lalu Dia
menutup keaiban-keaiban kita sehingga kita mampu berjalan di
tengah-tengah manusia tanpa rasa malu, sekalipun kita telah melakukan
segunung dosa di belakang mereka.
Namun, adalah sesuatu yang sangat takabur jika dengan Allah pun kita
tidak berasa malu. Bukankah Allah mengetahui apa yang tidak diketahui
oleh manusia lain tentang diri kita?
Maka, setiap kali kita ingin melakukan dosa di belakang manusia,
ingatlah bahawa ada Allah yang lebih patut kita rasa malu kepada-Nya
berbanding manusia.
Mengapa? Kerana di Akhirat kelak bukan manusia yang akan menghitung
amalan kita. Allah yang paling tahu tentang diri kita dan Dia jugalah
yang akan menghitung amalan kita.
Hanya dengan rahmat-Nya kita akan dimasukkan ke dalam Syurga. Kalau
kita merasakan lindungan Allah ke atas keaiban kita itu adalah satu zon
selesa, maka kita silap.
Boleh jadi keaiban yang Allah tutup sementara atas muka bumi ini akan
dibukakan kepada seluruh umat manusia di Akhirat kelak jika kita tak
benar-benar bertaubat kepadaNya.
Kadang-kadang kita suka mencanangkan dosa orang lain, sekalipun dosa
tersebut tidak diceritakannya kepada orang lain, hanya kepada kita.
Ingatlah akan sebuah hadis:
Daripada Abu Hurairah r.a. berkata:
"... Dan sesiapa yang menutup keaiban seorang
muslim maka Allah Ta'ala akan menutup keaibannya di dunia dan di
Akhirat. Dan Allah Ta'ala akan sentiasa menolong seorang hamba selama ia
menolong saudaranya..." [HR Muslim]
Hadis ini menyeru kita untuk memelihara keaiban orang lain. Sebagai
timbal balik, Allah akan menutup keaiban kita di dunia dan di Akhirat.
Subhanallah! Masihkah kita berhajat untuk mencanangkan dosa orang lain
sehingga Allah juga akan membuka keaiban kita nanti?
Malulah kepada Allah, takutlah kepada ancaman Allah. Jika kita hanya
malu kepada manusia, kita tidak akan malu berbuat dosa di belakang
mereka. Namun jika kita malu kepada Allah, kita akan sentiasa memelihara
diri daripada dosa, dalam terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.
Waspadalah akan firman Allah:
"Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita)
perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang
beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah
mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui." [Surah an-Nuur: 19]
Apabila Allah telah menutup keaiban kita, janganlah pula kita yang
membukanya. Setelah selesai dosa sembunyi-sembunyi kita, janganlah
diceritakan kepada orang lain. Renungilah sebuah hadis di bawah:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A ia berkata,
"Aku pernah mendengar Rasulullah S.A.W bersabda:
"Seluruh umatku akan diampuni dosa-dosa kecuali orang-orang yang
terang-terangan (berbuat dosa). Di antara orang-orang yang
terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang yang pada waktu malam
berbuat dosa, kemudian di waktu pagi ia menceritakan kepada manusia dosa
yang dia lakukan semalam, padahal Allah telah menutupi aibnya. Ia
berkata, "Wahai fulan, semalam aku berbuat ini dan itu". Sebenarnya pada
waktu malam Tuhannya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi justru
pagi harinya ia membuka aibnya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah."
[Muttafaqun 'alaih HR Bukhari dan Muslim]
Sungguh, Allah sentiasa menginginkan kebaikan bagi kita. Allah
sentiasa membuka peluang dan ruang bagi kita untuk kembali bertaubat
atas dosa yang kita lakukan di sebalik tabir.
Namun, kita yang sebenarnya tidak mengambil peluang dan tidak
menghargai tutupan-tutupan aib tersebut oleh Allah S.W.T. Setelah apa
yang Allah lindungi daripada sekian banyak keaiban kita, apakah tidak
wajar untuk kita bersyukur dan bertaubat? Renung-renungkan dan
muhasabahlah diri kita, insya-Allah.
Wahai sahabat pembaca yang dikasihi oleh Allah..
Elakkan diri kita membuka keaiban sendiri yang telah Allah tutupi..
Sesungguhnya aurat kita termasuk dalam kategori 'keaiban' yang perlu
dilindungi. Janganlah dedahkan untuk tatapan umum terutama sekali di
facebook/ twitter yang terlalu mudah untuk ditayang dan dihebahkan..
Ingatlah, setiap apa yang kita perlakukan akan dipertanggungjawabkan
oleh Allah di Akhirat nanti.. Jasad kita adalah amanah pinjaman
dari-Nya. Sampai waktu, ia tetap akan dikembalikan..
-Artikel Iluvislam.com
Comments
Post a Comment